Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberi waktu 3 hari kepada Pemkot Jogja untuk mengangkut tumpukan sampah di depo menuju TPA Piyungan. Hingga tenggat habis, baru sebagian kecil sampah yang dapat diangkut.
Tenggat waktu ini diberikan untuk membersihkan 5.000 ton sampah yang tertumpuk di sejumlah depo terhitung sejak Selasa (25/6) hingga Kamis (27/6). Untuk selanjutnya sampah dipindahkan ke TPA Piyungan Bantul. Ini sebagai langkah darurat atas penumpukan sampah di Kota Jogja.
"Hingga hari ini sudah sekitar 1.000 ton. Untuk target keseluruhan 5.000 ton," jelas Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja Ahmad Haryoko saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (27/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses pengangkutan sampah ini menerjunkan puluhan personel dan ditambah 54 armada truk yang hilir mudik setiap harinya. Fokusnya adalah depo-depo yang tersebar di wilayah Kota Jogja.
"Armada truk yang kita terjunkan ada 54 tiap harinya. Ini dibagi ke semua depo," katanya.
Dari pantauan detikJogja, volume sampah di sejumlah depo sampah telah berkurang. Pengurangan drastis terjadi di depo sampah Mandala Krida. Dari awalnya menumpuk hingga sisi luar pagar, kali ini bisa terlihat sisi dalam depo.
Pembersihan juga berlangsung di depo Lempuyangan timur SPBU Lempuyangan. Terlihat beberapa unit truk tengah terparkir di depo tersebut. Begitu pula depo sampah yang berada di Utara Pasar Lempuyangan.
"Untuk depo yang pakai alat berat backhoe cuma dua. Depo Mandala Krida dan dan Depo Pringgo," ujarnya.
Namun, dia enggan berkomentar mengenai gagalnya pengangkutan 5.000 ton sampah dari depo ini.
Sebelumnya Sekda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny Suharsono berikan tenggat waktu 3 hari untuk pemindahan 5000 ton sampah dari Kota Jogja. Seluruh sampah dipindahkan ke TPA Piyungan. Khususnya sampah yang berada di depo di kawasan Kota Jogja.
Kebijakan ini ditempuh pasca adanya temuan 5000 ton sampah terendap. Beny menuturkan umur sampah tersebut telah mencapai mingguan. Berada di depo-depo sampah di wilayah Kota Jogja. Merupakan sampah yang berpindah-pindah saat terjadi penumpukan.
"Jadi tiga hari ini berharap sampah kita geser ke Piyungan. Iya yang 5.000 ton itu," jelasnya ditemui di Kompleks Kepatihan DIY, Rabu (26/6).
Beny menuturkan sampah ini adalah akumulasi dari seluruh depo. Sejatinya jumlahnya bisa lebih besar jika digabung dengan sampah baru. Tepatnya sampah yang dari pasar, perkantoran, kawasan pendidikan dan tempat umum.
Penumpukan sampah terjadi karena selama ini sampah hanya berpindah. Dalam catatannya, sampah berpindah dari depo ke depo. Mekanismenya diangkut dengan truk ketika salah satu depo telah over kapasitas.
"Penanganan daruratnya itu bergeser, sambil mengakselerasi pengelolaan sampah yang ada penolakan warga. Harus ada pembagian tugas yang tegas. Ajak dialog warga, yang penting terbuka bahwa kita tidak membuang sampah tapi memproses," katanya.
(ahr/apu)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri