Perajin batik di Kulon Progo punya cara unik untuk menyambut momen peringatan kemerdekaan. Mereka mendaur ulang limbah menjadi kain batik jumbo bermotif burung garuda.
Aksi ini dilakukan oleh perajin di Sentra Batik Sembung, Dusun Sembungan, Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah. Memanfaatkan limbah kain, mereka berhasil menciptakan batik berukuran 7x8 meter bermotif lambang negara Indonesia yakni Garuda Pancasila.
"Untuk ulang tahun yang ke-78 ini, di Agustus ini, kita mengusung konsep tentang limbah batik. Jadi limbah batik yang kita daur ulang, kita gabungkan satu per satu jadi ukuran 7x8 meter untuk membuat lambang negara Indonesia, Burung Garuda," ujar pengelola Batik Sembung, Bayu Permadi saat ditemui di lokasi, Rabu (16/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bayu menjelaskan dipilihnya limbah sebagai bahan utama pembuatan karya batik Garuda ini bukan tanpa alasan. Pihaknya ingin agar masyarakat bisa memanfaatkan limbah layak guna untuk didaur ulang sebagai upaya menanggulangi persoalan sampah.
![]() |
"Dengan memanfaatkan sisa tersebut, harapan kita dari orang seperti anak muda yang belum bisa berbuat apa-apa itu kalau kita bersatu, kita membuat suatu hal itu pasti akan berguna," ujarnya.
Butuh waktu sepekan untuk menyelesaikan karya seni ini. Adapun proses pengerjaan dimulai dengan memilah kain bekas yang masih layak pakai untuk selanjutnya dijahit menjadi bendera berukuran 7x8.
Setelah itu dilanjutkan proses pewarnaan. Bayu dan kawan-kawannya memilih warna merah sebagai warna utama. Sedangkan pengerjaan motif berbentuk Garuda Pancasila dan ornamen penunjang memakai warna kuning keemasan.
Seluruh proses tersebut diklaim sudah sesuai standar pembuatan batik komersil sehingga Batik Garuda ini layak dijual.
"Kalau yang ini kita proses standar batik, tidak hanya batik yang istilahnya kalengan, tapi ini sudah layak untuk dijual, karena batik ini udah menggunakan dua kali proses pewarnaan, dan dua kali pencantingan jadi ya prosesnya berulang," jelas Bayu.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Bayu mengatakan proses pengerjaan batik ini tergolong rumit karena ukurannya yang besar. Proses pengerjaan pun melibatkan banyak perajin setempat.
"Karena batik dengan ukuran 7x8 ini baru pertama ini kami buat, dan tidak lazim karena ukuran biasanya hanya lebar 1 meter atau 1,5 meter. Kalau untuk panjang itu nggak masalah, tapi kalau lebar sampai 7 meter, 8 meter ini banyak kesulitan. Yang jelas kesulitan di proses penggambaran, pewarnaan di pencantingan itu membutuhkan banyak orang," ucapnya.
Lewat Batik Garuda ini, Bayu berharap generasi muda bisa semakin semangat memeriahkan kemerdekaan Indonesia dengan hal-hal yang positif dan kreatif.
"Harapan ke depan di ulang tahun yang ke-78 ini kita semakin berkembang, pemuda Indonesia semakin greget meneruskan kemerdekaan Indonesia yang dimerdekakan oleh pahlawan, kita isi dengan hal yang positif, kita isi dengan hal yang kreatif untuk menunjukkan bahwa Indonesia itu sangat luar biasa," tutupnya.
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa