Dear Wisatawan, Waspada Bahaya 17 Palung di Pantai Parangtritis Bantul

Dear Wisatawan, Waspada Bahaya 17 Palung di Pantai Parangtritis Bantul

Dwi Agus - detikJogja
Minggu, 22 Des 2024 08:52 WIB
Suasana Pantai Parangtritis Bantul. Foto diunggah Minggu (22/12/2024).
Ilustrasi suasana Pantai Parangtritis Bantul. (Foto: Dwi Agus/detikJogja)
Bantul -

Koordinator Sarlinmas Rescue Istimewa Wilayah 3 Parangtritis Muhammad Arief Nugraha mengimbau wisatawan lebih waspada saat berlibur di kawasan Pantai Parangtritis hingga Parangkusumo. Tercatat saat ini ada 17 palung laut yang tersebar di kawasan Pantai Kabupaten Bantul.

Keberadaan palung ini dinilai sangat berbahaya karena dapat menarik benda apapun ke tengah lautan. Termasuk para wisawatan yang kerap mandi di tepi pesisir pantai.

"Sekarang berdasarkan pemantauan dan pendataan kami kurang lebih ada 17-an ekor palung atau rip current atau arus balik laut yang tersebar di wilayah Parangtritis - Parangkusumo," jelas Arief saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (22/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arief menyebut keberadaan ekor palung ini sering tak disadari karena arusnya tenang. Wisatawan yang mandi di pantai pun diminta menghindari area berbahaya itu.

Arief menyebut pihaknya sering mengimbau para pengunjung dan wisatawan di pantai terkait bahaya palung laut ini. Namun, tak sedikit wisatawan yang masih cuek dan menjadi korban.

ADVERTISEMENT

"Kami standby dan patroli di sepanjang pantai, jika ada yang nekat mandi kami peringatkan. Tapi ya kadang wisatawan juga tak sadar berada di kawasan bahaya karena arusnya memang tenang," katanya.

Musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi perhatian utama tim SAR pantai. Tercatat sebanyak 69 personil siaga penuh selama musim liburan ini. Fokusnya adalah mengantisipasi kondisi bahaya maupun kebencanaan di wilayah pantai.

Seluruh personil itu terbagi dalam beberapa tim. Selain siaga personil, pihaknya juga memasang bendera merah sebagai penanda keberadaan palung laut. Harapannya wisatawan dapat menjauhi kawasan tersebut.

"Full tim kami turun 69 personil di sepanjang pantai, untuk lokasi menyesuaikan titik ekor palung. Masih ditambah bendera merah penanda keberadaan ekor palung," ujarnya.

Arif lalu membeberkan beberapa ciri rip current yang bisa dikenali wisatawan. Paling mencolok adalah kondisi air laut yang cenderung tenang, sedangkan di sekitarnya terlihat berbuih karena deburan ombak.

Kondisi laut yang tenang, lanjutnya, adalah arus balik yang mengarah ke tengah lautan. Biasanya berupa arus bawah laut dan menjauhi kawasan pantai. Objek yang berada di atasnya mudah terbawa ke tengah lautan karena arusnya kuat.

"Tarikan arusnya sangat kuat, sehingga perlu teknik khusus untuk berenang ke arah pantai. Ditambah kondisi panik, inilah yang membahayakan wisatawan," katanya.

Terlepas dari kondisi ini, Arif meminta wisatawan patuh imbauan petugas SAR pantai. Terutama jika sudah ada tanda larangan yang terpasang, sehingga diharapkan tidak mandi dan bermain di laut.

"Biasanya sudah kami peringatkan sebelumnya sebagai antisipasi. Wisatawan sebaiknya patuh karena potensi bahaya bisa terjadi sewaktu-waktu," ujarnya.

Ciri-ciri palung atau rip current

  • Arus air pantai cenderung tenang dan diapit arus deburan ombak di kanan dan kirinya
  • Tarikan arus air laut menjauhi kawasan pantai
  • Warna air laut cenderung gelap dan keruh, diapit deburan dan buih ombak yang berwarna putih
  • Arus ekor palung dapat menyapu perenang terkuat sekalipun ke laut
  • Kecepatan arus ekor palung dapat melebihi 2 meter/detik.
  • Arus ekor Palung bergerak sangat cepat dan singkat, sehingga orang yang terjebak sulit untuk melepaskan diri



(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads