Musim kemarau mengakibatkan kekeringan parah di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Warga terdampak kekeringan bahkan harus antre berjam-jam demi mendapat bantuan air bersih dari pemerintah maupun swasta.
Kondisi ini dirasakan warga Dusun Plampang 1, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo. Sejak pagi, warga mulai antre air bersih yang disalurkan oleh Tagana Kulon Progo.
"Iya sudah dari pagi antre ini biar bisa dapat jatah air bersih," ucap salah satu warga, Rini, saat ditemui di lokasi, Senin (30/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rini mengungkapkan bantuan air bersih sangat dinantikan warga Plampang karena sumur dan tandon air bagi 43 kepala keluarga di wilayah ini sudah mengering. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga terpaksa mencari sumber air yang jaraknya mencapai 1 km.
"Sekitar 3 bulan ini mulai kering sumur dan tandonnya. Kalau mau cari air harus jalan kaki 1 km, itu pun kalau masih kebagian. Jadinya warga nunggu bantuan air kayak gini," jelasnya.
Hal itu juga diamini oleh ketua RT setempat, Kemijo. Dia menyebut warga sudah menantikan bantuan air bersih di tengah kekeringan yang mulai terasa sejak kemarau tiba.
"Iya memang begini kondisinya. Jadi mau tidak mau kami membutuhkan bantuan air bersih," ucapnya.
Kepala Markas Tagana Kulon Progo, Indriatiwi Sumitro, mengatakan bantuan air bersih ini merupakan respons dari laporan masyarakat yang sebelumnya telah terdampak kekeringan. Selain di Plampang 1, bantuan serupa juga disalurkan kepada dusun lain di wilayah Kokap, meliputi Plampang 2, Plampang 3, Kalibuko serta Sangon 1 dan Sangon 2.
"Ya memang ini kami distribusikan secara merata kepada warga yang wilayahnya mulai kesulitan air bersih. Kekeringan ini sebagai dampak dari musim kemarau," ucap Indriatiwi.
Tak hanya di Kokap, bencana kekeringan juga melanda kapanewon lain di Kulon Progo. Merujuk data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, ada 23 Kalurahan di 7 kapanewon yang kini kesulitan air bersih sehingga membutuhkan bantuan droping air.
Tujuh kapanewon itu meliputi Kokap, Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang, Pengasih, Panjatan dan Sentolo. BPBD setempat sudah menetapkan status tanggap darurat kekeringan sejak 11 September 2024 lalu sebagai dasar untuk pendistribusian air bersih ke lokasi terdampak.
(apu/ams)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan