Setelah menjalani puasa Tasua di tanggal 9 Muharram, sebagian kaum muslim akan melanjutkannya dengan puasa Asyura pada 10 Muharram. Ada begitu banyak fadhilah yang bisa didapatkan dari mengerjakan puasa sunnah yang satu ini. Lantas, apa sajakah keutamaan puasa Asyura 10 Muharram?
Menurut buku 'Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah' karya H AmIrulloh Syarbini dan Hj Iis Nur'aeni Afgandi, puasa Asyura adalah puasa sunnah di hari Asyura yang bertepatan dengan 10 Muharram. Puasa Asyura 10 Muharram juga menjadi salah satu puasa sunnah yang senantiasa dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Adapun anjuran berpuasa Asyura di tanggal 10 Muharram salah satunya didasarkan pada sebuah riwayat hadits yang berasal dari Aisyah r.a. Melalui hadits tersebut Aisyah r.a. menceritakan:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari Asyura adalah waktunya puasa orang-orang Quraisy pada zaman jahiliyah. Dan Rasulullah pun melaksanakannya. Tatkala Nabi tiba di Madinah, beliau tetap melakukan puasa Asyura dan memerintahkan sahabat untuk melakukan puasa itu juga. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa Asyura dan beliau bersabda, 'Barangsiapa yang hendak berpuasa, maka puasalah, dan barangsiapa yang hendak berbuka, maka berbukalah'." (HR. Bukhari)
Sebagai puasa sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, puasa Asyura juga akan memberikan ganjaran tersendiri bagi setiap muslim yang melakukannya. Sebagai gambaran, berikut akan diuraikan sejumlah keutamaan puasa Asyura 10 Muharram.
Kapan Puasa Asyura 10 Muharram?
Sebelumnya, mari memahami terlebih dahulu tanggal dikerjakannya puasa Asyura pada 10 Muharram. Bagi sebagian muslim penggunaan kalender Hijriah atau Islam mungkin menjadi hal yang cukup jarang dilakukan. Oleh sebab itu, agar mengetahui tanggal puasa Asyura 10 Muharram di tahun ini perlu dilakukannya konversi menjadi perhitungan dalam kalender Masehi.
Salah satu yang dapat dijadikan sebagai acuan adalah Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI. Di dalam kalender ini, tanggal 10 Muharram 1447 Hijriah jatuh pada hari Minggu, 6 Juli 2025. Untuk itu, bagi kaum muslim yang hendak mengerjakan puasa Asyura 10 Muharram di tahun ini dapat mengacu pada tanggal tersebut. Sebagai pengingat, berikut uraian jadwalnya:
- Puasa Asyura 10 Muharram 1447 Hijriah: Minggu, 6 Juli 2025
Keutamaan Puasa Asyura 10 Muharram
Sebagai sebuah amalan sunnah, puasa Asyura di tanggal 10 Muharram menyimpan berbagai fadhilah bagi setiap muslim yang mengerjakannya. Itulah yang membuat tidak sedikit kaum muslim berlomba-lomba untuk melakukannya. Terlebih lagi mengingat puasa Asyura hanya dapat dijumpai di bulan Muharram ini. Adapun keutamaan puasa Asyura 10 Muharram adalah sebagai berikut.
1. Amalan di Bulan Suci
Keutamaan puasa Asyura pertama adalah sebagai bagian dari amalan di bulan suci, yaitu Muharram. Kemuliaan bulan Muharram telah disampaikan dalam firman Allah SWT melalui Al-Quran. Dikutip dari buku 'Ensiklopedia Hadits Ibadah Puasa, Zakat, dan Haji' oleh Syamsul Rijal Hamid, terdapat empat bulan suci setiap tahunnya, yang satu di antaranya adalah Muharram.
Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Surat At-Taubah ayat 36:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦
Inna 'iddatasy-syuhûri 'indallâhitsnâ 'asyara syahran fî kitâbillâhi yauma khalaqas-samâwâti wal-ardla min-hâ arba'atun ḫurum, dzâlikad-dînul-qayyimu fa lâ tadhlimû fîhinna anfusakum wa qâtilul-musyrikîna kâffatang kamâ yuqâtilûnakum kâffah, wa'lamû annallâha ma'al-muttaqîn.
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."
Kemudian di dalam riwayat hadits juga diterangkan tentang kemuliaan bulan Muharram sebagai bulan haram (yang disucikan). Seperti dijelaskan dalam buku 'Kalender Ibadah Sepanjang Tahun' karya Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, terdapat hadits yang meriwayatkan:
"Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga posisinya bulan berurutan; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab." (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Paling Utama Setelah Puasa Ramadhan
Selanjutnya, puasa Asyura yang termasuk sebagai puasa sunnah di bulan Muharram juga memiliki keutamaan sebagai amalan yang paling utama. Ini dikarenakan puasa di bulan Muharram menjadi yang paling utama setelah puasa Ramadhan.
Hal tersebut telah diterangkan dalam sebuah riwayat hadtis. Di dalam buku 'Rahasia Puasa Sunah' karya Ahmad Syahirul Alim, disampaikan bulan Muharram sebagai bulan agung karena di dalamnya setiap muslim bisa mengerjakan puasa. Adapun puasa di bulan Muharram menjadi yang paling utama setelah Ramadhan. Sebagaimana diriwayatkan:
أَفْضَلُ الصِيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
"Sebaik-baik (waktu) puasa setelah bulan Ramadhan adalah bulan Allah Muharram, dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah qiyamullail." (HR. Muslim)
3. Anjuran dari Rasulullah SAW
Masih dikutip dari buku 'Ensiklopedia Hadits Ibadah Puasa, Zakat, dan Haji', terdapat riwayat lainnya yang menerangkan tentang sebuah kisah saat ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang puasa yang bisa dikerjakan setelah puasa Ramadhan. Kemudian melalui riwayat tersebut disampaikan pertanyaan sang lelaki, "Bulan apakah yang engkau perintahkan agar aku berpuasa di dalamnya sesudah Ramadhan?' Lalu Rasulullah SAW bersabda:
'Jika engkau ingin puasa sesudah Ramadhan, puasalah pada bulan Muharram, karena sesungguhnya bulan Muharram itu merupakan bulan Allah. Dalam bulan itu, Allah telah memberikan ampunan kepada suatu kaum, dan kelak Dia akan mengampuni kaum yang lain pada bulan itu pula'." (HR. Tirmidzi)
4. Melebur Dosa-dosa
Puasa Asyura ternyata juga diharapkan dapat memberikan ganjaran bagi setiap muslim yang mengerjakannya. Salah satunya mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Masih mengacu dari buku 'Rahasia Puasa Sunah', terdapat sebuah riwayat yang menerangkan puasa Asyura dapat melebur dosa-dosa setiap muslim yang melakukannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
وَصِيَامُ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
"Dan puasa Asyura di sisi Allah Ta'ala akan menutupi (dosa-dosa) satu tahun yang telah berlalu." (HR. Muslim)
5. Doanya Mustajab
Kemudian terdapat keutamaan puasa sunnah secara umum yang berarti termasuk puasa Asyura di tanggal 10 Muharram. Disampaikan dalam riwayat lainnya, doa orang yang berpuasa menjadi salah satu doa yang mustajab. Sultan Abdillah dalam bukunya 'Risalah Puasa' menjelaskan terdapat riwayat dari Abu Hurairah r.a. yang menyebut Rasulullah SAW bersabda:
ثلاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
"Tiga orang yang do'anya tidak tertolak orang yang berpuasa saat ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do'a orang yang dizhalimi." (HR. At-Tirmidzi (2526) dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi)
Bacaan Niat Puasa Asyura 10 Muharram
Sebelum mengerjakan puasa Asyura di tanggal 10 Muharram ada baiknya untuk mengawalinya dengan bacaan niat terlebih dahulu. Niat puasa Asyura berbeda dengan puasa sunnah lainnya, sehingga kaum muslim perlu memerhatikan hal ini dengan baik. Menurut buku 'Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian' oleh Dr Muh Hambali, MAg, berikut bacaan niat puasa Asyura di tanggal 10 Muharram:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.
Nawaitu shauma ghadin min yaumi 'aasyuuraa-a sunnatan lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Sengaja saya berpuasa sunnah hari 'Asyura pada esok hari karena Allah Ta'ala."
Waktu Membaca Niat Puasa Asyura 10 Muharram
Lantas, kapan waktu yang tepat untuk membaca niat puasa 10 Muharram? Mengenai hal ini, terdapat anjuran waktu yang bisa dipilih oleh kaum muslim untuk membaca niat sebelum berpuasa secara umum. Waktu tersebut tidak hanya dapat dilakukan pada saat menunaikan puasa Asyura 10 Muharram saja, tapi juga puasa wajib atau sunnah lainnya.
Di dalam buku '1001 Tanya Jawab Dalam Islam' karya Ust Muksin Matheer, niat sebelum puasa merupakan bagian dari rukun puasa itu sendiri. Apabila telah diniatkan untuk berpuasa, maka diharapkan dapat menyempurnakan ibadah tersebut.
Waktu membaca niat puasa adalah maksimal sebelum fajar tiba atau sebelum makan sahur. Apabila seseorang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Barang siapa tidak berniat puasa pada malam hari, sebelum fajar, maka tidak sah puasanya." (HR. Ad-Daraquthni dan Al-Baihaqi)
Sementara itu, Ustadz Yazid al-Busthomi, Lc dalam bukunya 'Cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat Puasa: Ragam Jenis Puasa Sunnah untuk Kesuksesan Akademikmu' menjelaskan niat puasa bisa dilakukan sebelum waktu sahur. Namun demikian, waktu yang paling utama adalah di waktu malam hari sebelum tidur.
Demikian tadi beberapa keutamaan puasa Asyura 10 Muharram lengkap dengan keutamaan, bacaan niat, hingga waktu untuk membaca niat tersebut. Semoga informasi ini membantu.
(sto/sto)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong