Skema ini guna mengantisipasi penumpukan sampah warga Kota Jogja.Pembagian jadwal buka depo diunggah oleh akun Instagram Pemkot Jogja dan DLH Kota Jogja. Di antaranya mulai tanggal 18 April, 21 April, Rabu 24 April, 26 April dan 30 April 2024.
"Mohon olah sampah terlebih dahulu sebelum menuju TPS (tempat pembuangan sampah) atau depo. Sampah yang masuk ke TPS atau depo hanya sampah yang bersifat residu," jelas Kepala DLH Kota Jogja Sugeng Darmanto saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat malam (19/4/2024).
Pemilahan sampah, lanjutnya, bertujuan memudahkan kerja petugas depo sampah, sehingga sampah yang masuk bisa langsung diolah. Khususnya sampah kategori anorganik yang telah menjadi residu.
Total saat ini ada 14 depo sampah yang tersebar di Kota Jogja. Seluruhnya telah menetapkan jadwal buka tutup yang ditetapkan oleh Pemkot Jogja. Sebelumnya, kondisi depo-depo sampah ini sempat membeludak saat mendekati Idul Fitri 2024.
Untuk sampah organik, Sugeng mengimbau agar warga mengolah dengan sumur biopori. Agar dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Hasil olahan dari sampah ini juga bisa diberikan ke pengepul dan dikelola untuk pakan ternak.
"Sampah anorganik bisa disetorkan ke bank sampah atau pengepul. Sampah residu dimasukkan ke truk sampah atau depo. Sementara sampah B3 dimasukkan ke dropbox B3, ini ada di kantor Kemantren," katanya.
Penjabat Wali Kota Jogja Singgih Raharjo menuturkan pihaknya telah menjalankan program desentralisasi sampah. Kebijakan ini guna mengimbangi penutupan TPA Piyungan oleh Pemda DIY. Dibarengi dengan pengoptimalan tempat pengolahan sampah reduce reuse recycle (TPS 3R) yang berada di Nitikan, Karangmiri dan Kranon.
Dari ketiga TPS 3R ini baru Nitikan yang sudah siap dengan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF). Dalam sehari bisa mengolah hingga 60 ton untuk lokasi ini. Jika dioptimalkan bisa meningkat hingga 75 ton per hari.
"Kranon dan Karangmiri bisa 60 ton per hari. Hitungan kita itu 3 lokasi tapi baru Nitikan yang saat ini bekerja. Pembangunan yang dual itu selesai awal Mei, ini terus. Setelah itu langsung operasi full, hanggar belum jadi tapi mesin sudah instalasi," ujarnya.
Dari total tiga TPS 3R, mampu mengolah sampah hingga 135 ton per hari. Perhitungannya TPS 3R mengolah hingga 75 ton sampah, dan total 60 ton sampah untuk Karangmiri dan Kranon. Sementara angka produksi sampah rumah tangga harian di Kota Jogja mencapai kisaran 200 ton.
Singgih optimis ketiga TPS 3R mampu mengolah seluruhnya. Terlebih jika TPS 3R Karangmiri dan Kranon telah beroperasi. Tentunya akan dioptimalkan dari 30 ton sampah per hari hingga dua kali lipatnya.
"Dua ini kan belum operasional, masih di-setting. Kalau bisa optimalkan bisa lebih dari 60 ton. Di Nitikan itu shift juga sampai sore dan sampai 50 orang yang kerja. Untuk di Karangmiri dan Kranon juga training-nya di Nitikan," katanya.
Terkait operasional, Singgih memastikan telah meminimalisir polusi, termasuk suara. Pihaknya menggunakan mesin tenaga listrik untuk teknologi RDF. Sehingga tidak akan mengganggu lingkungan sekitarnya.
"Semua pakai listrik, tidak mau ganggu kanan kiri. Kalau pakai diesel berisik banget, kita pakai dinamo," ujarnya.
(apl/cln)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka