Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul angkat bicara soal aksi damai penolakan pembangunan tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) Srimulyo oleh warga Banyakan 3, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Pemkab Bantul meminta warga jangan terlalu mempermasalahkan karena TPSS bersifat sementara.
"Jadi begini ya, di masa darurat itu tolong ini dipahami sifatnya hanya sementara saja," kata Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih kepada wartawan di Bantul, Selasa (9/7/2024).
Halim meminta agar warga Banyakan 3 tidak mempermasalahkan keberadaan TPSS Srimulyo. Mengingat saat ini Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih berstatus darurat sampah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan dikit-dikit dipermasalahkan. Masa darurat ini memang kita butuh jalan keluar yang sifatnya sementara agar sampah itu tidak berserakan di mana-mana," ucapnya.
Halim menjelaskan pihaknya sedang menyelesaikan tiga TPST yakni, TPST Dingkikan, Modalan, dan Bawuran yang bakal menjadi solusi permanen mengatasi sampah. Sebab, ketiga TPST ini berkapasitas besar.
"Apa yang terjadi, sekali lagi itu hanya sementara, pada akhirnya nanti masalah sampah insyaallah selesai," ujarnya.
"Karena itu saya minta masyarakat permaklumannya, saya minta pengertiannya bahwa kita harus menyelesaikan sampah ini dengan cara-cara yang sifatnya itu tidak permanen untuk sementara waktu sembari menyelesaikan instalasi pengolahan sampah yang permanen," lanjut Halim.
Selain itu, Halim juga menyinggung komitmen Pemkab Bantul untuk membantu Pemkot Jogja mengatasi sampah. Hal ini untuk mencegah penumpukan sampah di destinasi wisata seperti Malioboro.
"Kalau di mana-mana ditolak, maka sampah itu akan menumpuk mungkin di Malioboro, terutama di Kota Jogja. Karena kita sudah punya komitmen untuk turut membantu menyelesaikan masalah sampah Kota Jogja, karena Kota Jogja adalah etalasenya DIY," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Bambang Purwadi Nugroho mengatakan selama masa darurat sampah di Bantul, DLH membutuhkan lokasi pembuangan sampah yang sifatnya sementara. Akhirnya terpilihlah di Puncak Bucu, Srimulyo, Piyungan.
"Dan kami harus segera melakukan (membangun TPSS Srimulyo). Karena pertimbangan pertama kita sudah tidak ada waktu lagi dan tempat lain sudah tidak memungkinkan," kata Bambang.
Terlebih, kondisi TPSS di Gadingsari segera berakhir. Oleh karena itu, mau tidak mau harus ada lokasi untuk menampung sampah sementara.
"Dan TPSS di Bucu berbeda karena kita berupaya semaksimal mungkin untuk meminimalisir risikonya baik polusi, dan lingkungan," ujarnya.
"Kemudian mekanismenya berbeda. Yang penting kita minta dukungan masyarakat untuk bersama-sama memantau agar penanganan sampah ini bisa sesuai harapan kita semua," lanjut Bambang.
Sebelumnya, puluhan warga Banyakan 3, Sitimulyo, Piyungan, Bantul melakukan aksi damai menolak keberadaan tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) Srimulyo. Pasalnya, TPSS itu berada di lereng perbukitan dan warga khawatir lindi bakal mengalir ke persawahan yang berada di bawah TPSS tersebut.
(ams/rih)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM