Muncul Ide Integrasi Wisata Borobudur dan Sumbu Filosofi Jogja, Ini Tujuannya

Muncul Ide Integrasi Wisata Borobudur dan Sumbu Filosofi Jogja, Ini Tujuannya

Adji G Rinepta - detikJogja
Sabtu, 16 Des 2023 17:47 WIB
Direktur Utama BPOB Agustin Peranginangin saat ditemui wartawan di Kantor BPOB,Β SabtuΒ (16/12).
Foto: Direktur Utama BPOB Agustin Peranginangin saat ditemui wartawan di Kantor BPOB,Β SabtuΒ (16/12). (Adji G Rinepta/detikJogja)
Jogja -

Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) membuka kemungkinan untuk mengintegrasikan wisata di kawasan Borobudur dengan Sumbu Filosofi Jogja. Jika terwujud, wisatawan akan bisa dimanjakan dengan wisata lintas era.

"Apa yang nggak mungkin. Kan sama-sama mendapat nilai manfaat," ujar Direktur Utama BPOB, Agustin Peranginangin kepada wartawan di kantor BPOB, Kota Jogja, Sabtu (16/12/2023).

Integrasi ini, menurut Agus, akan mewujudkan wisata edukasi dari era Buddha yang tercermin di Candi Borobudur. Serta era Mataram Islam yang terepresentasikan pada Sumbu Filosofi Jogja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau di Borobudur mengeksplor nilai-nilai Buddha, di Jogja mengeksplor Mataram Islam," jelas Agus.

"Jadi mereka (wisatawan) datang ke Jawa Tengah belajar sejarah di abad 7 masyarakat kehidupan Jawa. Lalu datang ke Yogyakarta untuk melihat kehidupan masyarakat Jawa 3 abad yang lalu," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Agus menjelaskan, pihaknya telah mengembangkan banyak paket wisata di Borobudur. Ia mengaku juga mendengar kabar jika di Sumbu Filosofi Jogja yang baru saja ditetapkan menjadi Warisan budaya dunia, juga sedang dikembangkan paket-pake wisata.

Selain itu menurutnya, untuk memperkaya konten wisata yang bisa memanjakan wisatawan, bisa disajikan tarian-tarian dan musik dalam paket wisata Sumbu Filosofi Jogja.

"Jadi tidak datang hanya melihat saja, nah kalau di Borobudur sudah dikembangkan paket-paket Borobudur Trail Civilization," papar Agus.

"Kita geser lebih dalam (ke Sumbu Filosofi). Kita sambut mereka dengan tarian, pengenalan kostum. Tetapi juga mengenal budaya-budaya Mataram, termasuk apa yang ditinggalkan pada relief Borobudur," sambungnya.

Integrasi wisata ini, lanjut Agus, tentu dapat meluaskan target wisatawan. Tak hanya wisatawan yang gemar selfie dan menikmati suasana, namun juga wisatawan yang memiliki minat khusus akan sejarah.

Meski begitu Agus menyadari jika wisatawan dengan minat khusus ini biasanya jumlahnya tak terlalu banyak. Namun mereka bisa menambah length off stay atau lama tinggal guna mengeksplorasi lebih dalam wisata yang disajikan. Ia pun berkomitmen untuk turut mempromosikan jika wisata edukasi berintegrasi ini terwujud.

"Lama tinggalnya lama, karena dia serius dia tidak hanya datang untuk foto. Selama ini kan datang untuk foto, mereka belum terpikirkan bagaimana mengangkut batu besar ke Borobudur," jelas Agus

"Di hilir dalam artian kita mempromosikannya. Kami dapat informasi saat ini sedang disusun paket-paket wisata yang temanya dari sumbu filosofi, kalau ini sudah ada kami dari Kementerian Pariwisata dalam hal ini BOB akan mempromosikannya," pungkasnya.




(apu/apl)

Hide Ads