Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, mengajukan usulan untuk mengganti nama Jembatan Pandansimo yang menghubungkan Kabupaten Kulon Progo dengan Kabupaten Bantul. Usulan tersebut mengarah pada nama Jembatan Banaran, yang dinilai lebih relevan dengan aspek kewilayahan dan nilai sejarah Keraton Yogyakarta yang kental di lokasi tersebut.
Usulan ini disampaikan Agung mengingat pentingnya penamaan yang tepat, terutama karena jembatan tersebut merupakan bagian vital dari pengembangan jalur Jalan Pantai Selatan (Pansela) dan akses menuju Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
Agung menjelaskan bahwa secara geografis, jembatan ini berada di wilayah Kulon Progo, tepatnya di Kalurahan Banaran, Galur. Namun, alasan utama pengajuan perubahan nama lebih didasarkan pada kekayaan nilai sejarah lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jembatannya bukan Pandansimo, tetapi Jembatan Banaran. Ini baru dalam usulan, berharap toponiminya diubah karena secara kewilayahan ada di Kulon Progo, secara sejarah juga ini lebih kental dengan nuansa keratonnya itu adalah Banaran," ujarnya saat ditemui wartawan di Kulon Progo, Senin (17/11/2025).
Menurutnya, nama Banaran memiliki kaitan erat dengan cikal bakal berdirinya Keraton Yogyakarta. Kawasan Banaran dulunya merupakan sebuah padepokan yang sangat bersejarah.
"Banaran itu adalah sebuah padepokan di awal berdirinya Keraton Yogyakarta, tempat berlatihnya Sutawijaya untuk membuat pasukan perang dalam membuat sejarah di keraton," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa nama Banaran berasal dari kawasan yang lebih tua, yakni Kabanaran, yang merujuk pada kawasan Padepokan Banaran.
"Kabanaran itu adalah kawasan Padepokan Banaran. Namanya Kabanaran, terus menjadi, setelah merdeka menjadi Banaran. Itu dulunya adalah Padepokan Kabanaran," tambahnya.
Agung berharap usulan perubahan nama ini dapat disetujui dan disahkan sebelum jembatan tersebut diresmikan secara penuh. Proses pengkajian sejarah lebih lanjut diserahkan kepada instansi yang berwenang.
"Secara komplit, Dewan Kebudayaan ataupun Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta pasti mempunyai telaah sejarah yang lebih komplit," ujarnya.
Saat ini, upaya untuk mengubah nama tersebut sedang diintensifkan. "Kita baru upayakan terus. Ya. Jadi, bukan lagi Pandansimo," pungkasnya.
Sebagai informasi Jembatan Pandansimo diambil dari nama pantai di sisi Bantul dan merupakan bagian integral dari proyek Jalan Lintas Selatan (JJLS) atau Pansela Jawa. Kehadirannya vital untuk memangkas waktu tempuh antara Kulon Progo dan Bantul, sekaligus mendukung aksesibilitas menuju Bandara YIA.
(afn/ahr)












































Komentar Terbanyak
Penjelasan Gus Elham soal Viral Video Cium Anak di Panggung
Polemik Dosen UGM Minta Naik Pangkat Berujung Dibebastugaskan
Museum Soeharto Gelar Doa Bersama Jelang Pengumuman Gelar Pahlawan