Jembatan Pandansimo Berubah Nama Jadi Kabanaran Jelang Diresmikan

Jembatan Pandansimo Berubah Nama Jadi Kabanaran Jelang Diresmikan

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Rabu, 19 Nov 2025 10:40 WIB
Suasana Jembatan Kabanaran penghubung Bantul-Kulon Progo, jelang diresmikan Presiden Prabowo Subianto, Rabu (19/11/2025).
Suasana Jembatan Kabanaran penghubung Bantul-Kulon Progo, jelang diresmikan Presiden Prabowo Subianto, Rabu (19/11/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Nama Jembatan Pandansimo, penghubung Kabupaten Kulon Progo dan Bantul, berubah menjadi Jembatan Kabanaran. Perubahan itu terjadi jelang peresmian yang akan dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto siang ini.

Pantauan detikJogja, papan bertuliskan 'JEMBATAN KABANARAN' terpasang di salah satu sudut.

Adapun perubahan nama jembatan ditegaskan oleh Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, yang menyatakan bahwa usulan tersebut didasarkan pada aspek kewilayahan dan sejarah. Dia menekankan bahwa keputusan ini didukung oleh kewilayahan, di mana 80 persen lokasi yang dipakai untuk pembangunan Jembatan Kabanaran berada di Kulon Progo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satu, jembatan itu 80 persen ada di tanahnya Kulon Progo," ujar Agung, saat ditemui wartawan di Kompleks Pemkab Kulon Progo, Rabu (19/11/2025).

ADVERTISEMENT

Selain itu, Agung menyebut bahwa Kulon Progo memiliki tanggung jawab dalam pemeliharaan sarana prasarana Jembatan Kabanaran, seperti lampu penerangan. Ini juga termasuk rencana pembayaran listriknya.

"Yang kedua, kita bertanggung jawab terhadap maintenance sarana yang ada, terhadap lampu dan sebagainya. Pembayaran listriknya juga kita yang direncanakan seperti itu," ucapnya.

Suasana Jembatan Kabanaran penghubung Bantul-Kulon Progo, jelang diresmikan Presiden Prabowo Subianto, Rabu (19/11/2025).Suasana Jembatan Kabanaran penghubung Bantul-Kulon Progo, jelang diresmikan Presiden Prabowo Subianto, Rabu (19/11/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Agung mengatakan aspek sejarah menjadi landasan utama perubahan nama Jembatan Pandansimo menjadi Kabanaran. Dijelaskan bahwa nama Kabanaran merujuk pada situs bersejarah yang berkaitan erat dengan cikal bakal Keraton Ngayogyakarta.

"Kabanaran itu adalah sejarahnya dari nama HB I yang mesanggrah atau madepok di Kabanaran," jelas Agung.

Lokasi Kabanaran ini bahkan disebutkan muncul sebelum Keraton Ngayogyakarta dan Keraton Gamping (Ambarketawang). "Jadi, justru malah Kabanaran dulu baru Ambar Ketawang, baru Keraton Jogja," tambahnya.

Proses Pengusulan dan Harapan Sinergi

Proses pengusulan nama Kabanaran ini, menurut Agung, dilakukan secara bertahap. Usulan tertulis disampaikan kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, kurang lebih satu bulan yang lalu. Sebelumnya, kajian data dan usulan secara lisan sudah dilakukan sejak awal munculnya nama Pandansimo.

"Sejak dihembuskan nama Pandansimo, saya lakukan kajian, dan semua by data. Terus saya matur tertulis dengan Ngarsa Dalem (Gubernur DIY), kurang lebih satu bulan yang lalu karena pelaku sejarahnya. Terus kemudian saya tertulis dengan Sekda kepada Gubernur itu tiga minggu yang lalu. Jadi ada dua. Satu kebenaran sejarah, satu secara administratif," terangnya.

Awalnya, usulan nama yang diajukan adalah Banaran Pandansimo sebagai upaya mengakomodasi kedua wilayah, namun setelah kajian mendalam, nama yang disetujui adalah Kabanaran.

"Saya kemarin usulnya, itu adalah kita akomodir dua-duanya, Banaran Pandansimo. Tetapi, setelah dikaji oleh pusat, atas usulan Kulon Progo yang di-ACC oleh Pemprov DIY, itu menjadi Kabanaran. Dan Kabanaran itu adalah sejarahnya dari nama HB I yang mesanggrah atau madepok di Kabanaran. Maka diambil sebagai Kabanaran. Itu terjadi sebelum munculnya Keraton Ngayogyakarta, sebelum munculnya Keraton Gamping (Ambar Ketawang)," jelasnya.

Agung mengatakan usulan ini tidak ada tendensi apapun. Dia justru berharap hal ini bisa menjadi sinergi yang baik antara Kulon Progo dan Bantul.

"Saya berharap ini menjadi sinergi yang baik antara Kulon Progo dan Bantul, tidak mengotakkan salah satunya. Saya berharap, ini adalah satu pemahaman yang tidak membedakan," tutupnya.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads