Ben masih berusia 6 tahun saat ia menemukan kapak genggam dari 50.000 tahun di Pantai Shoreham, Sussex Barat, Inggris. Benda purbakala berbentuk mirip batu mengilap itu lalu ia simpan di kamarnya selama 3 tahun.
Sekitar November 2024, saat ia berusia 9 tahun, Ben kemudian mengunjungi Museum Worthing. Di area pameran Zaman Batu, ia mendapati ada artefak yang mirip batunya di rumah.
Diberikan ke Museum
Ben kemudian memberikan batu penemuannya pada pihak museum. Mereka memperkirakan kapak genggam tersebut kemungkinan besar dibuat oleh manusia Neanderthal sekitar 40.000-60.000 tahun lalu. Neanderthal adalah istilah untuk manusia purba sepupu manusia modern yang punah sekitar 40.000 tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka bilang ini adalah penemuan terbaik mereka dalam sepuluh tahun. Sekarang ada di dalam peti di museum. Aku sangat gembira, jantungku berdebar kencang," kata Ben, dilansir BBC.
Ben sendiri semula melihat batu api tersebut berkilau di pantai. Karena tampak berbeda dari kerikil dan batu lain, ia pun memungutnya.
Ia tak menampik di satu sisi ia ingin menyimpan batu tersebut. Di sisi lain, ia merasa akan lebih baik jika batu itu disimpan di museum. Di kamar Ben, batu tersebut terkadang tercecer atau salah letak, kemudian ditemukan lagi.
Emma, ibu Ben, menilai keputusan untuk menyerahkan artefak tersebut pada museum sudah tepat.
"Melihat bagaimana penemuan itu mencerahkan wajah arkeolog museum, sangat menyenangkan melihat orang lain bisa menikmatinya," tuturnya di BBC Radio Sussex.
Kesulitan Memastikan Lokasi Asal
Juru bicara Museum Worthing menyatakan kapak tangan tersebut betul berasal dari Zaman Paleolitikum Tengah Akhir, sekitar 40.000-60.000 tahun lalu. Saat ini, pihak museum belum dapat memastikan lokasi awal kapak genggam tersebut. Sebab, ada pekerjaan penguatan pertahanan kawasan pantai di lokasi Ben menemukan batu tersebut.
"Ben menemukan kapak batu di kerikil bagian atas di Pantai Shoreham, jadi sangat sulit untuk mengatakan dengan yakin apakah kapak itu awalnya hilang di sana atau terkeruk dari endapan sungai lepas pantai selama pekerjaan untuk memperkuat pertahanan pantai," kata pihak museum.
(twu/pal)