Pemkot Jogja bakal menertibkan pengamen-pengamen di wilayahnya. Nantinya, mereka tak boleh lagi mengamen di sembarang tempat.
Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, menyebut penertiban ini merupakan respons setelah adanya keluhan masyarakat dan wisatawan soal pengamen. Utamanya pengamen yang beroperasi di kawasan Sumbu Filosofi yang acap kali meresahkan.
"Ini dalam rangka supaya pengamen itu tidak di tempat-tempat yang, kan yang mengganggu selama ini banyak yang mengeluhkan. Saya kira biar lebih tertib, teratur, terakomodir," ungkap Hasto saat dihubungi, Selasa (30/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang dikeluhkan publik kan misalkan nodongi, orang makan ditodong. Maka kemudian itu yang harus kita atur. Maksud saya kalau kita tentukan titiknya, itu kan mereka tidak meminta kepada orang-orang secara langsung, keluhan itu kan ilang," imbuhnya.
Pihaknya juga telah mendata para pengamen di jalan-jalan Kota Jogja. Sejauh ini, ada 60 personel yang teridentifikasi.
"Hasilnya ada 60-an personel lah yang teridentifikasi, mereka yang rutin lah, mereka menggantungkan pekerjaannya dari mengamen," ungkapnya.
Pihaknya akan menyediakan titik-titik yang diperbolehkan untuk mengamen. Sejauh ini ada sekitar 5-10 titik. Ia bilang, Dinas Kebudayaan (Disbud) dan Dinas Sosial (Dinsos) akan dilibatkan dalam fase ini.
"Antara 5-10 titik, antara tugu sampai titik nol. Nanti dari 5-10 titik itu mengakomodir berapa, nah sisanya bisa aja kita mencarikan peluang lain, seperti misalkan ada keramaiannya seperti taman pintar, mungkin bisa di restoran yang ramai, tapi kita ingin kerja sama dengan restoran atau hotel yang ramai yang dibolehkan, tentu dengan syarat-syarat tertentu," urainya.
Para pengamen itu juga akan diasesmen. Pelatihan juga akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengmen di Kota Jogja.
"Setelah itu sebenarnya kita ingin melihat kemampuan mereka ini sebenarnya memang, artinya melakukan asesmen, apakah dia itu asal ngamen atau memang baik. Apakah dia memang punya ketrampilan skill yang baik," paparnya.
Hasto ingin pengamen di Jogja naik kelas, termasuk urusan royalti. Bahkan harapannya, pengamen di Jogja bisa jadi ikon hingga dirindukan wisatawan.
"Saya berharap begitu, dinsos dan disbud bisa melakukan pelatihan, untuk menyampaikan ketentuan-ketentuan yang bisa dia lakukan, supaya tertib. Saya juga ingin sebisa mungkin program ini tidak mengurangi pendapatan mereka," papar Hasto.
"Ya mestinya kalau sekarang ada ketentuan royalti segala macam, jadi tentu dia harus menaati itu juga. Kami juga punya ekspektasi, pengamen Malioboro juga harusnya pengamen yang profesional. Nanti orang bisa kangen dengan pengamen Malioboro," lanjutnya.
(afn/apu)
Komentar Terbanyak
Aktivis Jogja Muhammad Fakhrurrazi alias Paul Ditangkap Polda Jatim
Istri Diplomat Arya Daru Muncul ke Publik, Serukan Ini ke Presiden dan Kapolri
Sentil MBG, Sultan HB X Cerita Pengalaman Dapur Umum Erupsi Merapi