BPPTKG Terbitkan Peringatan Dini Buntut Puncak Merapi Diguyur Hujan 7 Jam

BPPTKG Terbitkan Peringatan Dini Buntut Puncak Merapi Diguyur Hujan 7 Jam

Dwi Agus - detikJogja
Minggu, 05 Jan 2025 10:47 WIB
Penampakan Gunung Merapi pada 10 Agustus 2024
Penampakan Gunung Merapi pada 10 Agustus 2024 Foto: Dwi Agus/detikJogja
Sleman -

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerbitkan peringatan dini berkala. Berupa bahaya kiriman material vulkanik Gunung Merapi. Ini karena hujan telah berlangsung di kawasan puncak selama lebih dari 7 jam.

Peringatan dini terbaru pada pukul 09.50 WIB. Disebutkan bahwa kawasan puncak Gunung Merapi telah hujan sejak pukul 02.53 WIB. Tercatat dengan curah hujan 47 milimeter (mm) dan intensitas 5 mm/jam.

"Berdasarkan data kami terbaru per pukul 09.50 WIB, telah terjadi hujan di puncak Gunung Merapi mulai pukul 02:53 WIB dengan curah hujan 47 mm, durasi 6 jam 57 menit, dan intensitas 5 mm/jam," jelas Kepala BPPTKG DIY, Agus Budi Santoso saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (5/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus menuturkan hujan masih berlangsung hingga saat ini. Potensi bahaya muncul di setiap sungai yang berhulu ke Gunung Merapi. Berupa kiriman material vulkanik ke wilayah hilir.

Kondisi ini berbahaya karena potensi terjadi longsoran vulkanik. Terlebih wilayah puncak Gunung Merapi yang terus terpapar hujan. Sehingga bisa mengakibatkan banjir lahan maupun awan panas guguran.

ADVERTISEMENT

"Hujan masih berlangsung saat ini, waspadai bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi serta awan panas guguran di daerah potensi bahaya. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya serta mematuhi rekomendasi," katanya.

Secara fisik, BPPTKG DIY juga mencatat adanya perubahan morfologi kubah barat daya Gunung Merapi. Penyebabnya adalah adanya aktivitas pertumbuhan kubah dan guguran lava. Aktivitas ini terpantau dari sejumlah pos pengamatan gunung Merapi.

Berdasarkan data, volume kubah lava sisi barat daya, terukur sebesar 3.342.300 meter kubik. Adapun volume kubah lava sisi tengah tetap, sebesar 2.361.800 meter kubik.

"Pertumbuhan kubah lava sisi barat daya lebih besar dibanding sisi tengah. Tercatat saat ini 3.342.300 meter kubik, sementara untuk yang tengah 2.361.800 meter kubik," ujarnya.

Catatan Staklim BMKG DIY

Sementara Stasiun Klimatologi BMKG DIY mencatat distribusi hujan hari ini berkategori sedang hingga lebat. Tercatat dengan curah hujan 20 hingga 100mm/hari. Data ini merupakan hasil pemantauan di 103 titik pengamatan.

Adapun untuk wilayah Sleman bagian utara, tenggara, Kota Jogja bagian utara dan Gunungkidul bagian timur dalam kategori hujan ringan. Tercatat dengan curah hujan 0,5 hingga 20 mm/hari.

"Jadi kondisi hujan pagi ini merata di seluruh wilayah DIY ya. Tapi memang untuk curah hujan berbeda-beda untuk setiap wilayah," kata Kepala Staklim BMKG DIY Reni Kraningtyas melalui sambungan telepon.

Berdasarkan data yang sama, Reni menuturkan curah hujan tertinggi berada di Kabupaten Bantul. Tepatnya di wilayah Bantul selatan dan tengah. Tercatat dengan kategori sangat lebat atau curah hujan 100 hingga 150 mm/hari.

"Curah hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos BPP Pundong, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul sebesar 102 mm/hari," ujarnya.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait. Berupa potensi bahaya bencana Hidrometeorologi. Mulai dari banjir, tanah longsor dan bahaya lainnya. Termasuk wilayah pariwisata di sejumlah wilayah di DIY.

"Kami telah berkoordinasi lintas instansi atas potensi bahayanya. Warga juga kami mohon selalu waspada terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem dan selalu update perkembangan informasi cuaca dan iklim," pesannya.




(apu/apu)

Hide Ads