Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, mengusulkan penggantian nama Jembatan Pandansimo menjadi Jembatan Banaran. Terkait hal itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, mengatakan penamaan Jembatan Pandansimo merupakan dari pemerintah pusat.
"Pemerintah pusat sejak awal itu di dalam praktik konstruksinya sudah menamainya dengan Jembatan Pandansimo," kata Halim kepada wartawan di Bantul, Selasa (18/11/2025).
Proyek Jembatan Pandansimo yang menghubungkan dua kabupaten, yakni Bantul dan Kulon Progo, itu ditangani pemerintah pusat. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul tidak campur tangan terkait penamaan jembatan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya itu kan tergantung siapa yang memberi nama, dan yang memberi nama yang punya proyek. Jadi dari pusat," ujarnya.
Halim menyebut Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), juga menyebutnya dengan Jembatan Pandansimo. Selain itu, media juga berdasarkan penamaan yang diberikan oleh pemerintah pusat sudah merilis jika jembatan itu adalah Jembatan Pandansimo.
"Pandansimo itu kan nama kampung masuk di Poncosari, Srandakan, Bantul. Bagaimana ceritanya kok Pandansimo ya tidak tahu saya, yang mengerjakan kan pusat dan masuk bagian proyek strategis nasional (PSN)," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, mengusulkan untuk mengganti nama Jembatan Pandansimo yang menghubungkan Kabupaten Kulon Progo dengan Kabupaten Bantul. Usulan tersebut mengarah pada nama Jembatan Banaran, yang dinilai lebih relevan dengan aspek kewilayahan dan nilai sejarah Keraton Yogyakarta yang kental di lokasi tersebut.
Usulan ini disampaikan Agung mengingat pentingnya penamaan yang tepat, terutama karena jembatan tersebut merupakan bagian vital dari pengembangan jalur Jalan Pantai Selatan (Pansela) dan akses menuju Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
Agung menjelaskan secara geografis, jembatan ini berada di wilayah Kulon Progo, tepatnya di Kalurahan Banaran, Galur. Namun, alasan utama pengajuan perubahan nama lebih didasarkan pada kekayaan nilai sejarah lokal.
"Jembatannya bukan Pandansimo, tetapi Jembatan Banaran. Ini baru dalam usulan, berharap toponiminya diubah karena secara kewilayahan ada di Kulon Progo, secara sejarah juga ini lebih kental dengan nuansa keratonnya itu adalah Banaran," ujarnya saat ditemui wartawan di Kulon Progo, Senin (17/11).
Menurutnya, nama Banaran memiliki kaitan erat dengan cikal bakal berdirinya Keraton Jogja. Kawasan Banaran dulunya merupakan sebuah padepokan yang sangat bersejarah.
"Banaran itu adalah sebuah padepokan di awal berdirinya Keraton Yogyakarta, tempat berlatihnya Sutawijaya untuk membuat pasukan perang dalam membuat sejarah di keraton," ujarnya.
(ams/apu)












































Komentar Terbanyak
Penjelasan Gus Elham soal Viral Video Cium Anak di Panggung
Polemik Dosen UGM Minta Naik Pangkat Berujung Dibebastugaskan
Geruduk Kantor PSSI, Ultras Garuda: Erick Thohir Out!