Sosok Raja Jawa Tanpa Mahkota

Sosok Raja Jawa Tanpa Mahkota

Anindya Milagsita - detikJogja
Kamis, 22 Agu 2024 14:20 WIB
Ilustrasi HOS Tjokroaminoto
Ilustrasi Raja Jawa tanpa mahkota Foto: dok. Laman Kemdikbud
Jogja -

Perjuangan sosok berjulukan 'Raja Jawa Tanpa Mahkota' memberikan pengaruh yang besar bagi bangsa Indonesia. Namun, mungkin tidak sedikit masyarakat yang bertanya-tanya tentang siapakah sosok Raja Jawa tanpa mahkota?

Secara umum, istilah Raja Jawa tanpa mahkota merupakan sebuah julukan yang diberikan kepada salah satu orang asli Indonesia yang telah memberikan pengaruh besar bagi kemerdekaan Tanah Air. Tak tanggung-tanggung, julukan tersebut diberikan secara langsung oleh pemerintah kolonial Belanda karena keberaniannya dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Tidak hanya itu saja, sosok berjulukan Raja Jawa tanpa mahkota ini juga memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menciptakan gagasan untuk membela hak-hak bangsa Indonesia yang pada saat itu tergolong sebagai kaum pribumi.

Lantas sebenarnya siapakah sosok ini? Sebagai cara untuk mengenal sang Raja Jawa tanpa mahkota secara lebih dekat, terdapat rangkuman informasi yang dapat diketahui oleh masyarakat. Temukan penjelasannya berikut ini.

Siapakah Sosok Raja Jawa Tanpa Mahkota?

Dikutip dari buku '100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia (Ed. Revisi)' karya Floriberta Aning S, Raja Jawa tanpa mahkota atau de ongekroonde van Java merupakan sebuah julukan yang diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau lebih dikenal sebagai HOS Tjokroaminoto. Julukan tersebut diberikan karena HOS Tjokroaminoto pada saat itu merupakan sosok yang sangat ditakuti oleh pemerintah Hindia Belanda.

Alasan HOS Tjokroaminoto begitu ditakuti karena dirinya memiliki keberanian untuk menentang kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah kolonial Belanda saat itu. Bahkan HOS Tjokroaminoto juga dikenal sebagai sosok yang berada di pihak rakyat. Berkat pengaruhnya di kalangan rakyat, HOS Tjokroaminoto dijuluki sebagai ratu adil karena selalu membela keadilan rakyat tanpa pandang bulu.

Sementara itu, dijelaskan dalam buku 'HOS Tjokroaminoto: Guru Agama dan Bangsa' oleh By Sayyidah Mawani, julukan de ongekroonde van Java atau Raja Jawa tanpa mahkota yang didapatkan oleh HOS Tjokroaminoto bukan tanpa alasan. Dijelaskan bahwa kehadirannya menjadi momok menakutkan bagi pihak Belanda.

Hal tersebut dikarenakan HOS Tjokroaminoto mampu memberikan pengaruh yang kuat di kalangan masyarakat pribumi pada saat itu. Salah satunya dengan memperkenalkan ruh ajaran Islam kepada masyarakat pribumi yang tengah mengalami kesulitan karena mengalami penjajahan.

HOS Tjokroaminoto dikenal sebagai ketua dari Sarekat Islam yang memiliki ideologi dan integritas. Dirinya dikenal sebagai sosok yang memegang prinsip Islam dalam menciptakan gagasan-gagasan terkait protes terhadap kepemimpinan pemerintah kolonial Benda.

Hal inilah yang membuat HOS Tjokroaminoto memberikan pengaruh bagi berbagai kalangan pribumi yang membuat mereka berani untuk mengambil sikap yang menyulut pergolakan. Maka tak heran, HOS Tjokroaminoto ditakuti oleh kolonial Belanda hingga dijuluki sebagai de ongekroonde van Java atau Raja Jawa tanpa mahkota.

Biografi HOS Tjokroaminoto

Setelah mengetahui latar belakang HOS Tjokroaminoto hingga berhasil mendapatkan julukan sebagai Raja Jawa tanpa mahkota, tidak ada salahnya untuk mengenal lebih dekat dengan sosoknya. Masih dikutip dari buku yang sama, HOS Tjokroaminoto lahir di Desa Bakur, Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur di tanggal 16 Agustus 1883. Meskipun memiliki gagasan yang cemerlang, ternyata HOS Tjokroaminoto tidak menempuh pendidikan formal.

Tercatat HOS Tjokroaminoto merupakan lulusan dari akademi pamong praja Opleidings School Voor Inlandse Ambtenaren (OSVIA). Sementara itu, dijelaskan dalam buku 'Cinta Pahlawan Nasional Indonesia: Terlengkap & Terupdate' yang ditulis oleh Pranadipa Mahawira, HOS Tjokroaminoto juga pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan di wilayah Ngawi. Pekerjaan tersebut dilakoni olehnya selama tiga tahun lamanya.

Sebelum terpilih sebagai Ketua Sarekat Dagang Islam (SDI), HOS Tjokroaminoto tengah menekuni bidang perdagangan. Hal inilah yang mampu membawanya bertemu dengan Haji Samanhudi yang merupakan pendiri sekaligus pemimpin SDI. Dirinya pun memutuskan untuk bergabung dengan organisasi tersebut.

Sikap proaktif HOS Tjokroaminoto selama bergabung dalam organisasi SDI membuat ada sejumlah gagasan yang tercipta dan mampu memberikan kontribusi positif bagi perkembangan SDI. Bahkan saat HOS Tjokroaminoto ditunjuk sebagai pemimpin SDI, jumlah anggota organisasi tersebut meningkat secara pesat.

Meskipun HOS Tjokroaminoto termasuk sebagai sosok yang vokal terhadap keadilan bagi rakyat pribumi, ternyata dirinya justru dituduh sebagai pemberontak. Akibatnya sosok berjulukan Raja Jawa tanpa mahkota ini dijebloskan ke penjara di tahun 1920 silam. Beberapa bulan setelahnya HOS Tjokroaminoto resmi dibebaskan dan kembali melanjutkan perjuangannya.

Bersama dengan Partai Sarekat Islam (PSI), HOS Tjokroaminoto kembali berjuang untuk menentang kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang merujuk pada sikap kapitalisme. Sayangnya perjuangan HOS Tjokroaminoto harus berakhir sebelum Indonesia merdeka. Sang Raja Jawa tanpa mahkota ini tutup usia pada 17 Desember 1934 silam.

Mengacu dari buku 'Mencari Setangkai Daun Surga: Jejak-Jejak Perlawanan Manusia atas Hegemoni Kuasa' oleh Anton Kurnia, terdapat salah satu pesan HOS Tjokroaminoto yang mampu menginspirasi bangsa Indonesia. Pesan yang diberikan oleh Raja Jawa tanpa mahkota ini berbunyi, "Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat" dan "Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator".

Nah, itulah tadi rangkuman informasi seputar sosok Raja Jawa tanpa mahkota yang merupakan julukan bagi HOS Cokroaminoto. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan bagi detikers.




(sto/cln)

Hide Ads