Akhirnya! Pemda DIY Terima Sertifikat UNESCO untuk Sumbu Filosofi Jogja

Akhirnya! Pemda DIY Terima Sertifikat UNESCO untuk Sumbu Filosofi Jogja

Adji G Rinepta - detikJogja
Kamis, 28 Des 2023 14:23 WIB
Kiri-kanan: Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Laksmi Pratiwi, Menteri Luar negeri Retno Marsudi memamerkan sertifikat Warisan Dunia di Kompleks Kepatihan,Β KamisΒ (28/12).
Foto: Kiri-kanan: Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Laksmi Pratiwi, Menteri Luar negeri Retno Marsudi memamerkan sertifikat Warisan Dunia di Kompleks Kepatihan,Β KamisΒ (28/12). (Adji G Rinepta/detikJogja)
Jogja - Pemerintah Daerah (Pemda) DIY akhirnya menerima sertifikat The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks, atau Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia dari UNESCO. Sertifikat diserahkan langsung oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Kamis (28/12).

Adapun penetapan Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia UNESCO diumumkan pada pertemuan Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee/WHC) UNESCO ke-45 pada Senin (18/9) lalu di Riyadh, Arab Saudi.

"Jadi saya hari ini sowan ke Jogja untuk secara langsung menyerahkan penghargaan UNESCO Sumbu Filosofi Jogja," terang Retno usai penyerahan sertifikat di Kompleks Kepatihan, Kamis (28/12/2023).

"Tentunya ini warisan dunia yang harus diuri-uri, dijaga, dan kami sudah sampaikan untuk kelanjutannya jika ada hal-hal yang diperlukan dari DIY monggo, kami para diplomat siap," imbuhnya.

Retno menambahkan, ditetapkannya Sumbu Filosofi Jogja sebagai Warisan Dunia ini, diharapkan bisa memantik semangat pemerintah daerah lainnya yang akan memperjuangkan warisan budayanya.

"Dan juga kalau ada hal-hal lain yang terkait dengan warisan budaya kami juga siap untuk menindaklanjuti. Karna salah satu diplomasi yang kita jalankan adalah diplomasi budaya, softpower," jelas Retno.

"Dan kita terus bersama pemerintah-pemerintah daerah yang ingin memperjuangkan warisan budaya untuk diakui dunia," lanjutnya.

Terpisah, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan usai penetapan Sumbu Filosofi Jogja sebagai Warisan Dunia, Pemda DIY telah menindaklanjuti rekomendasi UNESCO dengan beberapa langkah strategis.

Di antaranya, melaksanakan koordinasi, komunikasi, dan menjalin kerja sama antara Pemda DIY, Pemkot Jogja, Pemkab Bantul, serta Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat guna membagi peran masing-masing dalam pengelolaan Sumbu Filosofi Jogja.

Kemudian dari sisi regulasi, juga telah diterbitkan Keputusan Gubernur DIY Nomor 360/KEP/2023, tentang Sekretariat Bersama Pengelolaan Warisan Dunia Sumbu Filosofi Jogja.

"Kesemua fungsi itu menjadi urgensi, karena atribut Warisan Dunia Sumbu Filosofi Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya tekanan pembangunan, tekanan lingkungan, kesiapsiagaan bencana, isu pariwisata berkelanjutan, dan eksistensi sosial-budaya masyarakat sekitar," ujar Sultan.

Sebagai informasi, Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan sumbu imajiner yang terbentang sepanjang 6 kilometer (km) dari utara ke selatan. Sumbu filosofis ini meliputi Kompleks Keraton Jogja, sejumlah bangunan bersejarah, dan monumen yang menjadi simbol pertukaran antara sistem kepercayaan dan nilai.

Sumbu Filosofi Yogyakarta dicetuskan pada abad ke-18 oleh Sultan Hamengku Buwono I, raja pertama Keraton Jogja. Sumbu imajiner sepanjang 6 km tersebut, menghubungkan Gunung Merapi di utara dan Samudra Hindia di selatan. Adapun Kompleks Keraton Yogyakarta menjadi titik sentral Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Selain Sumbu Filosofi, UNESCO telah menetapkan lima warisan budaya Indonesia, yaitu Kompleks Candi Borobudur (1991), Kompleks Candi Prambanan (1991), Situs Prasejarah Sangiran (1996), Sistem Subak sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana (2012), dan Tambang Batubara Ombilin, Sawahlunto (2019).

Penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia berdasarkan pada pemenuhan kriteria-kriteria UNESCO. Terutama, kriteria II yang menunjukkan pertukaran nilai dan gagasan penting antara berbagai sistem kepercayaan, seperti animisme, Hindu, Buddha, Islam Sufi, dan pengaruh dari Barat.

Di samping itu, Sumbu Filosofi Yogyakarta juga dianggap memenuhi kriteria III, yakni memberikan kesaksian yang luar biasa terhadap peradaban Jawa dan tradisi budaya yang hidup setelah abad ke-18. Pengusulan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia sudah dimulai sejak 2014. Pertemuan Komite Warisan Dunia UNESCO ke-45 ini diselenggarakan pada 11 sampai 25 September 2023.


(apu/ahr)

Hide Ads