Selembar kain dari Bali dijual senilai Rp 1,8 juta rupiah? Ya, kain senilai Rp 1,8 juta merupakan salah satu produk yang ditawarkan usaha Pertenunan Artha Dharma di Desa Sinabun, sebuah desa di Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Lalu, apa yang istimewa dari selembar kain itu?
"Bahannya sutra dan proses pembuatannya lama sekali," ujar Ketut Rajin, pemilik sekaligus pendiri Pertenunan Artha Dharma kepada detikcom pada Kamis (31/3/2022).
Kain senilai Rp 1,8 juta merupakan kain tenun Endek Bali yang dibuat langsung oleh tangan tangan terampil para perajin. Proses pembuatannya dilakukan secara tradisional, menggunakan alat tenun bukan mesin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memperoleh sebuah kain endek yang berkualitas baik, kata Rajin, memerlukan proses yang cukup panjang yang menyita waktu. Pembuatannya harus dilakukan secara teliti, agar hasilnya sesuai dengan motif yang diinginkan.
Sebelum ditenun, benang-benang tersebut ditata untuk menghasilkan motif tertentu. Proses ini memerlukan waktu dan konsentrasi penuh, karena satu benang dengan benang lainnya harus diikat satu per satu sesuai motif yang diinginkan. Proses ini bisa menghabiskan waktu hingga 1 bulan lamanya.
"Proses yang lama itu, pada proses awal yaitu sebelum benang ditenun, kurang lebih bisa menghabiskan waktu sampai 1 (satu) bulan lamanya. Kalau sudah proses tenun, satu perajin bisa menghasilkan satu kain per hari," imbuhnya.
Tenun karya Pertenunan Artha Dharma menggunakan desain motif yang beragam, sebagian besar terinspirasi dari kearifan lokal yang ada di Kabupaten Buleleng. Motif flora dan fauna merupakan yang paling umum digunakan. Tujuannya untuk memperkenalkan khasanah budaya maupun flora dan fauna di Buleleng kepada khalayak ramai.
Selain menjual kain endek senilai Rp 1,8 juta, Pertenunan Artha Dharma juga menjual kain endek dari bahan katun dengan harga bervariasi mulai dari Rp. 350.000 hingga Rp. 1,2 juta.
(mud/mud)