Oplos LPG demi Bayar Utang Bank-Sapi Jokowi Bangkit Setelah Disembelih

Terpopuler Sepekan

Oplos LPG demi Bayar Utang Bank-Sapi Jokowi Bangkit Setelah Disembelih

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 23 Jun 2024 16:25 WIB
Penampakan sapi kurban Presiden Jokowi yang berdiri lagi setelah disembelih di Masjid Taqwa, Banjar Dauh Pangkung, Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, pada Senin (17/6/2024).
Foto: Sapi kurban Presiden Jokowi di Pekutatan, Jembrana. (Istimewa)
Denpasar -

Kasus pengoplosan LPG menjadi salah satu isu terpopuler di Bali selama sepekan terakhir. Sejak terbakarnya gudang LPG di Jalan Cargo, Denpasar, beberapa waktu lalu, polisi menggencarkan penyelidikan kasus elpiji oplosan.

Salah satunya, penggerebekan tempat pengoplosan LPG di kawasan Abiansemal, Badung. Pelaku nekat menjalani bisnis haram demi melunasi utang di bank.

Selanjutnya, ada wacana pungutan turis asing diusulkan naik dari US$ 10 menjadi US$ 50. Usulan ini muncul dari Komisi II DPRD Provinsi Bali sebagai respons atas maraknya turis berulah di Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus apotek sabu-sabu di Buleleng yang dibongkar polisi juga menjadi salah satu berita paling populer. Polisi menangkap dua orang yang terlibat dalam jaringan peredaran narkoba bermodus apotek tersebut. Mereka diduga dikendalikan dari Surabaya, Jawa Timur.

Ada pula peristiwa unik di Jembrana saat Hari Raya Idul Adha. Sapi kurban yang disumbangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bangkit lagi setelah disembelih. Berikut rangkuman berita terpopuler sepekan di Bali.

ADVERTISEMENT

1. Oplos LPG Demi Lunasi Utang ke Bank

Kepolisian Daerah (Polda) Bali mengungkap motif IWR (61), warga Banjar Pande, Desa Abiansemal, Kabupaten Badung, mengoplos gas di belakang rumahnya. Kepada polisi, IWR mengku nekat mengoplos gas karena terdesak ekonomi dan ingin segera melunasi utang ke bank.

"(Motif) murni keadaan ekonomi," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus (Wadirreskrimsus) AKBP Ranefli Dian Candra saat konferensi pers di kantornya, Rabu (19/6/2024).

Nefli menuturkan IWR sehari-harinya membantu istrinya berjualan ikan terlebih dahulu di pasar daerah Ubud. Setelah itu, baru dirinya memulai kegiatan pengoplosan sendirian.

IWR bisa mengoplos dua sampai tiga tabung gas 3 kg menjadi satu tabung gas 12 kg dalam satu hari. Pengoplosan itu memakan waktu sekitar 60 menit. "Dia bekerja sendiri, tidak ada izin, ini memang liar," jelas Nefli.

IWR melakukan pengoplosan secara manual menggunakan sebuah pipa besi penyambung dan es batu. Ilmu dan barang itu didapatkan IWR dari seorang kenalan temannya.

Mantan Kapolres Tabanan itu mengungkapkan IWR awalnya berjualan gas di rumahnya untuk kebutuhan masyarakat sekitar. Namun, IWR akhirnya memilih untuk melakukan pengoplosan.

"Pengakuannya baru dua bulan untuk kegiatan pengoplosan. Sebelumnya dia sudah berjualan gas ini, sudah empat tahun jualannya," ungkap Nefli.

Pengoplosan gas dilakukan IWR karena melihat harga LPG 3 kg subsidi lebih murah seharga Rp 20 ribu. Sebanyak empat LPG 3 kg kemudian dipindahkan isinya ke dalam tabung 12 kg seharga Rp 200 ribu. "Jadi ada selisih keuntungan Rp 120 ribu," jelas Nefli.

Nefli menegaskan Sub Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Subdit Tipiter) Ditreskrimsus Polda Bali masih memeriksa beberapa saksi. Salah satunya seseorang berinisial M, warga Baturiti, Tabanan, yang diduga jadi pemasok LPG 3 kg.

"Saudara M, warga Baturiti yang sekarang sudah kami panggil," tutupnya.

2. Pungutan Turis Asing Diusulkan Naik Jadi US$ 50

Pungutan US$ 10 terhadap turis asing dinilai terlalu kecil. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali mengusulkan tarif pungutan naik lima kali lipat menjadi US$ 50. Dengan kurs nilai tukar saat ini sebesar Rp 16 ribu, pungutan itu jika dirupiahkan sekitar Rp 800 ribu.

"Kami mau tingkatkan (jadi) US$ 50," ujar Ketua Komisi II DPRD Bali, Ida Gede Komang Kresna Budi di gedung DPRD Bali, Denpasar, Rabu (19/6/2024).

Menurut Kresna, kenaikan tarif akan memberikan kelonggaran fiskal bagi Pemprov Bali untuk memenuhi kebutuhan belanja daerah.

Politikus Partai Golkar itu menanggap jika pungutan turis asing hanya Rp 150 ribu menunjukkan bahwa Bali 'dijual' murah bagi wisatawan mancanegara (wisman) yang ingin berlibur ke Pulau Dewata.

Kresna menuturkan Komisi II berencana merevisi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pungutan bagi Wisatawan Asing untuk Pelindungan Kebudayaan dan Lingkungan Alam Bali. "Kami segera merevisi perda retribusi," jelas Ketua DPD II Golkar Buleleng itu.

Selain ingin menaikkan tarif pungutan turis asing, Kresna Budi juga mengusulkan agar Pemprov Bali memberikan insentif bagi imigrasi, kepolisian, hingga pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Insentif itu diambil 2,5 persen dari pungutan turis asing itu.

"Dari sekian itu anggarannya akan diberikan kepada mereka," ujarnya.

Tujuannya, Kresna melanjutkan, agar instansi yang yang terlibat itu dapat mengawasi kebijakan tersebut sehingga pendapatan dari retribusi wisman bisa maksimal.

Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya bakal mengkaji usulan kenaikan pungutan turis asing dari US$ 10 menjadi US$ 50. "Nanti dipelajari," ucapnya.

Mahendra menerangkan pungutan turis asing sebesar US$ 10 masih berjalan dan sedang dievaluasi. Tujuannya, agar lebih optimal lagi penerimaannya.

Sejak diberlakukan pada 14 Februari 2024, realisasi pungutan US$ 10 atau sekitar Rp 160 ribu masih rendah.

3. Polisi Bongkar Apotek Sabu di Buleleng

Kepolisian Resor (Polres) Buleleng membongkar jaringan pengedar narkoba jenis sabu-sabu dan ekstasi yang beroperasi di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. Hal itu terungkap setelah polisi menangkap dua pengedar berinisial NS (63) dan MS (44).

Kapolres Buleleng Ida Bagus Widwan Sutadi mengungkapkan para tersangka menyebut lokasi peredaran narkoba di Desa Sidatapa sebagai 'apotek'. Jaringan ini diduga dikendalikan oleh seseorang dari Surabaya, Jawa Timur.

"Istilah dari mereka ini apotek. Kalau ada pasien datang berobat, masuk room, langsung di-treatment. Setelah di-treatment, keluar," kata Widwan saat konferensi pers di Mapolres Buleleng, Minggu (16/6/2024).

Widwan menjelaskan lokasi yang disebut apotek tersebut berupa kedai. Selain melayani transaksi narkoba, tempat itu digunakan sebagai lokasi pesta narkoba oleh para pelanggannya.

"Sudah banyak (sabu) beredar di desa tersebut dan memang kami memperhatikan di sana banyak dibuka apotek-apotek," imbuhnya.

Widwan tidak merinci jumlah apotek sabu yang ada di desa tersebut. Namun, dia menyebut jumlahnya banyak dan beroperasi 24 jam selama tidak ada patroli dari polisi.

"Kami memang kucing-kucingan terus. Malam kami patroli, malam kami jagain. Belinya siang, pagi-pagi," ungkapnya.

Salah satu apotek sabu yang digerebek polisi adalah rumah milik MA pada 6 Juni 2024. Polisi menangkap tiga pengguna di lokasi tersebut, salah satunya Perbekel Desa Pengastulan Putu Widyasmita alias PW (33).

Widyasmita dan salah satu temannya sempat kabur saat hendak ditangkap polisi. Namun, dia akhirnya ditangkap di Desa Pengastulan.

Widwan mengungkapkan tersangka NS dan MS yang ditangkap di Desa Sidatapa berperan sebagai perantara peredaran narkoba. Mereka mendapatkan barang haram itu dari seseorang bernama Dek Yul yang disebut-sebut masih mendekam di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Surabaya.

"Ini perantara-perantaranya ada di sini, kami sudah amankan," kata Widwan.

Widwan mengatakan NS ditangkap di rumahnya di Banjar Dinas Dajan Pura Desa Sidatapa pada Sabtu (25/6/2024). Saat menggeledah rumah itu, polisi menemukan sebuah karung berisi brankas warna biru dan brankas warna hitam.

Polisi mendapati 24 paket sabu seberat 233,19 gram, 6 butir pil ekstasi, dan timbangan digital di dalam brankas biru. Berikutnya, brankas hitam berisi 11 paket sabu seberat 81,83 gram dan 198 butir ekstasi. Dari penggeledahan tersebut, polisi mengamankan sabu seberat 315,02 gram dan 204 pil ekstasi.

Sementara itu, MS juga ditangkap di Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt, pada hari yang sama. Perempuan tersebut diduga beraksi dengan menyamar mengenakan kebaya dan membawa sarana persembahyangan saat mengambil narkoba dari berbagai lokasi.

