Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mengungkap adanya potensi bencana lahar hujan di kawasan Gunung Merapi. Kondisi ini dipicu tingginya curah hujan yang terjadi di wilayah provinsi DIY, utamanya di kawasan Gunung Merapi.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, menerangkan dari data yang dihimpun pihaknya, volume air di puncak Merapi sudah mencapai 30 juta meter kubik.
"Curah hujan yang tinggi sehingga volume air di puncak Merapi itu sudah menjadi 30 juta meter kubik, itu akan berefek terjadinya lahar hujan," jelas Noviar ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Kamis (5/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Potensi bencana lahar hujan ini, dijelaskan Noviar, akan sangat berbahaya jika mencapai sungai sungai besar di selatan Gunung Merapi.
"Jika lahar hujan itu sampai dari hulu ke hilir tentu saja sungai-sungai yang berhulu dari Merapi akan terjadi peningkatan (volume)," jelas Noviar.
"Nah kemarin kejadiannya memang masih berada di bawah ambang batas, masih aman. Masih belum masuk ke selatan, belum ada korban terkait lahar hujan," sambungnya.
Untuk itu, Noviar mengatakan, perlu adanya peningkatan status kedaruratan di Gunung Merapi.
"Yang perlu dilakukan juga adalah peningkatan status Merapi ya, (status) Merapi saat ini masih siaga," ungkapnya.
Lebih lanjut, menurut Noviar, saat ini status kebencanaan di DIY adalah siaga darurat bencana hidrometeorologi. Status ini didasari dengan data BMKG yang memprediksi curah hujan tinggi di DIY hingga Januari 2025.
"Untuk status siaga darurat bencana hidrometeorologi kan kita sudah perpanjang SK-nya dari 24 November sampai 2 Januari," papar Noviar.
"Informasi dari BMKG, bahwa curah hujan di DIY sudah memasuki Lanina lemah di dasarian 1, 2, 3 di bulan November," pungkasnya.
(apl/afn)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan