Nestapa Si Kocong Dideportasi-Tewasnya Eks Bupati Jembrana dan Istri

Terpopuler Sepekan

Nestapa Si Kocong Dideportasi-Tewasnya Eks Bupati Jembrana dan Istri

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 11 Agu 2024 09:54 WIB
Si Kocong, bocah Ukraina yang viral di Ubud, Gianyar, Bali.
Foto: Potret Si Kocong kala bermain-main dengan tukang bangunan di sebuah proyek di Ubud, Gianyar. (dok. Istimewa)
Denpasar -

Jalanan Ubud, Gianyar, tak lagi diramaikan ulah Si Kocong, bocah asal Ukraina viral yang kerap bertualang sendirian di wilayah Ubud. Kabar terkait Si Kocong dan ibunya dideportasi menjadi artikel paling populer di detikBali selama sepekan belakangan.

Kocong dan ibunya tak bisa lebih lama lagi tinggal di Pulau Dewata lantaran izin tinggalnya habis lebih dari setengah tahun. Ibu Kocong juga tak memiliki uang. Bahkan, mereka hidup di Bali mengandalkan belas kasihan warga.

Selanjutnya, ada kabar terkait rencana pembangunan jalan underpass dari Tohpati, Denpasar Timur, menuju Jimbaran, Badung. Proyek underpass dengan jarak yang panjang itu diperkirakan menghabiskan anggaran besar. Maka, proyek itu akan digarap gotong royong pemerintah daerah dan pusat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terbakarnya kapal tanker di perairan Karangasem yang menewaskan lima orang juga banyak menarik perhatian. Sejauh ini, RSUP Prof IGNG Ngoerah baru bisa mengidentifikasi satu jenazah. Kondisi jenazah dengan luka bakar cukup para menyulitkan proses identifikasi. Bahkan. dua di antaranya sulit dikenali.

Dari Universitas Udayana (Unud), ada kabar duka. Mantan rektor I Nyoman Gde Antara meninggal dunia setelah sempat dirawat selama tiga hari karena keluhan diare. Sebelumnya, Antara pernah terjerat kasus korupsi dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI). Namun, dia divonis bebas di Pengadilan Tipikor Denpasar.

ADVERTISEMENT

Terakhir, berita paling menghebohkan menjelang akhir pekan adalah penemuan dua sosok mayat di sebuah rumah di Jalan Gurita, Sesetan. Korban merupakan mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana dan istrinya, Ayu Sri Wulan Trisna. Berikut rangkuman berita terpopuler sepekan di detikBali dalam rubrik Bali Sepekan.


Si Kocong dan Ibunya Dideportasi ke Ukraina

Bocah asal Ukraina 'Si Kocong' dideportasi dari Bali dengan penerbangan dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Kamis (8/8/2024) pukul 10.00 Wita. SB mengaku senang selama berada di Bali dan berencana kembali lagi setahun kemudian.

"Mungkin nanti (akan kembali ke Bali). Mungkin enam bulan atau setahun lagi," kata SB di kantor Imigrasi Denpasar, Kamis (8/8/2024).

SB mengaku suka dan senang berwisata di Bali. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang Indah. Tapi, Bali yang mencuri hatinya.

Dia sudah menganggap masyarakat Bali sangat bersahabat meski dirinya berasal dari Ukraina dan dideportasi karena melebihi batas waktu izin tinggal (overstay). "Bagi saya yang dari Ukraina, hanya ada cinta dan persahabatan untuk negaramu," kata SB.

Dia tidak mempermasalahkan pendeportasian dirinya dan anaknya, BS (7). Baginya, hal itu hanya proses birokrasi dari pelanggaran izin tinggal yang dilakukannya.

Setidaknya, dia merasa banyak hal menyenangkan selama dirinya tinggal di Bali hingga overstay selama 191 hari karena kehabisan uang. "Buat saya, semua (pendeportasian) ini biasa saja. Yang penting, saya dan anak saya senang tinggal di sini," ujarnya.

Kepala Imigrasi Denpasar Ridha Sah Putra mengatakan ibu dan anak asal Ukraina itu diketahui hanya berwisata saja di Bali. Tidak ada pelanggaran ketertiban apa pun selama SB dan si Kocong berada di Bali.

