Sebanyak 182 dusun di Lamongan berpotensi terdampak kekeringan. Ke 182 dusun ini tersebar di 93 desa 15 kecamatan.
Kepala Pelaksana BPBD Lamongan, Joko Raharto mengatakan pihaknya memetakan potensi kekeringan. Selain pemetaan, kata Joko, daerah-daerah yang berpotensi mengalami kekurangan air bersih telah tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Lamongan tertanggal 31 Mei 2024, No: 188/680/KEP/413.013/2024 tentang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di Lamongan Tahun 2024.
"Berdasarkan SK Bupati, yang berpotensi mengalami kekeringan yaitu 182 dusun, 93 desa di 15 kecamatan," kata Joko Raharto kepada wartawan, Rabu (14/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari jumlah tersebut, ungkap Joko, saat ini baru 5 desa yang melapor krisis air bersih, dan meminta bantuan air ke BPBD Lamongan.
Ke-5 desa tersebut di antaranya Desa Nguwok Kecamatan Modo, Desa Sekarbagus Kecamatan Sugio, Desa Guntingan Kecamatan Kembangbahu dan Desa Kedungkumpu Kecamatan Sarirejo dan Tikung.
"Karena sejumlah desa itu sudah sulit didapatkan sumber air tanah, termasuk embung-embung yang sudah mengering. Warga di 5 desa itu didrop air karena emergency, untuk kebutuhkan air bersih serta keperluan mandi, cuci dan kakus," ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih ke desa terdampak kekeringan, BPBD Lamongan menyiagakan sebanyak 4 unit tangki dengan total kapasitas 20.000 liter.
Selain air bersih, BPBD Lamongan juga telah menyerahkan berbagai bantuan untuk menunjang pendistribusian air bersih, mulai dari tandon air, terpal hingga jerigen.
"Tidak hanya air bersih, tapi juga ditambah dengan tandon air yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan warga setempat," pungkasnya.
(dpe/fat)