Status Siaga Darurat Kekeringan DIY Berakhir Hari Ini, BPBD Tunggu Update BMKG

Status Siaga Darurat Kekeringan DIY Berakhir Hari Ini, BPBD Tunggu Update BMKG

Adji G Rinepta - detikJogja
Senin, 30 Sep 2024 18:58 WIB
Puncak musim kemarau, warga Gunungkidul memanfaatkan rembesan air dari pohon beringin untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka rela bolak balik demi mendapatkan air.
Ilustrasi. Potret warga Gunungkidul mencari air bersih. Foto: dok. Pradito Rida Pertana
Jogja -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunggu informasi terbaru dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait terkait status Siaga Darurat Kekeringan di DIY. Seperti diketahui, status Siaga Darurat Kekeringan DIY habis per hari ini, Senin (30/9).

Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, menyampaikan pihaknya belum menentukan akan melakukan perpanjangan atau tidak. BPBD menunggu update informasi dari BMKG.

"Nggak saya masih menunggu apa namanya rilis dari BMKG," jelas Noviar saat dihubungi wartawan, Senin (30/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi dari BMKG menurut Noviar sangat diperlukan selaras dengan sudah masuknya musim hujan pada Oktober. Untuk itu, dimungkinkan potensi bencana yang muncul yakni bencana hidrometeorologi.

Menurutnya, BMKG memperkirakan musim hujan akan dimulai pada dasarian kedua Oktober dengan intensitas ringan. Intensitas hujan diprediksi akan semakin meningkat pada dasarian ketiga Oktober.

ADVERTISEMENT

"Misalnya hidrometeorologi tentu saja ini kita siaga daruratnya hidrometeorologi basah yang berakibat pada longsor banjir dan lain-lain. Tapi itu nunggu itu dulu nunggu dari BMKG," jelasnya.

Lebih lanjut, sembari menunggu penetapan status selanjutnya, Noviar menyebut pihaknya masih memasok air bersih di beberapa wilayah terdampak kekeringan. Menurutnya, masyarakat di sebagian wilayah masih membutuhkan pelayanan dropping air bersih.

Ia memaparkan, hingga 29 September, jumlah air bersih yang disalurkan yakni Kabupaten Bantul 312 kali di 7 kapanewon, 13 kalurahan, dengan jumlah total 1.560.000 liter.

Kemudian Kabupaten Kulon Progo 188 kali, di 7 kapanewon, 21 kalurahan dengan jumlah total 940.000 Liter. Serta Kabupaten Gunungkidul 980 kali di 10 kapanewon, 24 kalurahan dengan jumlah total 5.340.000 Liter.

"Kabupaten Sleman dan Kota Jogja tidak ada penyaluran air bersih," pungkasnya.




(apl/rih)

Hide Ads