Berbicara mengenai susu, detikers pasti pernah dengar istilah susu UHT, pasteurisasi, dan evaporasi. Sejatinya, apakah ketiga susu tersebut sama? Atau justru berbeda? Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Ketiga tipe susu ini sama-sama berbentuk cair sehingga memungkinkan seseorang untuk salah pilih. Biarpun begitu, sejatinya, mudah mengenali bedanya berdasarkan label yang dipasang oleh produsen produk.
Selain berdasar label, detikers juga bisa mengenali perbedaan susu UHT, pasteurisasi, dan evaporasi dari beberapa hal. Di antaranya adalah segi pemrosesan, daya tahan, kandungan nutrisi, dan kemasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Perbedaan Susu UHT, Pasteurisasi, dan Evaporasi?
1. Pemrosesan
Dirujuk dari jurnal bertajuk "Kajian Standar Nasional Indonesia Susu Cair di Indonesia" oleh Miskiyah, UHT adalah kepanjangan dari Ultra High Treatment. Susu UHT adalah produk yang diperoleh dengan cara mensterilkan susu pada suhu minimal 135 derajat Celsius selama 2 detik.
Sementara itu, susu pasteurisasi adalah susu segar yang diberi perlakuan panas antara 63-66Β° C selama minimal 30 menit atau pemanasan 72Β° C selama minimal 5 detik. Setelahnya, susu ini harus segera didinginkan sampai 10Β° C dan disimpan pada suhu maksimal 4,4Β° C.
Sejatinya, susu UHT dan pasteurisasi mirip proses pengolahannya. Hanya saja, susu UHT dipanaskan dalam suhu yang lebih tinggi. Hal ini membuat susu UHT memiliki daya tahan yang lebih lama ketimbang susu pasteurisasi.
Berbeda dari kedua jenis susu di atas, susu evaporasi adalah hasil olahan susu yang dibuat dengan menguapkan sebagian air (sekitar 60%) dari susu segar. Atau, bisa juga dengan cara merekonstitusi susu bubuk dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan.
2. Daya Tahan
Perbedaan selanjutnya dari ketiga tipe susu ini dapat ditinjau dari berapa lama waktu penyimpanan yang diperbolehkan. Dilansir laman Quartz, susu UHT bisa bertahan sampai enam bulan dalam suhu ruangan bila belum dibuka. Namun, setelah dibuka, susu UHT harus didinginkan dan hanya bisa bertahan sekitar 7-10 hari.
Berbeda dengan susu UHT, susu pasteurisasi hanya tahan selama 4 jam jika disimpan pada suhu ruangan dalam keadaan belum dibuka. Sementara itu, bila disimpan dan didinginkan dalam suhu di bawah 4Β° C, susu pasteurisasi bisa tahan sampai 5-7 hari.
Dikutip dari laman Texas Real Food, susu evaporasi memiliki daya tahan yang paling lama, yakni hingga 6 sampai 18 bulan. Tentunya, dengan catatan, segelnya belum dibuka. Jika sudah dibuka, susu evaporasi perlu didinginkan dan rentang waktu terbaik untuk mengonsumsinya hanya 3-5 hari setelah dibuka.
3. Kandungan Nutrisi
Diringkas dari laman Kalber Export Department, susu UHT dan pasteurisasi sama-sama mengandung beberapa nutrisi penting seperti kalsium, vitamin D, dan protein. Namun, akibat panas yang lebih tinggi, susu UHT mengalami lebih banyak penurunan pada beberapa vitamin yang sensitif akan panas.
Lebih lanjut, berdasar informasi yang tersaji dalam situs National Library of Medicine, perbedaan kandungan kalsium dan natrium antara susu UHT dan pasteurisasi tidaklah signifikan. Namun, kandungan laktosanya berbeda.
Susu UHT memiliki 4,9 ditambah kurang lebih 0,2 gram laktosa per 100 gram susu. Sementara itu, kandungan laktosa susu pasteurisasi adalah 4,5 ditambah kurang lebih 0,2 gram per 100 gram susu.
Di sisi lain, dirujuk dari laman Healthline, susu evaporasi mengandung karbohidrat 25-28 gram, gula 25-28 gram, protein 17-19 gram, dan lemak sebanyak 0,5-19 gram.
Perbedaan produk ini dibanding dua jenis sebelumnya adalah, susu evaporasi memiliki kandungan protein dan lemak yang lebih terkonsentrasi. Hal ini disebabkan adanya proses penguapan/pengurangan air.
4. Kemasan
Disarikan dari buku Panduan Penyiapan Pangan Sehat Untuk Semua oleh Agnes Murdiati dan Amaliah, susu UHT biasa dikemas menggunakan enam lapis kertas, plastik polyethylene, dan alumunium foil. Kemasan ini bertujuan melindungi susu dari udara luar, cahaya, kelembapan, aroma luar, dan bakteri.
Untuk susu pasteurisasi, sebagaimana uraian dalam situs Food and Beverages News, produk ini biasa dikemas dengan beberapa bahan. Di antaranya adalah botol kaca dan botol plastik. Kemasan ini bertujuan untuk menghalangi infeksi bakteri, menahan sinar UV, hingga memblokir oksigen.
Disadur dari buku Health Secret of Kefir karya Pangkalan Ide, susu evaporasi umumnya dikemas dalam kaleng. Setelah dikemas dalam kaleng, susu evaporasi akan disterilisasi pada suhu 100-200Β° C selama 15 sampai 20 menit sebagaimana penjelasan dalam buku Kontrol Kualitas Pangan Hasil Ternak oleh RA Rihastuti dan Soeparno.
Demikian penjelasan lengkap mengenai perbedaan susu UHT, pasteurisasi, dan evaporasi ditinjau dari empat aspek. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
(sto/cln)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas