Mulai Beroperasi, TPST Modalan Bantul Baru Mampu Olah 15 Ton Sampah

Mulai Beroperasi, TPST Modalan Bantul Baru Mampu Olah 15 Ton Sampah

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Kamis, 14 Nov 2024 16:59 WIB
Suasana pengolahan sampah di TPST Modalan, Banguntapan, Bantul, Kamis (14/11/2024).
Suasana pengolahan sampah di TPST Modalan, Banguntapan, Bantul, Kamis (14/11/2024). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja)
Bantul -

Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Modalan di Banguntapan Bantul mulai beroperasi hari ini. Namun untuk hari ini, TPST itu baru mampu mengolah 15 ton sampah dari kapasitas 49 ton.

"Jadi TPST Modalan dapat terwujud dan mulai beroperasi pada hari ini," kata Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Bantul, Adi Bayu Kristanto kepada wartawan di Banguntapan, Bantul, Kamis (14/11/2024).

Adi melanjutkan, keberadaan TPST Modalan akan memperkuat sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Bantul. Mengingat sebelumnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul telah meresmikan beroperasinya TPST Dingkikan di Sedayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua ini merupakan wujud komitmen Pemkab Bantul dalam upaya pengelolaan sampah mandiri sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, sebagaimana filosofi adiluhung Jogja, memayu hayuning bawana," ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, kehadiran TPST Modalan adalah sebuah langkah penting dalam upaya Pemkab Bantul untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks.

ADVERTISEMENT

"Dan dengan mulai beroperasinya TPST Modalan kita berharap pengelolaan sampah di Kabupaten Bantul akan menjadi lebih efektif dan berkelanjutan," ujarnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, Bambang Purwadi Nugroho menambahkan, TPST Modalan diproyeksikan mampu mengolah sampah sampai 49 ton per hari. Namun, semua itu akan berlangsung secara bertahap.

"Kapasitas 49 ton sampah per hari tapi hari ini baru 15 ton karena perlu penyesuaian-penyesuaian, harapannya nanti pada saatnya bisa beroperasi 100 persen," katanya.

Oleh sebab itu, 95 ton sampah yang dihasilkan setiap hari di Kabupaten Bantul bisa terserap dengan beroperasinya TPST Modalan dan TPST Dingkikan.

"Jadi dengan tambahan ini, adanya gap sampah 95 ton itu bisa terkelola dengan baik setelah TPST Dingkikan dan TPST Modalan beroperasi," ujarnya.

Tak hanya itu, Bambang juga mengungkapkan bahwa TPST Modalan hanya menghasilkan 5 persen abu sisa pembakaran sampah. Sebab, teknologi pengolahan sampah di TPST Modalan mampu mereduksi sampah yang sulit terurai dan tidak memiliki nilai ekonomi dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

"Jadi ini sudah level pirolisis (dekomposisi termokimia bahan organik melalui proses pemanasan), tapi memang perlu pemantik semacam insenetaror," katanya.

Sehingga TPST Modalan bukan hanya sebagai tempat pembakaran, namun juga menjadi rumah pemilihan sampah organik yang dirubah menjadi kompos dan makanan maggot.

"Di TPST Modalan ada tiga yang dihasilkan, pertama ini pembakaran yang ramah lingkungan dengan abu yang hanya lima persen, kemudian kompos, lalu pakan maggot. Jadi, cukup lengkap di sini," ujarnya.




(aku/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads