Tak banyak yang tahu di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ada sebuah museum yang menyimpan berbagai fosil. Adalah Museum Fosil Tambaksari yang kini telah dikembangkan dan ditata menjadi semakin menarik untuk dikunjungi.
Museum Fosil Tambaksari berada di Jalan Tambaksari-Rancah, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis. Awalnya museum ini hanya digunakan untuk menyimpan berbagai aneka fosil hewan dan fosil lainnya yang ditemukan di wilayah Tambaksari.
Fosil-fosil itu hanya disimpan di dalam lemari dan etalase saja. Tapi kini, setelah adanya penataan yang dilakukan oleh Disbudpora Ciamis kerja sama dengan Museum Geologi Bandung, tempat ini menjadi destinasi untuk edukasi, lebih modern dan semakin menarik untuk dikunjungi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DetikJabar, Sabtu (21/9/2024), mengunjungi Museum Fosil Tambaksari. Museum tersebut kini lebih berwarna dan lebih edukatif dengan berbagai keterangan yang terpanjang di dinding bangunan. Ada pintu masuk dan pintu keluar, sehingga pengunjung bisa lebih tertib saat melihat-lihat koleksi fosil.
Tata letak fosil pun kini lebih teratur, sehingga lebih memudahkan pengunjung untuk melihat obyek setiap fosil. Bahkan pengunjung bisa menjadikan museum sebagai tempat untuk berfoto. Lokasinya sekitar 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dari pusat perkotaan Ciamis.
Pada Kamis (19/9/2024), Museum Fosil Tambaksari diresmikan setelah sebulan ditata. Museum telah dibuka untuk umum. Saat ini tidak ada tarif khusus untuk masuk museum, pengunjung juga dapat memberikan sumbangan untuk pemeliharaan.
Nampak, sejumlah masyarakat pun berkunjung ke Museum Fosil Tambaksari. Tingkat kunjungan mengalami kenaikan drastis dibanding jauh sebelum adanya penataan.
"Ini merupakan sebuah pengembangan museum, dikemas lebih baik. Selama ini kunjungan ke Museum Fosil Tambaksari tidak masif. Untuk itu kami melakukan penataan kerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dalam hal ini Museum Geologi Bandung," ujar Kabid Kebudayaan Disbudpora Ciamis Muharam A Zajuli.
![]() |
Muharam menjelaskan, tampilan desain museum tersebut kini lebih modern. Selain tata letak koleksi fosil yang bervariatif, juga dilengkapi dengan keterangan-keterangan di setiap dindingnya. Ada juga layar monitor yang akan menampilkan informasi mengenai museum berikut koleksinya.
"Museum Fosil Tambaksari yang dulu sederhana sekali, kini lebih representatif dan punya nilai dan layak untuk dikunjungi," katanya.
Menurut Muharam, museum tidak lagi hanya untuk peneliti dan pelajar saja yang sedang melakukan penelitian. Namun juga menarik untuk menjadi tujuan wisata. Terlebih di dekat museum terdapat Kampung Adat Kuta yang juga menarik dikunjungi.
"Menjadi tujuan wisata, jadi bisa ke beberapa lokasi asa museum dan juga kampung adat. Punya nilai pemanfaatan lebih luas, edukasi, pariwisata dan pelestarian," tuturnya.
Sementara itu, Juru Pelihara Museum Fosil Tambaksari Gilang Nugraha menyebut setelah adanya penataan, antusias masyarakat untuk berkunjung meningkat. Kondisi museum juga lebih tertata dan menarik dikunjungi.
"Keberadaan museum ini sangat penting, untuk menyimpan fosil yang punya sejarah tinggi. Agar generasi mendatang mengetahuinya," ucapnya.
Gilang berharap, ke depan ada dukungan dari pemerintah setempat mengenai sarana penunjang sekitar museum. Kehadiran museum bukan hanya sebagai pendidikan, namun juga menjadi tujuan wisata.
"Semoga dapat meningkatkan tarap ekonomi warga sekitar dan juga termasuk pendapatan daerah," jelasnya.
![]() |
Gilang menyebut, museum memiliki ratusan koleksi fosil. Namun hanya sebagian yang dipajang karena keterbatasan tempat. Namun koleksi yang dipajang itu mewakili fosil yang ada.
"Ada fosil gajah purba, gigi buaya, Moluska, banteng, sapi dan rusa purba. Ada juga kuda nil purba yang sudah punah ribuan tahun lalu dan di Asia hanya ditemukan di sini. Ada juga yang pernah menemukan gigi seri manusia yang diperkirakan berusia 500-600 tahun lalu," pungkasnya.
(yum/yum)