Mengenal Dawet Sambel, Makanan Khas Kulon Progo yang Mulai Jarang Ditemui

Mengenal Dawet Sambel, Makanan Khas Kulon Progo yang Mulai Jarang Ditemui

Elisabeth Meisya - detikJogja
Rabu, 22 Nov 2023 14:58 WIB
Dawet sambel, makanan khas Kulon Progo.
Mengenal Dawet Sambel, Makanan Khas Kulon Progo yang Mulai Jarang Ditemui. dok Kemdikbud.go.id
Jogja -

Makanan khas merupakan makanan yang menjadi ciri atau kekhasan pada sebuah daerah. Di Jogja, tepatnya di Kulon Progo terdapat makanan khas berupa dawet sambel yang saat ini sudah jarang ditemui.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, dawet sambel Kulon Progo merupakan makanan yang sudah jarang ditemui karena usianya yang sudah hampir 70 tahun. Dawet sambel ini berasal dari daerah Jatimulyo, Girimulyo.

Bagi detikers yang ingin mengenal apa itu dawet sambel, berikut informasi mengenai dawet sambel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dawet Sambel Kulon Progo

Sejarah Dawet Sambel

Dawet sambel bermula dari kreasi penjual dawet dan pecel yang berjualan di sebuah pentas-pentas pagelaran. Pada saat jam istirahat pementasan, simbah (penjual) menjajakan dagangannya kemudian ada pembeli yang memberikan masukan untuk mencampurkan dawet dan pecel.

Kemudian pada saat mencampurkan dawet dengan pecel, banyak pelanggan yang menyukainya dan membuat permintaan meningkat. Maka dari itu muncullah kreasi dawet pecel di desa Jatimulyo. Dan hingga saat ini orang Kulon Progo menyebutnya sebagai dawet sambel atau dawet pecel.

ADVERTISEMENT

Salah satu tokoh dawet sambel di Kulon Progo menjelaskan asal mula dawet. Dawet dibuat dari tanaman ganyong yang tumbuh di sekitar halaman rumah. Kemudian masyarakat menggunakan tanaman ini untuk diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan dasar membuat dawet.

Penyajian Dawet Sambel

Dawet sambel Kulon Progo ini hampir sama dengan dawet-dawet biasanya, namun dawet ini memiliki topping khas yang berasal dari sambel. Penyajian dawet sambel dalam sebuah mangkuk lalu ditaburi dengan tauge, tahu, dan diberi bumbu kacang pedas dan sedikit gula jawa.

Sambel dibuat dari irisan kelapa yang disangrai dan ditumbuk dengan cabai merah, bawang putih, gula pasir, dan garam, serta terkadang diberi sedikit terasi. Paduan dawet kubis, serta siraman sambel memiliki rasa gurih, manis, pedas yang unik. Rasa yang khas juga menjadi daya tarik dari dawet sambel, manis tetapi pedas, manis tetapi asin.

Tempat Menjumpai Dawet Sambel

Karena usia dawet sambel ini sudah cukup tua, maka untuk dapat menjumpai dawet sambel ini cukup sulit. Di Kulon Progo terdapat dua pasar yang masih menjual makanan ini, yaitu di Pasar Cublak dan Pasar Jonggrangan. Pasar Cublak hanya berjualan di hari Rabu dan Sabtu, sedangkan Pasar Jonggrangan hanya berjualan setiap pasaran Kliwon dan Pahing.

Dawet sambel biasanya digunakan sebagai makanan pada hajat pernikahan, hajat akikah, dan acara-acara sosial lainnya. Dawet sambel memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat terlebih pedagang yang rata-rata sudah lansia.

Makna Dawet Sambel

Dawet sambel menggambarkan bagaimana seharusnya kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Dalam satu porsi dawet sambel terdiri dari beberapa komponen inti yaitu dawet, juruh, dan sambel.

Rasa minuman yang akan ditemui dengan berbagai macam dari sudut pandang yang berbeda-beda. Makna sosial yang tergabung di dalamnya adalah dalam menjalani hubungan sosial dalam bermasyarakat akan menemui berbagai perbedaan. Namun dalam hal ini masyarakat memerlukan wadah sebagai tempat penyatu antar perbedaan.

Makna sambel dalam dawet sendiri yaitu di dalam bermasyarakat pasti akan ada masalah. Sehingga keharmonisan hubungan sosial dalam bermasyarakat adalah solusi yang tepat untuk meleburkan masalah dan menjadi pembelajaran.

Dalam dawet sambel dilengkapi dengan tahu goreng, bawang merah goreng, dan kerupuk. Hla tersebut melambangkan manusia butuh bersosialisasi agar menambahkan warna baru dalam kisah hidup.

Rasa dari dawet sambel yang melebur antara pedas, manis, dan gurih kemudian menjadi satu kesatuan rasa yang khas dan dapat diterima oleh masyarakat menggambarkan ramah-tamah masyarakat. Dengan harapan masyarakat dapat bersatu dan membaur bersama sehingga tidak adanya pembeda.

Nah, ternyata dari kreasi makanan tradisional, dawet sambel memiliki banyak makna di dalamnya. Semoga bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Meisya peserta magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(apu/apu)

Hide Ads