BPPTKG DIY Ungkap Kubah Lava Merapi Sisi Barat Daya Alami Perubahan Morfologi

BPPTKG DIY Ungkap Kubah Lava Merapi Sisi Barat Daya Alami Perubahan Morfologi

Dwi Agus - detikJogja
Minggu, 22 Des 2024 13:02 WIB
Penampakan Gunung Merapi pada 10 Agustus 2024
Penampakan Gunung Merapi pada 10 Agustus 2024. (Foto: Dwi Agus/detikJogja)
Sleman -

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat adanya perubahan morfologi kubah barat daya Gunung Merapi. Penyebabnya adalah adanya aktivitas pertumbuhan kubah dan guguran lava.

Kepala BPPTKG DIY Agus Budi Santoso menuturkan perubahan morfologi terpantau dari sejumlah pos pengamatan gunung Merapi. Adapun untuk kubah lava sisi tengah tidak mengalami perubahan morfologi yang siginifikan.

"Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas pertumbuhan kubah dan guguran lava. Sementara untuk morfologi kubah tengah tidak ada perubahan morfologi yang signifikan," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (22/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Volume kubah lava sisi barat daya mengalami peningkatan, tercatat saat ini pertumbuhan terukur sebesar 3.342.300 meter kubik. Adapun volume kubah lava sisi tengah tetap, sebesar 2.361.800 meter kubik.

"Pertumbuhan kubah lava sisi barat daya lebih besar dibanding sisi tengah. Tercatat saat ini 3.342.300 meter kubik, sementara untuk yang tengah 2.361.800 meter kubik," katanya.

ADVERTISEMENT

Sejumlah aktivitas guguran juga tercatat dan terpantau oleh BPPTKG dalam pekan ini. Terhitung guguran lava teramati sebanyak 66 kali ke arah barat daya sejauh maksimal 1,7 Kilometer. Adapula 18 kali guguran ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimal 1,6 Kilometer.

BPPTKG DIY juga mencatat adanya aktivitas vulkanologi. Terdiri dari 118 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 368 kali gempa Fase Banyak (MP), 1301 kali gempa Guguran (RF), dan 9 kali gempa Tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Untuk deformasi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini juga menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam rata-rata sebesar 0,6 sentimeter/hari. Bisa dikatakan lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," ujarnya.

Aktivitas non-vulkanologi di kawasan puncak Gunung Merapi juga berdampak signifikan, berupa hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi. Dampaknya adalah turunnya material ke sungai yang berhulu ke Gunung Merapi.

Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 37 milimeter/jam. Hujan ini terjadi selama 85 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 17 Desember 2024. Dilaporkan pula adanya penambahan aliran di Sungai Boyong.

"Status Gunung Merapi masih level III atau Siaga. Radius bahaya sektor selatan-barat daya antara 5 hingga 7 kilometer, sementara sektor tenggara 3 hingga 5 kilometer. Waspadai lontaran material vulkanik letusan eksplosif sejauh radius 3 kilometer dari puncak," katanya.




(ams/ams)

Hide Ads