Larangan Tak Tertulis untuk Anak Rantau di Kalimantan

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Jumat, 04 Jul 2025 16:00 WIB
Hijaunya Hutan Kalimantan/Foto: Rachman Haryanto
Balikpapan -

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya, kita harus menghormati adat istiadat serta aturan di manapun berada, termasuk di Kalimantan.

Hingga saat ini, yang disebut kota urban masih identik dengan kota-kota besar di Pulau Jawa. Namun bukan berarti pulau-pulau lain di Tanah Air seperti Kalimantan sepi dari pendatang.

Bahkan sejak puluhan tahun yang lalu, warga Kalimantan sudah terbiasa dengan pendatang berkat adanya program Transmigrasi dari pemerintah. Transmigrasi merupakan pemindahan penduduk dari wilayah padat seperti Jawa, Bali, dan Madura ke wilayah kurang berpenduduk seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Sumatera.

Pulau Borneo/Foto: Wikimedia Common

Terlepas dari itu, ada banyak daya tarik dari Kalimantan yang menjadi magnet bagi pendatang. Maka tak heran banyak yang mengadu nasib di Tanah Borneo yang kemudian disebut anak rantau.

Peribahasa di awal mungkin related dengan anak rantau di Kalimantan. Sebab, Tanah Borneo merupakan tempat bagi banyak suku bangsa dengan kearifan budaya dan adat istiadatnya. Salah satunya suku Dayak.

Suku Dayak disebut sebagai suku asli Pulau Kalimantan yang memiliki puluhan subetnis, bahasa, dan sistem budaya yang sangat kompleks. Salah satu larangan tak tertulis yang sering digaungkan warga lokal, terutama para tetua adat, adalah 'jangan memandang rendah orang Dayak'.

Ilustrasi perempuan Dayak/ Foto: Istimewa (dok Getty Image/Faizzaki)

Larangan memandang rendah orang Dayak juga sejalan dengan Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan 'negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia'. Artinya, penghormatan terhadap orang Dayak bukan hanya etika sosial, tapi amanah konstitusional.

Suku Dayak menjunjung tinggi prinsip saling menghormati, dan mereka bisa sangat terbuka kepada pendatang yang datang dengan niat baik dan sikap sopan. Sebaliknya, memandang rendah orang Dayak, baik melalui ucapan, gestur, atau perlakuan diskriminatif, bisa memicu ketegangan.

Ada banyak larangan tak tertulis bagi anak rantau di Kalimantan, selain memandang rendah orang Dayak. Berikut ini beberapa di antaranya yang telah dirangkum detikKalimantan.

Larangan Tak Tertulis untuk Anak Rantau di Kalimantan:



Simak Video "Menghabiskan Waktu Bersama Warga dalam Kegiatan Seru di Pantai Pulau Segajah, Kalimantan Timur"

(sun/des)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork