8 Cara Menanam Padi dari Awal sampai Akhir dan Bisa Dipanen secara Optimal

8 Cara Menanam Padi dari Awal sampai Akhir dan Bisa Dipanen secara Optimal

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 13 Mei 2025 15:23 WIB
Cara Menanam Padi dari Awal sampai Akhir dan Bisa Dipanen
Cara menanam padi sampai bisa dipanen. (Foto: jcomp/Freepik)
Jogja -

Padi adalah tanaman yang tentu sudah tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia. Kendati begitu, selain para petani, masih banyak orang yang tidak tahu cara menanam padi dari awal sampai akhir. Begini panduannya bagi yang membutuhkan!

Padi memiliki nama Latin Oryza sativa. Disadur dari situs Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, ciri padi adalah berakar serabut, batang pendek, daun warna hijau muda sampai tua, dan memiliki buah berbentuk bulir.

Setelah masuk masa panen, bulir-bulir padi dipisahkan dari tangkainya dengan cara dipukul atau dengan bantuan alat pemisah gabah. Gabah kemudian dikeringkan selama kurang lebih tiga sampai tujuh hari. Baru setelah itu, gabah digiling sehingga muncullah beras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak dahulu, beras selalu menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia secara terkhusus. Beras ditanak dengan sejumlah air sehingga mengembang dan dapat dikonsumsi. Sudah terbayang betapa pentingnya padi sebagai penyuplai bahan pangan pokok?

Nah, apabila detikers punya lahan kosong, dapat dipergunakan untuk menanam padi. Sebelum menanam, baca dahulu tata cara lengkapnya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini, ya.

ADVERTISEMENT

Cara Menanam Padi Lengkap dari Awal sampai Panen

Dirangkum dari buku Ayo Bertani Padi Sehat oleh Purnomo dkk dan situs resmi Kalurahan Bawuran Bantul, tata cara menanam padi lengkap adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Lahan Tanam

Semua lahan sejatinya bisa-bisa saja diolah jadi tempat pertanian. Hanya saja, yang terbaik adalah lahan pertanian tradisional atau hutan alam. Intinya, lahan yang tidak pernah dikenai asupan bahan-bahan kimia seperti pupuk dan pestisida.

Setidaknya, lahan untuk padi harus disiapkan selama 2 minggu sebelum penanaman. Tentunya, pastikan area tersebut bebas aneka macam gulma dan rumput liar. Usai bersih, basahi dengan air, lalu bajak. Tujuan pembajakan adalah menggemburkan tanah agar lunak.

Setelah tanah dibajak, kembali aliri dengan air. Biarkan air menggenang dengan ketinggian 10 cm. detikers juga disarankan untuk membuat parit atau kakalen sedalam mata cangkul dengan lebar kurang lebih 30 cm. Antarparit sebaiknya berjarak 1,5-2 meter. Parit ini dibuat untuk memudahkan sirkulasi air nantinya.

2. Pemilihan Benih

Biarpun terkesan sepele, memilih benih padi terbaik akan mempengaruhi hasil akhir alias panen. Benih yang baik akan membuat tanaman tumbuh sehat dan kuah sehingga hasilnya berkualitas tinggi. Sebaiknya, pilih benih yang telah mendapat sertifikasi.

Usai mendapat benih terbaik, keringkan di bawah sinar Matahari selama 1 jam kurang lebih. Setelah itu, benih perlu diseleksi untuk mendapatkan kualitas unggul. Penyeleksian bisa memanfaatkan air garam. Air garam yang bagus untuk seleksi akan membuat telur mengapung jika dimasukkan.

Masukkan benih padi dalam air garam tersebut. Benih yang tenggelam berkualitas, sedangkan benih mengambang jangan dipakai. Cuci bersih benih yang tadi tenggelam agar terbebas dari garam. Dianjurkan memakai wadah berlubang agar garam benar-benar hilang.

Kemudian, rendam benih padi dalam air bersih selama 24 jam. Baru setelah itu, keringkan benih padi dan masukkan dalam karung atau bahan lain yang lembap. Biarkan benih padi diperam selama 36-48 jam. Ciri benih padi yang siap disemai adalah punya kecambah sepanjang setengah sampai 1 cm.

3. Penyemaian Benih

Tahap selanjutnya adalah penyemaian benih. Proses ini dapat dilakukan di lahan terbuka seperti ladang atau sekadar dalam kotak plastik. Bisa juga memakai besek yang mudah ditemukan di mana-mana. Pastikan area penyemaian mendapat sinar Matahari.

Media semai adalah campuran kompos dan tanah dengan perbandingan 1:1. Benih padi dianggap siap tanam setelah usia 10-17 hari setelah semai atau 21 hari, tergantung metode yang akan dipakai.

4. Penanaman Bibit

Benih padi yang telah bertransformasi menjadi bibit sudah siap tanam. Dari area penyemaian, pilih bibit yang sudah cukup usia dengan ketinggian kira-kira 10-15 cm. Bibit yang sudah sedia ditanam biasanya punya 3 sampai 4 helai daun.

Pindahkan bibit ke lahan tanam secara hati-hati. Jika sebelumnya menyemai dengan kotak plastik atau besek, jangan cabut bibit. Alih-alih, bawa tempat penyemaian tersebut ke lahan tanam untuk mengurangi stres tanaman.

Setiap lubang tanam bisa dimasukkan 1-3 bibit padi. Beri jarak tanam 30 x 30 cm jika memakai sistem caplak. Adapun bila memakai sistem tanam legowo, jarak tanam dalam satu barisan adalah 12,5 cm, sedangkan antarbarisan 25 cm.

Masukkan bibit kurang lebih sedalam 1 cm ke dalam tanah. Dalam satu tahun, penanaman padi dapat dilakukan dua kali guna mendapatkan masa tanam yang ideal. Lalu, apa yang harus dilakukan setelah padi ditanam?

5. Pengairan Lahan Tanam

Pasokan air yang memadai sangat penting untuk menjaga kualitas tanaman padi. Total, terdapat 3 fase pertumbuhan yang harus detikers perhatikan, yakni fase pertumbuhan vegetatif, fase primordia, dan fase pematangan.

Fase pertama, yakni vegetatif, berlangsung selama 1-48 hari setelah tanam. Pada fase ini, buat lahan tergenang air dan kering selama bergantian setiap 3 hari. Lakukan terus sampai hari ke-48. Bila akan menyiangi tanaman, buat ketinggian air kurang lebih 2 cm agar memudahkan.

Fase kedua, primordia, berlangsung selama 49-97 hari usai tanam. Dari hari ke-49 sampai 75 atau 80, genangi lahan dengan air setinggi 2 cm. Lalu, pada hari ke 81 sampai 97, buat lahan kering.

Terakhir, fase pematangan dimulai sejak hari ke-97 sampai panen. Waktu panen sendiri berbeda-beda tiap varietas. Pada fase pematangan ini, detikers perlu mengeringkan lahan 2 minggu sebelum panen agar kualitas gabah tetap terjaga.

6. Penyiangan dan Pemupukan Tanaman Padi

Penyiangan harus dilakukan rutin, bisa 2 atau 3 minggu sekali. Tujuannya adalah mensterilkan lahan tanam dari tanaman pengganggu yang berpotensi mengacaukan tumbuh kembang padi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan tangan kosong atau alat bantu.

Secara garis besar, pemupukan padi terbagi menjadi fase dasar dan susulan. Pemupukan dasar dilakukan dengan pupuk kompos yang disebar merata. Sementara itu, pemupukan susulan pertama bisa memakai pupuk organik cair. Pemupukan susulan kedua juga memakai POC atau mol dari rebung/buah maja.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

Kunci pertumbuhan padi sehat adalah ekosistem yang baik. Bila terlihat adanya gejala serangan, aplikasikan pestisida nabati untuk menghalau. Kendalikan juga hama-hama padi lain agar tidak terlalu berlebihan. Misal, untuk mengusir burung, tancapkan orang-orangan sawah di lokasi yang tepat.

8. Pemanenan

Beberapa tanda padi siap panen adalah:

  • Usia padi berkisar 97-105 hari tergantung varietas.
  • 95-97% gabah sudah mulai menguning.
  • Malai berumur 30-35 hari setelah berbunga merata.
  • Kadar air gabah 22-26%. Bisa diketahui dengan moisture tester.

Setelah waktunya tepat, panen padi dengan alat-alat yang umum dipakai. Kamu bisa memakai sabit bergerigi, reaper, reaper binder, maupun ani-ani. Ani-ani adalah alat panen padi dari bambu. Alat ini dianjurkan untuk dipakai memotong padi lokal berpostur tinggi.

Demikian delapan cara menanam padi dari awal sampai akhir yang bisa detikers ikuti agar bisa dipanen secara optimal. Semoga bermanfaat, ya!




(sto/ahr)

Hide Ads