Terdampak Kekeringan, 4 Kapanewon Gunungkidul Ajukan Bantuan Air Bersih

Ilustrasi kekeringan. Foto: Getty Images/China Photos

Gunungkidul -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul menetapkan status siaga kekeringan. Sejauh ini ada empat kapanewon atau kecamatan yang sudah meminta bantuan air bersih.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi, mengatakan pihaknya menetapkan status darurat kekeringan berlaku pada 1 Juni sampai 31 Agustus 2024.

"Berlakunya 1 Juni sampai 31 Agustus, dan nanti akan kita evaluasi bakal diperpanjang atau tidak," kata Sumadi saat dihubungi detikJogja, Selasa (2/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumidi menjelaskan, Kapanewon Panggang, Tepus, Rongkop, sudah meminta bantuan air bersih sejak Mei 2024. Pihaknya juga akan memenuhi permintaan air bersih di Kapanewon Saptosari pada Rabu (3/7) besok.

Per 27 Juni 2024, BPBD Gunungkidul telah mendistribusikan 144 tanki air bersih berkapasitas 5 ribu liter ke tiga kapanewon tersebut. Untuk Saptosari, Sumidi menyebutkan permintaan air bersihnya sekitar 14 tanki.

"Sudah ada 144 rit (tanki) yang didistribusikan," ujar Sumidi.

Dia mengatakan, empat kapanewon tersebut rutin mendapatkan bantuan air bersih dari BPBD Gunungkidul tiap tahun. Sebab, kapanewon tersebut merupakan wilayah tadah hujan.

"Kalau di wilayah selatan sulit sumur bor," jelasnya.

Sumidi menambahkan, di wilayah itu juga belum ada jaringan PDAM. Dia berharap PDAM bisa mengembangkan jaringan airnya ke wilayah yang belum terjangkau.

"Permasalahannya masih sama, itu memang di sana belum ada jaringan PDAM," tuturnya.

Pada siaga kekeringan kali ini, Sumidi menyebutkan pihaknya menyiapkan seribu tanki air bersih. Sumidi mengatakan, BMKG memprediksi musim panas akan berlangsung hingga September.

"Perkiraan BMKG bulan Oktober sudah masuk hujan," pungkasnya.