"Jadi ini peluncurnya (perantara peredaran narkoba) Dek Yul ini MS. Yang jelas (MS) ini tukang ngambilnya, sering menyamar pakai kebaya seakan-akan maturan (hendak sembahyang) gitu," imbuhnya.

Selain melibatkan MS dan NS, jaringan tersebut juga dibantu oleh istri Dek Yul berinisial SN. Menurut Widwan, polisi sudah sempat menggerebek rumah Dek Yul di Desa Sidatapa. Namun, istri Dek Yul berhasil melarikan diri dari kejaran polisi.

"SN berhasil kabur duluan. Sekarang masuk dalam DPO (daftar pencarian orang)," jelasnya.

Widwan mengaku sudah membuat tim untuk mengungkap peran Dek Yul dalam kasus ini. "Sudah saya rumuskan tim untuk ke Surabaya," pungkasnya.

4. Sapi Kurban Jokowi Bangkit Lagi Setelah Disembelih

Proses penyembelihan sapi kurban sumbangan Presiden Jokowi di Masjid Taqwa, Banjar Dauh Pangkung, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, menjadi perbincangan. Sapi kurban itu bangkit lagi beberapa saat setelah disembelih.

Peristiwa ini terjadi saat sapi seberat 825 kg itu disembelih setelah salat Idul Adha 1445 H di masjid itu, Senin (17/6/2024). Butuh 30 orang untuk menaklukkan sapi berukuran besar itu.

Setelah lehernya digorok, sapi tersebut malah bangkit dan tegak berdiri lagi. Panitia membiarkan sapi itu tersungkur kembali.

Muhammad Jupri, salah satu warga yang terlibat dalam penyembelihan sapi itu menuturkan sebenarnya itu merupakan kejadian biasa.

"Hal biasa jika sapi setelah disembelih berdiri kembali, apalagi bobot sapi hampir satu ton," kata Jupri kepada detikBali, Selasa (18/6/2024).

"Total warga yang ikut dalam pemotongan hewan kurban ini sekitar 60 orang. Jadi kami potong hewan kurban lain dulu dan memang sapi milik Bapak Presiden ini kami potong terakhir, karena paling besar," imbuhnya.

Menurut Jupri, dalam aturan Islam, sapi tidak boleh disembelih lebih dari satu kali. Oleh karena itu, mereka menunggu hingga sapi benar-benar mati setelah disembelih pertama kali. "Lebih baik kami tunggu sampai mati," jelasnya.

Pria berusia 43 tahun ini juga menjelaskan bahwa untuk merobohkan sapi asli Bali milik presiden tersebut dibutuhkan sekitar 30 orang dengan waktu kurang lebih selama 30 menit. Sapi ini menjadi pusat perhatian warga setempat dan momen yang ditunggu-tunggu.

"Karena dipotong terakhir, jadi warga antusias menyaksikan sapi milik presiden ini. Namun, karena tata cara penyembelihan yang benar, akhirnya sapi ini berhasil kita potong dan bagikan kepada warga," lanjut Jupri.

Terpisah, Ketua Panitia Qurban Idul Adha Masjid Taqwa Pekutatan, Haji Dirmawan, menjelaskan bahwa sapi kurban dari presiden ini adalah jenis sapi Bali yang diambil dari peternak di Kabupaten Gianyar dengan berat 825 kg.

"Memang menjadi pusat perhatian (sapi presiden) sekitar 300 warga menyaksikan. Dan kami tidak pernah mengajukan terkait kurban ini, memang rezeki dari Tuhan, jadi kami diberikan sapi kurban oleh presiden," ujar Dirmawan.

Sapi kurban tersebut datang pada 16 April 2024 dan diserahkan langsung kepada Takmir Masjid Taqwa Pekutatan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Bali. Pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum dan sesudah pemotongan.

"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dengan kurban kali ini, apalagi adanya sapi dari presiden. Kami sangat berterima kasih kepada presiden dan pemerintah, semoga bantuan kurban tahun ini menjadi berkah. Semoga di tahun yang akan datang, pemerintah dan presiden membawa sapi kurban kembali ke Masjid Taqwa," tambah Dirmawan.

Semua hewan kurban yang diterima, termasuk bantuan presiden, sudah diperiksa oleh petugas dan dinyatakan sehat. "Untuk daging kurban ini kami jadikan satu, jadi tidak ada perbedaan dan harus adil. Dari seluruh daging kurban termasuk bantuan presiden itu kami bagi menjadi 400 KK, jadi harus kebagian semuanya," tutup Dirmawan.

Untuk diketahui, bantuan sapi kurban oleh Presiden Jokowi ini merupakan bantuan sapi kurban kedua kalinya yang diterima masyarakat Jembrana. Bantuan sapi kurban pertama disalurkan di Masjid Agung Baitul Qodim di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, pada Idul Adha 2022.




(hsa/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads