Gempuran mainan modern tak menyurutkan semangat warga di Perbukitan Menoreh wilayah Kulon Progo untuk memproduksi berbagai mainan tradisional yang terbuat dari kayu. Mainan ini pun laris di pasaran hingga jadi buah tangan para turis mancanegara.
Geliat pembuatan mainan tradisional itu bisa dijumpai di rumah Joko Kuncoro alias Japrak warga Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo. Tepat di depan rumah ini terdapat ruang khusus yang disulap Japrak menjadi bengkel kerajinan kayu.
Di tempat inilah, Japrak dibantu sejumlah pekerja muda, biasa mengolah kayu Albasia menjadi mainan tradisional. Kayu Albasia dipilih karena memiliki bobot yang ringan dan mudah untuk dibentuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beragam mainan yang bisa dijumpai di sini. Mulai dari mainan suara kodok kayu, wayang golek mini, hingga replika hewan yang bisa berjalan di bidang miring.
"Ya, kami memang sudah lama memproduksi mainan semacam ini. Kami menyebutnya mainan edukasi yang bisa membantu tumbuh kembang anak-anak," ucap Japrak saat ditemui di lokasi, Samigaluh, Kulon Progo, Kamis (16/1/2025).
Japrak mengatakan produksi mainan kayu sudah digelutinya sejak lama. Sebelumnya Japrak fokus membuat alat musik, tapi belakangan ada pesanan mainan yang akhirnya membuatnya terjun ke industri ini.
"Awalnya itu memang saya sudah jadi perajin kayu, terus dapat berbagai orderan termasuk mainan kaya gini," terangnya.
![]() |
Produksi mainan tradisional ini bisa memakan waktu satu hingga tiga hari tergolong tingkat kerumitannya. Prosesnya dimulai dengan memilih jenis kayu Albasia yang bagus untuk selanjutnya dipotong sesuai ukuran yang diinginkan.
Selanjutnya membuat sketsa bentuk mainan pada potongan kayu lalu dicetak menjadi kepingan kecil. Dari kepingan inilah kemudian Japrak merangkainya menjadi wujud mainan yang dia inginkan.
Japrak mengatakan harga karyanya itu bervariatif. Untuk jenis wayang golek dihargai mulai dari Rp 50.000 hingga jutaan rupiah.
"Kalau wayang golek yang suvenir itu kita jual Rp 50.000 per item. Kalau untuk profesional kita ikuti pemesan, kadang pemesan dibuatkan dengan harga spek yang murah mereka nggak mau," ucapnya.
"Kalau mainan edukasi kita jual dari Rp 10.000 sampai Rp 50.000 per item," ucapnya.
"Kalau itu (pemasaran) sudah bisa lari jauh. Kalau ekspor belum. Kita hanya parsial kalau ada turis asing, ada yang kemari beli untuk oleh-oleh. Kalau kelasnya sebatas oleh-oleh saja," ujarnya.
(ams/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi