Sapi kurban bantuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada masyarakat di Pegunungan Menoreh Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disembelih hari ini. Ukurannya yang jumbo dengan bobot mencapai 1 ton membuat proses penyembelihan sapi bernama Satrio Bimo ini melibatkan hingga 30 tenaga manusia.
"Setidaknya tadi butuh sekitar 30-an orang," ucap Takmir Masjid Al-Huda Pringtali, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Sawal, saat ditemui wartawan di lokasi, Senin (17/6/2024).
Sawal mengatakan pihaknya memang butuh banyak orang lantaran ukuran sapi yang tergolong jumbo. Adapun ke-30 orang ini dikerahkan untuk merobohkan sapi yang beberapa kali sempat memberontak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya butuh waktu 30 menit hingga sapi dinyatakan mati dan siap dipotong.
"Untuk proses tadi kurang lebih setengah jam," ujarnya.
Sawal mengatakan setelah disembelih daging sapi akan dibagikan kepada 515 kepala keluarga (KK) yang ada di Jatimulyo. Penerimanya tersebar di lima dusun, meliputi Pringtali sebanyak 125 KK, Sumberejo 125 KK, Beteng 125 KK, Kembang 70KK dan Banyunganti 70KK.
"Perkiraannya, masing-masing penerima akan dapat sekitar 0,5 kg. Tapi nanti ada kemungkinan berubah tergantung masih ada sisa atau tidak," ucapnya.
Selain sapi bantuan presiden RI, warga Pringtali juga akan menyembelih 4 ekor kambing dan satu ekor sapi yang berasal dari masyarakat. Proses penyembelihan dilangsungkan esok hari atau Selasa (18/6).
"Selain sapi dari Jokowi, besok kami juga sembelih 4 kambing dan 1 sapi dari masyarakat luar daerah," ujar Sawal.
Seperti diketahui Presiden Jokowi memberikan bantuan sapi untuk keperluan kurban kepada masyarakat. Untuk wilayah Kulon Progo, bantuan dipusatkan di Dusun Pringtali, Jatimulyo, Girimulyo.
Adapun sapi kurban ini berasal dari peternak asal Bantul, bernama Zuli Nuryanto. Sapi jenis peranakan ongole (PO) yang diberinama Satrio Bimo itu memiliki bobot 934 kilogram dan harganya mencapai Rp100 juta.
Ukurannya yang jumbo sempat menyulitkan proses pengiriman sapi ini ke wilayah Pringtali kemarin. Mobil pikap pengangkut sapi bernama Satrio Bimo itu bahkan sempat overheat hingga macet beberapa kali ketika hendak melewati rute yang tergolong ekstrem.
![]() |
"Lumayan, jadi tadi sempat berhenti dua kali di tanjakan yang tinggi itu, sempat kendaraannya umup (kepanasan) juga, sehingga kami berhenti. Karena memang tanjakannya tinggi banget," ucap Zuli Nuryanto, selaku pemilik Satrio Bimo saat ditemui di lokasi, Minggu (16/6).
Sampai di lokasi tepatnya setelah Satrio Bimo diturunkan dari kendaraan untuk serah terima, ban pikap tiba-tiba mengeluarkan bunyi mendesis yang keras. Rupanya ban mobil ini bocor hingga nyaris meletus. Hal ini terjadi lantaran bobot Satrio Bimo kelewat jumbo, yakni mencapai berat hampir 1 ton.
"Iya (nyaris meletus), karena memang bobotnya (berat Satrio Bimo) itu juga hampir mendekati satu ton," ujar Zuli.
Beruntung, perjalanan yang penuh rintangan itu tak mempengaruhi kondisi Satrio Bimo. Dokter Hewan Medik Veteriner, Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Dwi Hari Susanta, menyebut sapi jenis peranakan Ongole (PO) dengan berat 934 kilogram ini dalam keadaan sehat.
"Dalam pengamatan dan pemeriksaan tadi, sapi ini dalam keadaan sehat. Hal ini juga dinyatakan dengan adanya surat keterangan kesehatan," ujarnya.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi