13 Kapanewon Gunungkidul Diprediksi Kekeringan, BPBD Siapkan 1.000 Tangki Air

13 Kapanewon Gunungkidul Diprediksi Kekeringan, BPBD Siapkan 1.000 Tangki Air

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Senin, 15 Jul 2024 10:48 WIB
Ilustrasi kekeringan
Ilustrasi kekeringan di Gunungkidul. Foto: Getty Images/China Photos
Gunungkidul -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul memprediksi 13 dari 18 kapanewon bakal terdampak bencana kekeringan. Sebab itu BPBD menyiapkan seribu tangki air bersih untuk didistribusikan.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan sebagian besar wilayah bakal terdampak kekeringan. Dia menyebutkan 13 dari 18 kapanewon diprediksi terdampak kekeringan.

"Dari 18 kapanewon, yang kita prediksi terdampak kekeringan ada 13 kapanewon," papar Purwono kepada wartawan saat ditemui di kantor Pemkab Gunungkidul di Wonosari, Senin (15/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

13 Kapanewon itu berada di wilayah Selatan. Purwono menjelaskan kekeringan terjadi karena karakter wilayahnya merupakan kawasan karst yang sulit menjumpai mata air di permukaan tanah.

"Karena memang zona Selatan dengan karakteristik perbukitan kapur (karst) sehingga tidak dijumpai mata air di permukaan,"

ADVERTISEMENT

Purwono mengatakan puncak kekeringan di tahun ini diprediksi bakal berlangsung pada Agustus. Pada Oktober, dia memprediksi musim pancaroba bakal berlangsung.

"Puncak-puncaknya adalah di kisaran Agustus. Juli sudah merangkak naik," katanya.

Hingga kini ada lima kapanewon yang terdampak kekeringan mulai dari Panggang, Saptosari, Tepus, Girisubo, Rongkop. Adapun jumlah air bersih yang sudah terdistribusi yakni 288 tangki.

Lebih lanjut, Purwono menyebutkan pihaknya menyiapkan seribu tangki air bersih untuk mengantisipasi bencana kekeringan di tahun ini. "Kita siapkan seribu tangki (air bersih). Dari 13 Kapanewon itu ada 2.741 tangki air,"sebutnya.

Diwawancara terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi, menyebutkan ada enam kapanewon yang paling terdampak setiap tahunnya yakni Panggang, Tepus, Karangmojo, Saptosari, Rongkop dan Girisubo.

Dia mengatakan kekeringan di enam wilayah tersebut terjadi karena beberapa faktor seperti jaringan PDAM yang belum tersedia hingga berkurangnya debit sumber air.

"Seperti di Panggang dan Tepus itu mereka mengandalkan air hujan dan jaringan PAM belum ada," ungkapnya.




(apu/cln)

Hide Ads