"Tujuannya, hanya liburan di Bali," kata Ridha.

Hanya, mereka telah overstay selama 191 hari dan SB juga tidak berupaya memperpanjang masa berlaku visa kedatangannya (VoA). Sehingga, lanjut Ridha, petugas imigrasi mendeportasi si Kocong dan ibunya ke Ukraina.

"Yang bersangkutan tidak ada itikad baik untuk memperpanjang visa. Sehingga, masa berlakunya sudah habis dan overstay," katanya.

Sebelumnya, Kocong asal Ukraina viral karena tingkah menggemaskan. Bule berinisial BS itu berkeliaran di jalanan Ubud hanya memakai celana pendek saja. Sesekali, dia terlihat sedang bermain sendirian di sebuah kafe dan selalu tanpa ditemani ibunya.

Kali terakhir, BS kembali viral di media sosial saat terekam warga sedang berkeliaran di jalanan dengan membawa celurit. Hanya, hingga kini belum ada laporan dari warga tentang dampak negatif yang ditimbulkan atas aksi BS.

Selama di Bali, sang ibu membiayai sendiri hidupnya bersama BS. Belum lama di Bali, ibu BS kehabisan uang. Sementara, suaminya atau ayah BS sedang berada di Norwegia.

BS dan ibunya tinggal di rumah warga. Ibunya mengaku sudah jengah dengan kelakuan BS sehingga dia membiarkan BS berkeliaran di wilayah Ubud sepanjang hari.

Underpass Tohpati-Jimbaran Bakal Dibangun

Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra bicara terkait rencana pembangunan underpass Tohpati hingga simpang menuju Rektorat Universitas Udayana (Unud) Jimbaran. Ia mengatakan anggaran pembangunan underpass akan memakan biaya cukup besar.

"Underpass biayanya pasti cukup besar, tapi nggak apa-apa nanti kan anggarannya bisa kami gotong royong antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat," ujar Indra di kantor Gubernur Bali, Kamis (8/8/2024).

Pembangunan underpass dinilai menjadi salah satu cara mengatasi kemacetan yang terjadi di Denpasar dan Badung. "Tentu ada beberapa solusi yang bisa kami lakukan mengatasi kemacetan lalu lintas bisa dengan rekayasa lalu lintas, bisa juga membuat fly over, bisa underpass itu semua sedang dipelajari bagian mana paling mendesak lalu dengan metode apa mengatasinya," ucap pria asal Buleleng itu.

Mantan Kalaksa BPBD Bali itu menuturkan bahwa masih membutuhkan waktu untuk mengkaji pembangunan underpass ataupun fly over. "Dan jangan sampai kami membuat sesuatu tapi tidak menyelesaikan secara signifikan, persoalan kemacetan itu studinya harus baik," tandas Indra.

Sebagai informasi, sejumlah titik persimpangan di Jalan Bypass Ngurah Rai, Bali, bakal dibangun underpass. Persimpangan jalan tersebut, yakni Tohpati, Bali Beach Sanur, Pesanggaran, hingga simpang menuju Rektorat Unud Jimbaran.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) P2LLAJ Dinas Perhubungan Bali, Muhammad Sofyan, mengungkapkan pembangunan sejumlah underpass tersebut berdasarkan volume lalu lintas yang melebihi cycle time (siklus waktu) normal 130 detik setiap simpang. Ia mencontohkan siklus waktu lampu merah di Simpang Pesanggaran, Denpasar, yang lebih dari 130 detik.

"Kalau lebih berarti masuk kepada metode pengaturannya ke level tinggi. Kami punya empat metode pengaturan simpang dari prioritas, traffic light, bundaran, dan fly over," ujar Sofyan saat ditemui detikBali di kantor Dinas Perhubungan Bali, Selasa (6/8/2024).

Kapal Tanker Terbakar, 5 Orang Tewas

Sebuah kapal tanker terbakar di perairan Gili Tepekong, Candidasa, Karangasem, Bali, dini hari kemarin. Lima anak buah kapal (ABK) dilaporkan tewas dalam tragedi maut itu.

