Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menyebut tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Dingkikan, Argodadi, Sedayu, Bantul mulai beroperasi secara terbatas pada bulan Juli. Sebagai awalan, nantinya TPST itu baru bisa mengolah 20 ton sampah per hari.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menjelaskan TPST Dingkikan berdiri di atas lahan Sultan Ground (SG) seluas sekitar 6 ribu meter persegi. Nantinya, ada tiga hanggar atau tiga modul yang akan rampung total pada bulan September.
"Tetapi yang modul pertama, yang paling timur tadi itu bisa beroperasi awal bulan Juli dengan kapasitas per modul 20 ton sampah per hari," katanya kepada wartawan di TPST Dingkikan, Bantul, Sabtu (15/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, jika sudah beroperasi maksimal TPST Dingkikan bisa mengolah sampah 60 ton perhari. Menurut Halim, kapasitas itu cukup besar.
"Dan melengkapi pembangunan TPST yang lain baik di Modalan dan Bawuran yang juga masih dalam proses pembangunan," ucapnya.
Halim juga mengungkapkan, bahwa pengolahan sampah di TPST Dingkikan menghasilkan refuse derived fuel atau RDF. Selain Dingkikan, Halim juga menyebut jika TPST Niten juga menghasilkan RDF dan pupuk organik atau komposter.
"Jadi hanya Bawuran yang karbonasi. Karena Bawuran itu ITF, jadi sampah residu dihanguskan di sana dan yang tersisa hanya abu dan itu jumlahnya hanya sedikit," ucapnya.
"Kalau di Di Dingkikan menghasilkan RDF sebagai substitusi batu bara yang menjadi bahan bakar pabrik semen di Kabupaten Cilacap yakni SBI. Karena kita sudah melakukan MoU dengan mereka," lanjut Halim.
Halim optimistis dengan beberapa TPST yang tengah dibangun tidak hanya menyelesaikan sampah di Kabupaten Bantul. Namun juga untuk menyelesaikan sampah di Kota Jogja sesuai perintah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.
"Sehingga saya mohon waktu kepada masyarakat Bantul dan Kota Jogja untuk menyelesaikan instalasi atau hanggar-hanggar pengolahan sampah ini. Mudah-mudahan semua itu selesai tahun 2024, sehingga kita bisa segera mengoperasikan pengolahan ini dan sampah akan terkelola dengan baik," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, Bambang Purwadi Nugroho menambahkan, bahwa TPST Dingkikan hanya melayani sampah-sampah dari Bantul. Apalagi, TPST tersebut bakal beroperasi secara terbatas bulan depan.
"Insyaallah, target kita modul satu bulan Juli sudah beroperasi dengan kapasitas baru 20 ton sampah per hari," ucapnya.
Oleh sebab itu, Bambang mengaku membutuhkan belasan pekerja untuk mengoperasikan modul 1 di TPST Dingkikan.
"Kurang lebih kita perlu sekitar 50 orang, itu kalau 3 modul beroperasi semua. Tapi untuk yang pertama nanti sekitar 18 orang, jadi bertahap. Rencananya 70% dari warga sini dan itu dengan catatan memenuhi syarat," ujarnya.
Imbau Minimalisir Sampah Kurban
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih meminta kepada masyarakat agar menggunakan kemasan organik sebagai wadah saat pembagian daging kurban. Semua itu untuk mengurangi produksi sampah.
"Setahun yang lalu kita sudah mengimbau untuk menggunakan kemasan organik, yaitu kemasan dari bambu seperti besek hingga daun jati," kata Halim kepada wartawan di Dingkikan, Bantul, Sabtu (15/6/2024).
Akan tetapi, jika terpaksanya menggunakan kantong plastik sebagai wadah daging kurban, Halim meminta jangan menggunakan kantong plastik berwarna hitam. Selain itu, jangan membuang kantong plastik namun mengumpulkannya sebagai bagian dari pemilahan sampah.
"Kalau terpaksa menggunakan plastik maka plastik yang pantas untuk tempat daging. Plastiknya juga dikumpulkan, jangan dibuang, jadi seperti pilah sendiri di rumah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo telah meminta takmir Masjid dan tempat-tempat penyembelihan hewan kurban tidak menggunakan kantong plastik khususnya yang berwarna hitam sebagai wadah daging kurban.
"Kita sudah kumpulan takmir-takmir Masjid untuk mengedukasi bahwa tempat daging kurban jangan menggunakan plastik, apalagi plastik yang berwarna hitam," ujarnya.
"Harapan kami bisa pakai besek, sarangan atau daun baik daun pisang maupun daun jati. Terakhir, jangan sampai mencampur daging dengan jeroan dalam satu wadah," lanjut Joko.
(aku/aku)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa