Penangkapan 103 warga negara asing (WNA) yang terkait dengan kejahatan siber menjadi salah satu berita paling menarik perhatian pekan ini di Bali. Mereka terjaring dalam operasi imigrasi di sebuah vila di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali.
Selain itu, ada pula wacana munculnya duet alternatif di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024. Yakni, Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen I Nyoman Cantiasa berpasangan dengan Ketua DPD Partai Gerindra Bali Made Muliawan Arya alias De Gadjah.
Munculnya nama Cantiasa dari Gerindra cukup mengejutkan karena sebelumnya Gerindra Bali sempat mengumumkan akan mengusung pasangan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (Rai Mantra) dengan De Gadjah atau paket Mantra-Mulia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pula penangkapan sejoli yang membuang bayi di Pantai Masceti, Gianyar. Kedua pelaku ditangkap beberapa hari setelah bayi itu ditemukan tak bernyawa. Kini, pasangan kekasih itu sudah berstatus tersangka. Berikut rangkuman berita terpopuler sepekan dalam rubrik Bali Sepekan.
Imigrasi Tangkap 103 WN Taiwan
Sebanyak 103 warga negara (WN) Taiwan berpindah-pindah tempat selama melakukan kejahatan siber berupa scamming (penipuan). Sindikat penipu itu juga berkomunikasi dengan koordinatornya yang berada di luar negeri.
"Mereka ini berpindah-pindah tempat tinggal selama di Bali," tutur Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Safar Muhammad Godam saat konferensi pers di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar, Jumat (28/6/2024).
Safar menerangkan 103 warga Taiwan itu ditangkap pada Rabu (26/6/2024) di sebuah vila di Kecamatan Marga, Tabanan, Bali. Vila berlantai tiga itu memiliki sejumlah fasilitas seperti basement dan cukup untuk menampung para penipu tersebut.
Menurutnya, seratusan warga Taiwan itu sudah melakukan penipuan sejak mereka datang di Bali pada 2023. Mereka datang bertahap melalui beberapa bandara di Indonesia lalu beraksi di Bali. Adapun, sindikat itu menyasar orang-orang yang berada di Malaysia.
Sebelumnya, 103 warga Taiwan dibekuk oleh tim operasi Bali Becik di sebuah vila di Tabanan, Bali, pada Rabu lalu. Mereka yang ditangkap terdiri dari 91 pria dan 12 perempuan.
Aparat menyita sejumlah ponsel dan laptop berbagai merek dari operasi penggerebekan itu. "Mereka diduga tidak memiliki dokumen dan penyalahgunaan izin keimigrasian serta pada saat ini sedang didalami kemungkinan adanya kejahatan siber berdasarkan banyaknya komputer dan handphone yang didapati di lokasi kejadian," ungkap Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Silmy Karim.
Sejoli Pembuang Bayi Ditangkap
Perempuan berinisial DA (18) dan pacarnya KS (26) kini berurusan dengan polisi. Mereka ditangkap setelah membuang bayi ke Pantai Masceti, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali. Mayat bayi perempuan itu terseret arus dan ditemukan di Pantai Cucukan yang tak jauh dari Pantai Masceti.
Kapolsek Blahbatuh Kompol I Made Berata mengungkapkan DA melahirkan di kamar mandi rumahnya pada Sabtu (22/6/2024). Ketika itu, kondisi rumah sedang sepi. Sebelum membuang buah hatinya, DA sempat memasukkan mayat bayi itu ke dalam kantong plastik dan jok motor.
"(DA) mengakui perbuatannya sudah membuang bayi perempuannya," kata Berata, Rabu (26/6/2024).
Menurut Berata, DA melahirkan saat kondisi rumahnya sedang sepi. Kepada polisi, DA mengaku takut ketahuan melahirkan anak di luar nikah. Hal itu yang membuat DA nekat memasukkan bayi tersebut ke kantong plastik dan menyimpannya di dalam jok motor.
Singkat cerita, Berata melanjutkan, DA langsung mencari pacarnya, KS, di daerah Tulikup, Gianyar. "Lalu malam itu juga keduanya sama-sama ke Pantai Masceti untuk membuang bayinya," ungkapnya.
Berata mengatakan orang tua DA tidak mengetahui anaknya sedang hamil. DA tak berani menceritakan kondisinya saat mengandung bayi itu lantaran hubungannya dengan KS tidak direstui.
"Orang tua DA tidak tahu anaknya hamil, cuma sempat ditegur katanya gemukan dan minta obat pelangsing," imbuh Berata.
DA dan KS ditangkap setelah polisi menelusuri sejumlah klinik dan rumah sakit di Gianyar. Polisi mendapat informasi dari salah satu klinik bahwa ada perempuan mencurigakan yang baru berobat setelah pendarahan saat melahirkan.
"Kami telusuri berdasarkan data itu, lalu ditemukan pelaku di rumahnya, di kawasan Kecamatan Sukawati," kata Berata.
Mayat bayi perempuan milik DA dan KS ditemukan di muara Sungai Pakerisan, Pantai Cucukan, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, pada Senin (24/6/2024). Jasad bayi malang itu selanjutnya dievakuasi ke RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar, untuk diautopsi.
"Dari kondisi besar ukuran jasad, bayi sudah berumur sekitar dua minggu. Itu terlihat dari tali pusar yang sudah terlepas. Untuk kapan meninggalnya belum bisa dipastikan karena masih menunggu hasil autopsi rumah sakit, kami serahkan semua kepada pihak kepolisian," beber Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar Ida Bagus Putu Suamba beberapa waktu lalu.
Saat pertama kali ditemukan warga, kondisi mayat bayi tersebut sudah rusak. Kulit jasad bayi itu juga sudah mengelupas.
Wacana Duet Cantiasa-De Gadjah di Pilgub Bali
Konstelasi politik menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024 kembali menghangat. Nama Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa kini turut meramaikan bursa bakal calon gubernur (bacagub) Bali.
Cantiasa digadang-gadang akan dipasangkan dengan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Bali Made Muliawan Arya alias De Gadjah. Wacana duet Cantiasa-De Gadjah muncul setelah Gerindra mengumumkan akan mengusung mantan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (Rai Mantra) yang berpasangan dengan De Gadjah atau paket Mantra-Mulia.
De Gadjah mengeklaim kenal baik dengan Cantiasa. Ia menilai Cantiasa sebagai sosok yang berkompeten untuk maju dalam Pilgub Bali 2024. Menurutnya, munculnya nama Cantiasa dalam bursa cagub Bali merupakan aspirasi dari masyarakat dan tokoh politik senior.
"(Terkait wacana duet Cantiasa-Mulia) itu saya serahkan kepada masyarakat," kata dia di kantor DPD Gerindra Bali, Rabu (26/6/2024).
Menurut De Gadjah, Cantiasa adalah tokoh yang paham akan teritorial dan menguasai masalah keamanan. Meski begitu, Gerindra belum berkomunikasi dengan jenderal bintang tiga yang pernah menjabat Danjen Kopassus itu.
"Saya dengan beliau baik, kenal baik. Tapi kalau untuk urusan ini, saya belum ada pembicaraan seperti itu. Urusan itu biar Pak Presiden terpilih (Prabowo Subianto) saja," ujar Wakil Ketua DPRD Denpasar itu.
Usulan duet Cantiasa-De Gadjah tersebut, dia melanjutkan, akan diteruskan kepada DPP Gerindra. "Pusat juga sudah tahu kayaknya. Bukan hanya kami yang menyampaikan, banyak yang menyampaikan senior-senior tokoh politik menyampaikan," imbuhnya.
Bus Listrik Bali Beroperasi 2025
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berencana mengadakan moda transportasi massal electric Bus Rapid Transit (eBRT) atau bus listrik. Bus yang diproyeksikan beroperasi pada 2025 itu akan memakai jalur khusus seperti TransJakarta.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPRKIM Bali Dewa Ayu Puspa Dewi mengatakan rute ini merupakan hasil pra-feasibility study atau uji kelayakan dari proyek bus listrik itu. Bus itu rencananya mulai beroperasi dengan dua koridor, yakni dari arah utara menuju selatan dan barat menuju timur.
"Baru koridor saja diperkirakan, ditentukan koridor melalui daerah itu," ujar Puspa Dewi di Sanur, Denpasar, Selasa (25/6/2024).
Bus listrik kota untuk wilayah Sarbagita rencananya dibuatkan jalur khusus, seperti TransJakarta. Namun, jalur khusus ini hanya diterapkan pada beberapa titik karena infrastruktur jalan di Bali yang terbatas.
Kendaraan umum berbasis listrik itu akan beroperasi seperti bus pada umumnya pada jalan tanpa jalur khusus. Hanya saja, bus listrik kota itu akan tetap mendapatkan prioritas.
Puspa Dewi mengatakan ada beberapa jalan yang teridentifikasi dapat dipergunakan sebagai jalur prioritas, seperti Jalan Sulawesi, Jalan Matahari Terbit, Jalan Bukit Tunggal, Jalan Raya Kerobokan hingga Jalan Kampus Unud.
Sedangkan, jalur khusus bus seperti TransJakarta kemungkinan berada di jalan raya seperti Bypass Ngurah Rai, Jalan Teuku Umar, Imam Bonjol, Jalan Diponegoro, Jalan Sudirman, dan Jalan Raya Puputan.
"Yang mix traffic (bus dan kendaraan lain jadi satu) itu yang di Jalan Tangkuban Perahu, Mertanadi, dan Hang Tuah," lanjutnya.
Puspa Dewi menilai banyak tantangan setelah mengidentifikasi jalan-jalan tersebut. Sebab, pihaknya harus menyiapkan badan jalan sesuai dengan kebutuhan eBRT yang tentu akan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
"Seperti Jalan Sulawesi ditutup tentu yang punya toko komplain, akan ada dampak sosial muncul," terang dia.
Oleh sebab itu, Dinas PUPRKIM Bali terus berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk membahas pengaturan lalu lintas jalur prioritas bus listrik itu.
Terkait anggaran, Puspa mengaku belum menyiapkan untuk pembebasan lahan. Puspa belum dapat memastikan jumlah anggaran yang akan dikeluarkan. Sedangkan, untuk pembangunan sepenuhnya dari pihak investor.
"Kalau pembangunannya pakai anggaran luar negeri MCA II (Millennium Challenge Account Indonesia II), sedangkan pembebasan lahan pasti daerah menyiapkan. Nah ini anggaran yang masih tanda tanya," ungkapnya.
Bus listrik yang akan beroperasi di wilayah Sarbagita itu juga dilengkapi Intelligent Transport System (ITS). Sistem tersebut dapat memberikan informasi terkait waktu datang dan tiba para penumpang.
"Jadi di antara kemacetan yang terjadi kita harus punya pilihan satu moda transportasi yang memungkinkan orang itu bisa tahu waktu sampainya jam berapa," ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta saat Workshop Perencanaan Intelligent Transport System (ITS) di Sarbagita, Sanur.
(hsa/hsa)