Kasi Humas Polres Karangasem Iptu I Gede Sukadana mengungkapkan kapal yang tenggelam itu adalah Kapal Tanker Elisabeth. Ada 21 kru ABK di dalam kapal itu.

Kapal tanker itu membawa bahan bakar bergerak menuju Badas, Sumbawa, NTB. Saat sampai di Gili Tepekong, Karangasem, terjadi ledakan dari bagian kru mes kapal.

"Setelah itu salah satu kru melakukan pengecekan dan melihat beberapa temannya sudah dalam keadaan terbakar," kata Sukadana, Rabu (7/8/2024).

Insiden tersebut menyebabkan kapal tak bisa melanjutkan perjalanan. Nakhoda kapal lantas meminta bantuan ke Tanjung Manggis. Kebakaran semakin besar dari kamar mesin.

Selanjutnya semua kru ke master station. Tapi terdapat lima kru meninggal dunia dalam insiden itu.

Tiga korban dilarikan ke RS Ngoerah di Denpasar karena mengalami luka bakar cukup parah, sementara 12 korban lainnya dibawa ke RS Graha Bhakti Klungkung, sisanya masih bertahan di kapal.

"Untuk penyebabnya masih dalam penyelidikan," ujar Sukadana.

Dokter Forensik RSUP Prof IGNG Ngoerah membeberkan kondisi lima jenazah korban kebakaran kapal tanker di perairan Gili Tepekong, Karangasem, Bali, Rabu (7/8/2024) dini hari. Para korban mengalami derajat luka bakar yang bervariasi. Dua jenazah bahkan sulit dikenali.

Dokter Forensik Medico Legal RSUP Prof Ngoerah, Henky, mengungkapkan kelima jenazah diterima Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Prof Ngoerah pada pukul 20.30 Wita, Rabu. Terdapat dua jenazah yang mengalami luka bakar grade III. Semua tubuhnya terbakar hangus dan sulit dikenali.

Kemudian, dua jenazah lainnya masuk dalam kategori derajat II sampai III yang artinya mengalami luka bakar menengah hingga berat. Lalu, satu jenazah dengan derajat luka bakar II A, sehingga masih bisa dikenali.

"Kemudian kami lakukan pemeriksaan luar untuk mencoba menentukan data medisnya. Itu adalah identifier sekunder. Jadi, ada primary identifier dan secondary identifier," ujar Henky, Jumat (9/8/2024).

Mantan Rektor Unud Gde Antara Meninggal Dunia

Mantan Rektor Universitas Udayana (Unud) I Nyoman Gde Antara meninggal dunia pada Kamis (8/8/2024) pagi. Antara sebelumnya dirawat selama tiga hari sejak Senin (5/8/2024) malam di Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada Badung karena mengeluh mual, muntah, hingga diare.

"Prof Antara diantar ke RS, ke UGD pada 5 Agustus pukul 22.00 Wita. Masuk dengan keluhan mual, muntah, dan sempat diare di rumah," kata Direktur RSD Mangusada Wayan Darta, Kamis siang.

Saat dirawat di ruang rawat, kondisi kesehatan Rektor Unud periode 2021-2023 itu diketahui belum stabil. Antara diketahui mengalami penurunan tekanan darah dan hemoglobin sehingga dilakukan transfusi darah.

"Ada penurunan tensi kemudian hemoglobin turun dan sudah sempat melakukan transfusi darah," jelas Darta.

Antara dinyatakan meninggal pada sekitar pukul 07.20 Wita lantaran kondisinya melemah. Menurut Darta, tim medis di ruang rawat sudah memberikan penanganan berupa resusitasi jantung-paru. Namun, Antara mengembuskan napas terakhir.

"Sempat ke kamar mandi, tidak lama pasien lemas, tidak sadarkan diri. Sesuai SOP sudah diberikan upaya resusitasi jantung paru otak," sambung Darta.

Pihaknya belum bisa membeberkan hasil pemeriksaan dan diagnosa Antara. Di sisi lain, informasi pihak keluarga, Antara sempat mengalami sakit tukak lambung dan pernah menjalani operasi empedu.

