Istana Puji Irau Malinau, Sekda: Tahun Depan Akan Kita Lanjutkan

Istana Puji Irau Malinau, Sekda: Tahun Depan Akan Kita Lanjutkan

Oktavian Balang - detikKalimantan
Kamis, 23 Okt 2025 10:00 WIB
Ketua Panitia Irau Malinau Ke-11 sekaligus Sekda Malinau Ernest Silvanus.
Irau Malinau. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Malinau -

Festival Budaya Irau Malinau ke-11 dan HUT ke-26 Kabupaten Malinau mendapat apresiasi dari Istana Kepresidenan. Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Muhammad Qodari menyampaikan pujian khusus terhadap tema besar yang diusung dalam perhelatan akbar tersebut.

Ucapan selamat dari KSP itu viral di sejumlah media sosial. Qodari menyoroti kedalaman filosofis dari tema "Malinau, Negeri Sang Pengendali Air, Kaltara Terang, No Indonesia Gelap."

Menurutnya, tema tersebut berhasil menggugah kesadaran akan pentingnya peran strategis Malinau sebagai penjaga harmoni alam dan peradaban, sekaligus menjadi 'penyala terang' bagi masa depan Kalimantan dan Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari Malinau kita belajar bahwa menjaga alam adalah menjaga masa depan, melestarikan budaya adalah menjaga jati diri, dan membangun kebersamaan adalah menyalakan harapan bagi Indonesia yang lebih adil, maju, dan sejahtera," tutur Qodari dalam unggahan salah satu media sosial, dilihat detikKalimantan, Kamis (23/10/2025).

Ketua Panitia Irau ke-11 sekaligus Sekda Malinau, Ernest Silvanus, menyampaikan rasa bangganya atas apresiasi dari Kepala Staf Kepresidenan tersebut. Ia menilai, pujian itu menunjukkan bahwa kegiatan Festival Budaya Irau kini terdeteksi secara langsung oleh pemerintah pusat.

"Saya selaku ketua panitia, juga sebagai masyarakat Malinau dan salah satu pegawai di lingkungan pemerintah daerah, merasa bangga atas apresiasi dari seorang Kepala Staf Kepresidenan yang memberi pujian dan tanggapan terhadap pelaksanaan Irau di Malinau. Ini luar biasa bagi Malinau," ujar Ernest, Kamis (23/10/2025).

"Artinya kegiatan ini tergambar, terdeteksi, di pemerintah pusat. Harapan kita, dengan adanya gambaran ini memberi potensi dan kesempatan bagi Malinau untuk lebih baik ke depan," sambungnya.

Ernest menjelaskan secara konkret makna tema besar tahun ini. Istilah "Negeri Pengendali Air" menggambarkan posisi Malinau yang menjadi sumber utama tiga sistem sungai besar di Kalimantan.

"Perlu kita ketahui, sungai Mahakam yang mengaliri Kutai Barat, Kutai Timur, sampai Samarinda, itu hulunya berasal dari Sungai Buah di wilayah Malinau. Kemudian sungai yang ada di Bulungan, seperti Sungai Kayan dan Sungai Pujungan, juga berasal dari wilayah Malinau. Dan yang ketiga, Sungai Sesayap, hulunya juga dari sini," paparnya.

Ia menegaskan, jika Malinau tidak arif dan bijaksana dalam memanfaatkan potensi alam tersebut, dampaknya bisa berantai ke daerah lain.

"Kalau kita tidak mampu menjaga dan mengendalikan semua potensi ini, bisa dibayangkan bagaimana kondisi sungai-sungai di bawah Malinau nantinya. Itulah kenapa disebut Negeri Sang Pengendali Air, karena Malinau adalah menara tubuh air bagi semua sungai-sungai besar itu," jelas Ernest.

Selain soal air, tema "Kaltara Terang, No Indonesia Gelap" juga punya makna strategis. Menurut Ernest, hal itu merujuk pada potensi energi baru terbarukan (EBT) dari sumber daya air Malinau. Ia mengaitkan hal tersebut dengan kebijakan nasional.

"Salah satu sungai yang sudah berproses terhadap izin PLTA adalah Sungai Mentarang. Dari beberapa eksplorasi, ada juga potensi di Sungai Bau dan Sungai Marenau, tapi yang progresnya sudah terlihat adalah PLTA Mentarang," ungkapnya.

Ketika ditanya mengenai langkah konkret panitia untuk memastikan pelestarian budaya, Ernest menegaskan bahwa regenerasi menjadi perhatian utama panitia. Ia menambahkan tahun ini menjadi momentum untuk memastikan budaya tidak hanya jadi tontonan, tapi juga proses pembelajaran lintas generasi.

"Kita adalah budaya, dan budaya adalah kita. Tahun ini kita bisa melihat hasil kerja keras sebelumnya, dan tahun depan akan kita lanjutkan bersama dinas terkait untuk mempersiapkan generasi muda. Potensi ini akan terus kita gali ke depan, tanpa meninggalkan kemajuan dan modernisasi," katanya.

Setelah suksesnya festival dan apresiasi dari KSP, Pemkab Malinau memastikan semangat menjaga alam dan budaya tidak berhenti di acara seremonial. Taman Budaya akan menjadi ruang permanen bagi masyarakat dan pelaku seni untuk terus berkreasi. Lebih dari itu, pemerintah juga tengah menyiapkan program pembinaan generasi muda di bidang seni dan budaya.

"Komitmen kami sudah jelas. Tahun lalu hingga tahun ini, kami mempersiapkan pembangunan Taman Budaya seluas kurang lebih 3 hektare," ungkap Ernest.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Kembali ke Tempo Dulu Lewat Festival Budaya Loloan di Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads