Fosil gajah purba mastodon menjadi salah satu koleksi unggulan yang dipamerkan di Museum Geoteknologi Mineral UPN Veteran Jogja. Fosil gajah purba yang hidup jutaan tahun lalu ini ditemukan di Bumiayu, Kabupaten Brebes.
Dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan DIY, mastodon adalah mamalia bergading besar yang termasuk dalam familia Mammutidae dan genus Mammuth. Mastodon muncul pada periode Miosen sekitar 23 juta hingga 2,6 juta tahun yang lalu dan muncul dengan bentuk berbeda pada periode Pleistosen sekitar 2,6 juta hingga 11.700 tahun yang lalu.
Mastodon memiliki fisik hampir serupa dengan gajah modern. Mastodon memiliki tinggi 2,5-3 meter dan berat antara 3,5-5,4 ton. Dibanding gajah modern, mastodon memiliki tubuh lebih panjang, kekar, berbulu cokelat kemerahan, serta kaki pendek dan besar seperti tiang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Punahnya mastodon masih diteliti lebih lanjut oleh para ilmuwan. Beberapa dugaan ahli terkait kepunahan mastodon yakni dari perburuan manusia, perubahan iklim, dan penyakit mematikan.
Pantauan detikJogja, fosil mastodon ini berupa tengkorak yang masih dilengkapi dengan satu gading. Fosil mastodon ini diletakkan dalam sebuah meja kecil tanpa kaca dengan keterangan yang ditempel pada meja tersebut. Selain fosil mastodon, museum Geoteknologi Mineral UPN Jogja ini menyimpan koleksi bebatuan, hingga bukti-bukti evolusi manusia purba.
"(Museum) Ini didirikan pada 27 Februari 1988 dan diperkuat dengan adanya fosil gajah purba yang menjadi masterpiece kita," ucap Kepala Museum Geoteknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta, KRT Nur Suhascaryo kepada detikJogja, Jumat (6/10/2023).
![]() |
Mastodon Ditemukan di Bumiayu
Nur mengatakan fosil gajah purba ini ditemukan di Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Fosil gajah purba itu ditemukan saat tim dari Museum Geologi Bandung melakukan penelitian.
"Ditemukan di Bumiayu, itu sebenarnya gajah purba terakhir. Kalau dulu kan gajah purba yang kayak mamut kan, yang bulunya tebal karena tinggalnya di suhu dingin. Itu fosil asli yang ditemukan oleh tim peneliti Museum Geologi Bandung, kebetulan kepala museumnya saat itu Pak Suwarno, alumni APN (Akademi Pembangunan Nasional), sebelum UPNVY kan APN ya," ujar Nur.
Nur menjelaskan gajah purba mastodon ini memiliki perbedaan dibandingkan gajah yang masih eksis hingga saat ini. Mulai dari bentuk gading hingga tengkorak gajah purba itu lebih besar.
"Bisa dilihat dari gadingnya lebih besar, sama tempurung tengkoraknya kelihatan besar, belalainya juga itu beda, lebih panjang," tuturnya.
![]() |
Nur menerangkan penemuan fosil mastodon di Pulau Jawa menjadi salah satu petunjuk gajah purba ini pernah ada di Indonesia. Dengan proses yang lama, tulang tengkorak dari mastodon tersebut secara alami terawetkan di dalam tanah.
"Kalau lihat sejarahnya kan yang namanya samudra kan kita mau nggak mau tergantung dari geseran atau terbentuknya suatu daratan kan. Nah, kalau pulau-pulau di Indonesia ada Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan lain-lain. Biasanya binatang itu berpindah tempat dan mungkin ada di Jawa, awalnya dari mana kita nggak tahu," jelas Nur.
"Fungsi dari tanah itu juga di antaranya kan tanah berasal dari proses pelapukan batuan yang kena hujan, lama-lama jadi hancur, dan terbawa dari dataran tinggi, dibawa oleh arus dan diendapkan di dataran rendah. Di dataran rendah kan ada binatang yang mati, tertutup oleh endapan makanya awet," lanjutnya.
Selengkapnya di halaman berikut.
Nur menyebut fosil gajah purba tersebut menjadi koleksi unggulan museum ini. Berbagai perawatan terus digencarkan oleh pihak museum untuk menjaga koleksi ini.
"Untuk fosil mastodon sendiri tidak dipakaikan kaca, sebetulnya kalau dipasangin, kacanya lebih berat. Karena itu kayak tengkorak dan butuh perawatan rutin, jadi harus tutup buka kalau dipakein kaca, sedangkan kalau pakai kaca kadang itu susah dibukanya. Saking sudah lama, saya juga dapat laporan kalau tiang penyangganya sudah miring dan harus dibetulkan. Mungkin dapat diletakkan di meja yang kokoh ya," jelas dia.
Jam Buka dan Harga Tiket
Sebagai informasi, Museum Geoteknologi Mineral berlokasi di Jalan Babarsari No. 2 Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Terbuka untuk masyarakat umum, berikut jam buka dan harga tiket ketika berkunjung ke museum ini:
Jam Buka
- Senin s/d Jumat : 08.00 - 16.00 WIB
- Sabtu s/d Minggu : Libur
- Tanggal Merah : Libur
Harga Tiket
- Siswa : Rp 10.000 per orang
- Umum : Rp 12.500 per orang
- Asing : Rp 50.000 per orang
Itu tadi penjelasan tentang fosil gajah purba mastodon di Museum Geteknologi Mineral UPN Jogja, semoga bermanfaat ya!
Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar dan Novi Vianita Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas