Polda Jatim membangun gudang ketahanan pangan Polri berkapasitas 1.000 ton di Mojokerto. Pembangunan gudang yang menelan anggaran Rp 11 miliar ini ditargetkan tuntas 30 September 2025.
Dimulainya pembangunan gudang ketahanan pangan ditandai peletakan batu pertama yang dipimpin Karorena Polda Jatim Kombes Harries Budhiharto. Gudang ini menempati lahan milik Polri seluas 10.500 meter persegi di Jalan Raya Pacing-Pacet, Desa Pacing, Bangsal, Mojokerto.
Pembangunan gudang ketahanan pangan Polda Jatim ini menelan anggaran dari APBN Tahun 2025 Rp 11.114.000.000. Pelaksananya adalah CV Ruas Bambu bekerja sama dengan PT Elemen Tiga Tiga selaku konsultan manajemen konstruksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembangunan gudang ini akan dilaksanakan 120 hari, mulai 3 Juni sampai 30 September 2025," terang Harries di lokasi, Kamis (5/6/2025).
Harries menjelaskan, gudang ketahanan pangan Polda Jatim ini berkapasitas 1.000 ton. Fasilitasnya meliputi gudang A, gudang B, kantor dan musala, serta pos penjagaan. Gudang ini untuk menampung jagung hasil panen para petani di Mojokerto yang diserap Bulog.
Menurutnya, pembangunan gudang ini salah satu bentuk dukungan Polri untuk mewujudkan swasembada pangan di Indonesia. "Saya berharap para pelaksana dan konsultan bekerja sama optimal menghasilkan pekerjaan yang tepat waktu, mutu, biaya, administrasi, zero accident dan tepat manfaatnya," jelasnya.
Total 18 gudang ketahanan pangan Polri yang mulai dibangun hari ini di 12 polda. Dimulainya pembangunan gudang ketahanan pangan diresmikan Presiden Prabowo Subianto bersamaan dengan panen raya jagung serentak kuartal II 2025 di Dusun Kandasan, Desa Bange, Sanggau Ledo, Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Prabowo mengapresiasi inisiatif Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama jajarannya dalam mendukung swasembada pangan. Ia bersyukur arah dan tujuan yang ia sampaikan diimplementasikan dengan baik. Menurutnya, sudah sepatutnya Polri bekerja untuk masyarakat.
"Setiap provinsi harus swasembada pangan. Ini kunci kemerdekaan kita karena kita negara unik, yaitu negara kepulauan terbesar di dunia," terangnya.
Prabowo meyakini pemerintahannya saat ini di jalan yang benar untuk mewujudkan swasembada pangan. Terbukti, jika tahun lalu Indonesia masih impor sekitar 500.000 ton jagung, tahun 2026 ditargetkan sudah bisa ekspor karena surplus produksi dalam negeri.
Kuantitas panen jagung, lanjut Prabowo, juga meningkat. Yaitu dari rata-rata 4 ton/hektare, menjadi 6-8 ton/hektare. Produksi jagung kuartal I tahun 2025 naik 48% dari kuartal I tahun 2024. Yaitu dari sekitar 6 juta ton menjadi 9 juta ton. Pihaknya juga akan meningkatkan penghasilan para petani.
"Saya berkeyakinan Indonesia tidak hanya swasembada pangan, tapi juga menjadi lumbung dunia. Kita akan bantu negara-negara susah," tandasnya.
(auh/hil)