11 Sekolah di Kulon Progo Terdampak Pembangunan Tol Jogja-Bandara YIA

11 Sekolah di Kulon Progo Terdampak Pembangunan Tol Jogja-Bandara YIA

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Selasa, 20 Feb 2024 15:36 WIB
Suasana salah satu SD yang bakal terdampak pembangunan tol di Kulon Progo, Selasa (20/2).
Suasana salah satu SD yang bakal terdampak pembangunan tol di Kulon Progo, Selasa (20/2/2024). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Jogja -

Sedikitnya ada 11 satuan pendidikan tingkat PAUD hingga SD di Kulon Progo bakal terdampak pembangunan jalan tol Jogja-Bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Pemkab Kulon Progo kini sedang menyusun skenario untuk memastikan kegiatan belajar mengajar bagi sekolah terdampak tetap berjalan lancar selama proses pembangunan berlangsung.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo, Arif Prastowo mengatakan 11 sekolah terdampak pembangunan tol Jogja-YIA itu terdiri dari 3 SD dan 8 TK serta PAUD. Lokasinya tersebar di tiga kapanewon yakni Nanggulan, Kokap, dan Temon.

"Untuk yang SD meliputi SD N Kaliandong di Nanggulan, SD N Kebonrejo di Temon, dan SD N Hargomulyo di Kokap. Sedangkan 8 TK dan PAUD tersebar di wilayah tersebut," ungkapnya saat dimintai konfirmasi wartawan, Selasa (20/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arif mengatakan ada sejumlah skenario untuk memastikan kegiatan belajar mengajar di sekolah terdampak bisa tetap berjalan. Salah satunya penggunaan rumah warga sebagai alternatif lokasi pembelajaran sementara.

Opsi ini dinilai paling baik jika dibandingkan dengan pemindahan sementara siswa ke sekolah terdekat.

ADVERTISEMENT

"Kalau skenario yang pernah kami desain itu misalnya pembelajaran sementara ke sekolah terdekat itu akan terkendala dari sisi durasi. Karena anak-anak SD itu sekarang bisa sampai 13.30-14.00 WIB, itu belum termasuk ekstrakurikuler. Kalau ada sekolah sore tentu ini tidak akan mendapatkan porsi yang sesuai. Artinya terkurangi jamnya," ucapnya.

"Makanya akan dirugikan anak-anak itu dari proses serapan untuk target pembelajarannya. Jadi kami lebih memilih kira-kira nanti ada di rumah warga. Mudah-mudahan ada warga yang bisa membantu ini," imbuhnya.

Adapun skenario kedua yaitu membangun sekolah baru sebelum dimulainya proyek tersebut. Namun, opsi ini sukar diwujudkan karena dinas harus menyusun anggaran baru secepat mungkin sedangkan proses penganggaran tidak bisa dalam waktu sekejap.

"Itu berurusan dengan rencana penganggaran kami di APBD apakah bisa tahun ini atau tahun depan secara reguler," ujarnya.

"Lalu skenario untuk pembelajaran tentu saja ada kemungkinan ketika proyek itu segera dijalankan maka anak-anak harus secepatnya mendapatkan tempat pembelajaran sementara. Jika skenarionya itu bersamaan. Kecuali kami bisa membangun dulu, baru proyek berjalan. Itu idealnya," imbuhnya.

Terkait relokasi sekolah terdampak, Arif belum bisa memberikan keterangan lebih rinci. Rencananya, Disdikpora Kulon Progo akan mendatangi kantor pelaksana jalan nasional PUPR guna mengetahui titik trase yang pasti sebagai gambaran penentuan lokasi sekolah baru.

"Relokasi masih abu-abu. Mungkin setelah hari Rabu (pertemuan dengan pelaksana jalan nasional PUPR) nanti kita bisa mendapatkan informasi, terutama soal arah trase. Itu penting karena ini mempengaruhi di mana lokasi itu (sekolah baru) akan dipilih," ucapnya.




(cln/rih)

Hide Ads