Sulap Limbah Kelapa Jadi Kepala Kera, Pria Sanden Raup Jutaan Rupiah

Sulap Limbah Kelapa Jadi Kepala Kera, Pria Sanden Raup Jutaan Rupiah

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Kamis, 10 Okt 2024 13:40 WIB
Suasana produksi gantungan menyerupai kepala kera dan wind chime di Wonorejo I, Gadingsari, Sanden, Bantul, Kamis (10/10/2024).
Suasana produksi gantungan menyerupai kepala kera dan wind chime di Wonorejo I, Gadingsari, Sanden, Bantul, Kamis (10/10/2024). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja)
Bantul -

Seorang pria di Wonorejo I, Gadingsari, Sanden, Bantul, menyulap limbah kelapa atau kelapa gabug menjadi beraneka ragam kerajinan, khususnya gantungan kepala kera dan wind chime atau lonceng angin. Pemilik Yan's Handicraft itu, Suyanto (54) kini meraup cuan jutaan rupiah per bulan.

Pantauan detikJogja di tempat produksi Yan's Handicraft, Kamis (10/10), tampak seorang pria sedang menguliti kelapa kering dan membentuknya hingga menyerupai kepala kera. Tampak pula pria lain yang sedang memasang bagian dari wind chime atau lonceng yang berbunyi jika kena angin.

Suyanto menjelaskan, awalnya dia bekerja di Jakarta lalu pulang ke Wonorejo I. Ketika menganggur, Suyanto melihat banyak kelapa gabug atau buah kelapa yang gagal menjadi kelapa di sekitar rumahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat menganggur itu di sekitar rumah saya banyak kelapa gabug berserakan. Terus saya mikir, dulu saya pernah lihat ada yang memanfaatkannya jadi kerajinan dan akhirnya saya coba bikin," kata dia saat ditemui di tempat produksi kerajinannya, Wonorejo I, Sanden, Kabupaten Bantul, Kamis (10/10/2024).

Suyanto mengatakan, saat itu dia berhasil membuat gantungan kunci dan celengan bentuk kura-kura dari kelapa gabug. Dia lalu menawarkan produknya ke tempat-tempat yang berjualan hasil kerajinan.

ADVERTISEMENT

"Lalu saya tawarkan dan titip sampel ke showroom, ternyata ada yang pesan," ujarnya.

Dari situlah dirinya mulai mendirikan usaha produksi kerajinan berbahan baku kelapa gabug pada 2007. Namun, pesanan itu berbeda dengan sampel yang dia titipkan ke showroom.

"Yang dipesan itu gantungan berbentuk kepala kera dan kluntungan (wind chime), terus saya buat dan keterusan sampai sekarang. Jadi yang saya produksi sekarang kebanyakan gantungan bentuk kepala kera dan kluntungan," ucapnya.

Proses produksi gantungan berbentuk kepala kera itu tidak begitu memakan waktu. Dalam sehari Suyanto dan beberapa karyawannya bisa memproduksi puluhan produk.

"Kalau yang kepala kera itu satunya hanya perlu waktu 15 menit dan sehari bisa produksi sampai 50 buah. Terus yang kluntungan itu sehari bisa 10 buah," katanya.

Akan tetapi semua itu tergantung dengan jumlah pesanan. Dalam sebulan rata-rata Suyanto bisa memproduksi hingga ribuan kerjinan berbahan baku kelapa gabug.

"Kebanyakan pesanan itu dari PT, showroom, seperti dari Pasuruan, Jawa Timur. Itu kalau pesan bisa 5 sampai 10 ribu buah," ucapnya.

Harganya bervariasi. Untuk kepala kera, Suyanto mematok Rp 12-15 ribu per biji. Sedangkan wind chime harganya Rp 25-30 ribu per biji.

Namun, Suyanto enggan mengungkapkan omzetnya secara gamblang. Mengingat setiap bulan omzetnya tidak selalu sama karena pemasarannya masih secara konvensional atau menitipkan sampel di showroom kerajinan.

"Gini, paling keuntungan bersih sekitar Rp 7 ribu untuk satu buahnya, jadi kalikan saja 50 karena sehari bisa produksi sekitar 50 buah dan kalikan sebulan. Tapi ya kembali lagi, kadang beda-beda karena menyesuaikan jumlah pesanan," katanya.

Suyanto menambahkan, saat ini belum ada inovasi baru untuk produknya. Namun, Suyanto ingin membuat kerajinan apapun berbahan baku kelapa gabug.

"Kalau inovasi ke depan belum ada tapi apapun pesanannya bisa saya buat asal bahan bakunya kelapa gabug," ucapnya.




(afn/dil)

Hide Ads