"Selama beliau dirawat di sini, memang perkembangan diare sempat berkurang. Namun pada Kamis pagi diketahui mengalami berak darah. Untuk diagnosa mohon maaf kami belum bisa sampaikan," tegas Darta.


Mantan Bupati Jembrana-Istri Tewas di Rumah

Mantan Bupati Jembrana, Ida Bagus Ardana, dan istrinya, Ayu Sri Wulan Trisna, ditemukan tewas di sebuah rumah Jalan Gurita IV Nomor 6, Kelurahan Sesetan, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2024) malam. Bupati Jembrana periode 1980-1990 itu ditemukan tewas di dapur, sedangkan istrinya terkunci di kamar.

Jenazah Ardana dan istrinya diautopsi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah Denpasar, Jumat (9/8/2024) malam. Autopsi itu merupakan permintaan dari penyidik dan pihak keluarga.

"Setelah kami analisis TKP, wawancara keluarga, dan penjelasan tentang autopsi, kami akan coba untuk menguak kasus ini," kata Dokter Forensik Medico Legal RSUP Prof Ngoerah Denpasar Henky, Jumat (9/8/2024).

Henky mengungkapkan kedua jenazah dibawa ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar pada Kamis malam setelah suami dan istri itu ditemukan tak bernyawa di rumahnya. Ia memperkirakan keduanya meninggal sekitar tiga atau empat hari sebelum dibawa ke rumah sakit.

"Kondisi jenazah sudah membusuk," kata Henky.

Henky menjelaskan autopsi bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya tanda kekerasan pada kedua jenazah. Selain itu, autopsi dilakukan untuk menemukan riwayat penyakit hingga ada tidaknya racun pada jenazah Ardana dan istri.

"Kami diberikan waktu berdasarkan peraturan perundang-undangan, yaitu delapan minggu untuk menerbitkan hasil laporan autopsi tersebut," jelasnya.

"Nanti setelah hasilnya keluar baru kami akan rilis sepenuhnya supaya informasinya tidak setengah-setengah," imbuhnya.

Sementara itu, keluarga Ardana di Buleleng, Ida Bagus Lilik Sudirga, mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Ardana lewat ponsel pada Juli lalu. Menurutnya, ketika itu Ardana menanyakan kabar keluarga dan kondisi griya (rumah) di Buleleng.

"Obrolan biasa-biasa saja, seperti nanya kenken (bagaimana) situasi di griya dan lain sebagainya. Itu-itu saja," kata Lilik saat ditemui detikBali di Griya Beten Cempaka, Kelurahan Liligundi, Buleleng, Jumat (9/8/2024).

Setelah percakapan tersebut, Lilik melanjutkan, keluarga tak pernah lagi berkomunikasi dengan Ardana. Ia mengaku tak mengetahui penyebab meninggalnya Ardana dan istri di Denpasar pada Kamis (8/8/2024) malam. Lilik menegaskan keluarga masih menunggu hasil penyelidikan polisi.

Cairan misterius ditemukan di dalam rumah mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana, Jalan Gurita IV Nomor 6, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan. Polisi masih menyelidiki keterkaitan cairan tersebut dengan tewasnya Ardana dan istrinya, Ayu Sri Wulan Trisna.

Cairan misterius itu ditemukan oleh polisi saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). "Ada beberapa cairan yang diamankan dari TKP," kata Kepala Bidang (Kabid) Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali Kombes I Nyoman Sukena kepada detikBali, Sabtu (10/8/2024).

Sukena menerangkan cairan itu berada di dalam botol yang ditemukan di kamar Ayu Sri. Botol tersebut mirip dengan botol obat nyamuk semprot. Namun, belum bisa dipastikan jenis cairan tersebut.

Seperti diketahui, Ardana dan istrinya ditemukan tewas di kediamannya Jalan Gurita IV Nomor 6, Kelurahan Sesetan, Denpasar pada Kamis (8/8/2024) malam. Bupati Jembrana periode 1980-1990 itu ditemukan tewas di dapur, sedangkan istrinya terkunci di kamar.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads