Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja nomor urut 3, Afnan Hadikusumo dan Singgih Rahardjo, berkomitmen untuk melestarikan Sumbu Filosofi Jogja. Paseduluran Afnan Singgih (PAS) menilai warisan dunia itu harus dilindungi keasliannya.
Hal itu disampaikan PAS dalam debat kedua Pilwakot Jogja 2024. Afnan mengungkapkan, Warisan Dunia yang diakui UNESCO pada tahun 2023 itu harus dilindungi agar keasliannya tidak terancam.
"Sumbu Filosofi adalah identitas Yogyakarta. Sebagai poros budaya yang menyatukan nilai spiritual, alam, dan manusia, keberadaannya harus dilindungi dari tekanan komersialisasi dan modernisasi yang mengancam keasliannya," ujar Afnan dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Senin (18/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Afnan dan Singgih mengungkapkan, pelestarian Sumbu Filosofi Jogja harus didukung melalui kebijakan yang mampu menjaga nilai budaya, ekonomi, dan kenyamanan wisatawan.
Singgih menambahkan, poros budaya yang terbentang dari Tugu Pal Putih hingga Panggung Krapyak itu bisa menjadi pusat pembelajaran.
"Kami tidak ingin Sumbu Filosofi hanya menjadi simbol, tetapi juga hidup sebagai pusat pembelajaran, pengalaman budaya, dan keberlanjutan lingkungan," kata Singgih.
Selain itu, PAS menilai penting sinergi antara pemerintah pusat dan provinsi dalam mengelola Sumbu Filosofi, baik melalui pendanaan maupun promosi internasional.
Sebagai Warisan Dunia UNESCO, Sumbu Filosofi berpeluang besar untuk menarik perhatian global dengan tetap menjaga prinsip pelestarian nilai budaya dan lingkungan.
"Kami ingin memastikan bahwa Sumbu Filosofi tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga menjadi cerminan nilai-nilai luhur yang bisa menginspirasi dunia," tegas Afnan.
Dalam paparannya, PAS memiliki langkah konkret untuk melindungi dan mengoptimalkan kawasan Sumbu Filosofi, yakni:
1.Pengembangan Program Wisata Edukasi Berbasis Budaya: Melibatkan akademisi dan komunitas budaya untuk menyelenggarakan lokakarya, pertunjukan seni, dan pameran yang menghidupkan kembali nilai-nilai budaya Sumbu Filosofi. Program ini juga bertujuan untuk menjadikan Sumbu Filosofi sebagai ikon edukasi budaya nasional dan internasional.
2.Peningkatan Infrastruktur Ramah Wisatawan: Menyediakan jalur pedestrian yang nyaman, shuttle listrik, dan fasilitas publik yang mendukung kenyamanan pengunjung tanpa merusak keaslian kawasan.
3.Penerapan Zonasi untuk Perlindungan Kawasan: Menetapkan aturan zonasi khusus yang mendukung usaha berbasis budaya seperti galeri seni dan toko kerajinan, sambil membatasi pembangunan yang merusak estetika tradisional kawasan tersebut.
Afnan dan Singgih meyakini Sumbu Filosofi bisa menjadi pusat harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas melalui pendekatan berbasis budaya dan berkelanjutan.
(apl/dil)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang