8 Warna Darah Haid Menstruasi dan Artinya bagi Kesehatan, Wanita Wajib Tahu!

8 Warna Darah Haid Menstruasi dan Artinya bagi Kesehatan, Wanita Wajib Tahu!

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Rabu, 23 Jul 2025 19:00 WIB
Ilustrasi menstruasi
Ilustrasi menstruasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Ekaterina79)
Jogja -

Siklus haid setiap wanita bisa berbeda, begitu pula dengan warna darah haid menstruasi yang keluar setiap bulannya. Beberapa wanita mungkin terbiasa melihat darah berwarna merah terang, tapi tak jarang juga muncul warna cokelat, hitam, bahkan oranye. Perbedaan warna ini sering membuat bingung, padahal bisa menjadi sinyal alami dari kondisi tubuh saat itu.

Dikutip dari laman resmi Office on Women's Health, menstruasi sendiri adalah proses keluarnya darah dan jaringan dari lapisan dinding rahim yang tidak dibutuhkan tubuh karena tidak terjadi kehamilan. Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid hingga hari pertama periode berikutnya, dengan rata-rata berlangsung antara 24 hingga 38 hari. Sepanjang siklus ini, tubuh mengalami perubahan hormon yang memengaruhi berbagai gejala, termasuk warna darah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJogja dari laman Medical News Today, Healthline, dan WebMD, setiap warna darah menstruasi memiliki arti tersendiri. Yuk, simak penjelasan berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warna Darah Haid Menstruasi dan Artinya bagi Kesehatan

Tidak hanya merah, darah haid juga bisa tampak pink, cokelat, bahkan hitam. Berikut daftar warna darah haid yang umum dan penjelasan di baliknya.

1. Merah Terang

Darah haid berwarna merah terang menandakan bahwa darah masih segar dan mengalir dengan cukup cepat dari rahim. Warna ini umumnya muncul di hari-hari awal menstruasi saat perdarahan masih deras.

ADVERTISEMENT

Dalam beberapa kasus, darah merah terang bisa berlangsung sepanjang siklus haid, tergantung kondisi tubuh dan hormonal masing-masing wanita. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika volume dan durasinya masih dalam batas normal.

Namun, darah berwarna merah terang juga bisa terlihat di luar masa haid. Misalnya, pada infeksi menular seksual (IMS) seperti gonore atau klamidia, yang dapat menyebabkan perdarahan di antara siklus menstruasi.

2. Merah Gelap

Warna merah gelap biasanya muncul setelah darah berada beberapa waktu di dalam rahim atau vagina sebelum akhirnya keluar. Perubahan warna ini terjadi karena darah mulai mengalami oksidasi, meski belum sepenuhnya berubah menjadi cokelat.

Situasi seperti ini sering terlihat saat bangun tidur atau setelah duduk dalam waktu lama, ketika aliran darah sempat melambat karena pengaruh gravitasi. Ini sangat umum, terutama di tengah hingga akhir masa menstruasi.

Warna merah gelap juga sering muncul dalam lochia, yaitu darah nifas pasca-melahirkan. Lochia umumnya dimulai dengan warna merah cerah, lalu menjadi lebih gelap seiring aliran darah yang melambat.

3. Cokelat atau Cokelat Tua

Darah haid yang berwarna cokelat menandakan bahwa darah tersebut telah lama berada di rahim dan teroksidasi. Warna ini biasa terlihat di awal atau akhir menstruasi ketika aliran darah sudah lebih sedikit.

Selain proses alami menstruasi, darah cokelat juga bisa muncul sebagai bagian dari perdarahan implantasi. Ini adalah tanda awal kehamilan yang terjadi sekitar 10-14 hari setelah pembuahan.

Dalam masa nifas, lochia juga dapat berubah warna menjadi cokelat atau bahkan kehitaman pada hari-hari selanjutnya. Ini normal selama tidak disertai gejala mengkhawatirkan seperti bau menyengat atau demam.

4. Hitam

Darah hitam adalah bentuk lanjutan dari darah cokelat yang telah sangat lama berada dalam saluran reproduksi sebelum akhirnya dikeluarkan. Warna ini sering muncul pada akhir masa haid ketika aliran darah sangat lambat.

Meski cukup umum, darah hitam juga bisa disebabkan oleh sisa darah dari siklus menstruasi sebelumnya. Kadang, warnanya menjadi gelap karena bercampur dengan sisa jaringan dari dinding rahim.

Namun dalam kondisi tertentu, darah hitam bisa mengindikasikan adanya benda asing yang tertinggal dalam vagina seperti tampon yang lupa dilepas. Jika disertai bau busuk atau demam, sebaiknya segera periksa ke dokter.

5. Pink

Darah haid berwarna pink biasanya terjadi ketika darah bercampur dengan cairan serviks atau lendir vagina. Ini bisa terjadi di awal dan akhir siklus haid ketika aliran darah masih ringan.

Warna pink juga kerap muncul saat ovulasi, terutama jika terjadi sedikit perdarahan yang disertai peningkatan cairan serviks. Selain itu, kondisi hormon estrogen yang rendah bisa membuat darah haid tampak lebih terang.

Perubahan gaya hidup seperti diet ekstrem, penurunan berat badan drastis, atau penggunaan alat kontrasepsi hormonal juga bisa memengaruhi kadar estrogen. Akibatnya, warna darah menstruasi atau haid menjadi pink.

6. Oranye

Warna oranye pada darah haid seringkali muncul karena campuran darah dengan cairan serviks. Meski kadang masih dalam batas normal, warna ini patut diwaspadai bila disertai bau tidak sedap dan rasa gatal atau nyeri.

Keluarnya darah berwarna oranye juga bisa menjadi tanda adanya infeksi seperti bakteri vaginosis atau trichomoniasis. Kondisi ini umumnya disertai gejala lain seperti rasa terbakar saat buang air kecil atau keputihan berbau menyengat.

Selain infeksi, bercak oranye juga bisa muncul saat implantasi janin di awal kehamilan. Namun, bila warnanya tidak membaik dalam waktu singkat, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

7. Abu-abu

Darah atau keputihan berwarna abu-abu umumnya tidak termasuk kategori normal. Warna ini bisa menandakan adanya infeksi bakteri seperti bacterial vaginosis yang menyebabkan ketidakseimbangan flora vagina.

Tanda-tanda lain yang menyertainya bisa berupa bau amis menyengat, rasa terbakar, atau nyeri saat buang air kecil. Pengobatan biasanya melibatkan antibiotik yang diresepkan oleh dokter.

Pada kasus kehamilan, darah berwarna abu-abu atau gumpalan jaringan yang keluar bisa menjadi tanda keguguran. Jika mengalami kondisi ini, segera periksakan diri untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

8. Abu-abu Kehitaman

Darah haid yang tampak abu-abu kehitaman atau bercampur jaringan mungkin juga merupakan tanda dari sisa-sisa jaringan kehamilan yang tertahan di dalam rahim. Umumnya, kondisi ini dijumpai pada keguguran yang tidak terdeteksi (missed miscarriage).

Dalam situasi ini, biasanya tidak terjadi perdarahan deras, hanya flek berwarna gelap yang berlangsung selama berminggu-minggu. Kondisi ini bisa tidak menimbulkan gejala lain, sehingga kadang baru diketahui saat pemeriksaan medis.

Segala jenis pendarahan gelap yang muncul selama kehamilan sebaiknya selalu dikonsultasikan dengan dokter kandungan untuk memastikan tidak ada risiko serius yang tersembunyi.

Warna Darah Bisa Berubah Sepanjang Siklus Menstruasi

Banyak wanita mungkin bertanya-tanya, apakah normal jika warna darah haid berubah dari hari ke hari? Jawabannya ya, ini sangat wajar. Warna darah menstruasi bisa berubah sepanjang siklus haid, dari awal hingga akhir, bahkan bisa bervariasi setiap bulan.

Perubahan warna ini biasanya berkaitan dengan kecepatan aliran darah dan berapa lama darah tersebut berada di dalam rahim sebelum keluar. Misalnya, darah bisa tampak merah terang di hari pertama karena aliran masih deras dan segar. Namun, di akhir siklus, warna bisa berubah menjadi cokelat tua karena alirannya melambat dan darah lebih lama terpapar udara.

Faktor lain seperti perubahan hormon, usia, gaya hidup, pola makan, bahkan posisi tubuh saat tidur juga dapat memengaruhi warna dan tekstur darah haid. Meski demikian, bila kamu mengalami perdarahan yang sangat berat, berkepanjangan, atau warna darah tampak tidak biasa disertai gejala lain, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk memastikan tidak ada kondisi medis yang perlu ditangani.

Warna darah haid atau menstruasi bisa menjadi indikator kondisi kesehatan. Jadi, jangan ragu mengecek warna darah haid dan segera konsultasikan pada dokter jika menemukan hal yang aneh. Semoga penjelasan di atas bermanfaat!




(sto/ahr)

Hide Ads