Apa Itu Bediding? Fenomena Udara Dingin di Tengah Musim Kemarau

Apa Itu Bediding? Fenomena Udara Dingin di Tengah Musim Kemarau

Nindasari - detikJogja
Kamis, 11 Jul 2024 14:43 WIB
Kabut menyelimuti kawasan puncak, bogor.  dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi fenomena bediding. Foto: Dikhy Sasra
Jogja -

Bediding atau bedhidhing berasal dari istilah serapan Bahasa Jawa yang merujuk pada hal terkait fenomena alam. Bediding juga sering dikenal sebagai udara dingin di tengah musim kemarau.

Berdasarkan pada KBBI Daring, bediding merupakan suatu musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Mungkin sebagian dari kalian ada sudah pernah mendengar istilah tersebut ataupun belum pernah sama sekali.

Nah, artikel kali ini akan memuat berbagai informasi lengkap terkait pengertian fenomena bediding, penyebab, dampak, hingga tips menghadapinya. Yuk, langsung saja simak dengan saksama rangkuman penjelasan di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Fenomena Bediding?

Dikutip dari laman resmi BPBD Kota Probolinggo, bediding merupakan fenomena berupa suhu udara dingin yang terjadi di malam-pagi hari sedangkan siang hari terasa panas dan kering. Fenomena ini biasanya terjadi di wilayah yang berada di selatan garis khatulistiwa mulai dari Pulau Jawa hingga NTT (Nusa Tenggara Timur).

Penyebab Terjadinya Bediding

Tetap dikutip dari sumber yang sama, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin pada Bulan Juli. Tekanan udara tinggi yang terjadi di Australia menyebabkan adanya pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia.

ADVERTISEMENT

Fenomena yang terjadi tersebut dapat disebut dengan Muson Dingin Australia. Angin muson atau angin musim merupakan gerakan massa udara karena terdapat perbedaan tekanan di lautan dan daratan.

Selanjutnya, angin muson yang terjadi di wilayah tropis (seperti Indonesia) disebabkan oleh adanya perbedaan sinar matahari. Sehingga, tingkat tekanan udara suatu daerah di wilayah tropis dipengaruhi dari posisi matahari ke bumi.

Fenomena bediding terjadi ketika posisi matahari berada pada posisi terjauh di sebelah utara garis khatulistiwa. Hal tersebut membuat suatu perbedaan suhu antar wilayah di mana belahan bumi sebelah selatan khatulistiwa terasa dingin dan bagian utara menjadi panas.

Dampak dari Fenomena Bediding

Dikutip dari sumber sebelumnya, pulau Jawa terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa, sehingga berbagai wilayah di dalamnya menjadi lebih dingin dibandingkan dengan biasanya karena fenomena bediding. Muson Dingin Australia yang tadi telah dijelaskan di atas juga menjadi penyebab terjadinya udara terasa dingin di Pulau Jawa, Bali, hingga NTT.

Selain itu, pihak BMKG juga menyatakan jika fenomena bediding ditandai dengan suhu udara yang terasa lebih dingin ketika malam sampai pagi hari di Pulau Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Bahkan, di beberapa wilayah dataran tinggi (seperti Dieng) terdapat potensi munculnya embun es yang dianggap sebagai salju oleh beberapa orang.

Diketahui dari informasi BMKG, fenomena ini merupakan kondisi yang normal terjadi di musim kemarau. Jadi, bagi yang merasa udara di wilayah tempat tinggalnya terasa lebih dingin dari biasanya tidak perlu khawatir.

Tips Menghadapi Terjadinya Bediding

Tetap dikutip dari sumber yang sama, fenomena ini akan terjadi saat awal musim kemarau hingga bulan Agustus. Oleh karena itu, penting untuk masyarakat memperhatikan berbagai tips menghadapi fenomena bediding berikut.

  • Lakukan peningkatan tahan daya tubuh;
  • Konsumsi makanan bergizi yang baik untuk pencernaan tubuh;
  • Perbanyak konsumsi air putih;
  • Bila perlu konsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh;
  • Istirahat cukup dan perhatikan pola tidur;
  • Hindari aktivitas yang sangat menguras energi, jangan beraktivitas sampai kelelahan;
  • Siapkan pakaian hangat dan tebal, terutama ketika berada di luar saat malam hari.

Nah, itulah rangkuman tentang fenomena bediding yang saat ini sedang terjadi. Semoga membantu, Dab.




(sto/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads