Ada Ritual dan Larangan
Wisto juga menyebut bahwa wayang beber memiliki ritual khusus yang dilakukan sebelum dan sesudah pementasan. Sehingga untuk membentangkan wayang beber tidak bisa dilakukan sesuka hati.
"Semua ada syaratnya, ada ritualnya. Jadi sebelum dipentaskan itu ada ritual, istilahnya orang Jawa kulo nuwun (salam atau permisi), seperti itu. Dan nanti ada ritual penutupan juga," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain harus melakukan ritual sebelum pentas, Wisto mengungkapkan ada larangan-larangan khusus. Larangan itu adalah jangan sekali-kali melintas di bagian kepala kotak penyimpanan gulungan wayang beber.
![]() |
Perlu diketahui, tempat penyimpanan wayang beber berbentuk persegi panjang berbahan kayu. Wisto menyebut pada kotak itu ada bagian kepala dan kaki.
"Kalau untuk wayang beber ada larangan-larangan. Ada atas dan bawah (bagian kotak penyimpanan dan membentangkan), jadi tidak boleh di atasnya, itu akan berisiko sekali," ucapnya.
Bahkan, Wisto menyebut ada kejadian aneh jika larangan tersebut dilanggar. Kejadian itu terjadi saat pentas wayang beber.
"Jadi tidak boleh di atas kepala. Itu sering terjadi kejadian aneh-aneh, dulu pernah pentas dan atasnya sudah saya bilangin tidak boleh dan saya kasih kursi dan kursi itu diambil buat foto," katanya.
"Akhirnya dia tidak bisa membaca sinopsis sampai dia heran, terus dia kena tamparan di dadanya sampai tidak bisa napas dan ke belakang. Itu langsung kejadiannya," lanjut Wisto.
Lebih lanjut, kejadian aneh juga pernah terjadi saat wayang beber dibawa ke Keraton. Saat itu, Wisto masih kecil dan berpesan kepada kru pengrawit agar tidak boleh ada orang di atas tempat penyimpanan wayang beber khususnya bagian kepala.
"Terus pernah waktu dibawa ke Keraton saya bilang kepada kru pengrawit tidak boleh di atas itu ada orangnya. Saat itu saya masih kecil, jadi dia tidak respons saya. Akhirnya sampai jalan itu kaca mobil bagian samping itu pecah," ucapnya.
Di sisi lain, Wisto mengungkapkan rasa senangnya bisa terus mementaskan wayang beber. Salah satunya di DKV Connect ISI Jogja hari ini.
"Saya senang sekali (bisa pentas wayang beber) karena dengan adanya ini wayang beber bisa berkembang," ujarnya.
Ketua Panitia Desain Komunikasi Visual (DKV) Connect, Daru Tunggul Aji, menambahkan bahwa pentas wayang beber ini merupakan implementasi dari kampus merdeka belajar dalam hal ini pembelajaran luar kelas. Apalagi, Prodi DKV ISI Jogja menaruh perhatian besar dalam konservasi kebudayaan.
"Jadi ini akan berkelanjutan melalui perancangan aset-aset visual yang diharapkan dapat menjadikan wayang beber Wonosari lebih lestari dan dapat menarik minat serta perhatian khalayak luas," katanya.
(afn/apl)
Komentar Terbanyak
Roy Suryo Usai Diperiksa soal Ijazah Jokowi: Cuma Identitas yang Saya Jawab
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Amerika Minta Indonesia Tak Balas Tarif Trump, Ini Ancamannya