Tumpukan sampah kembali terlihat menggunung di depo Kotabaru, Gondokusuman, Kota Jogja. Tumpukan sampah itu bahkan terlihat penuh hingga ke bagian luar bangunan depo.
Pantauan detikJogja di lokasi siang ini, tumpukan sampah nampak begitu tinggi hingga hampir menyentuh atap bangunan depo atau ketinggian sekitar 5 meter. Sampah didominasi bungkusan plastik hitam berukuran besar dan beberapa berukuran kecil.
Gunungan sampah ini membentang hingga keluar badan bangunan depo, kira-kira sepanjang 10 meter. Selain itu, di sekitar tumpukan sampah, berserakan sampah-sampah kecil hingga ke taman depan depo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, gunungan sampah di dalam bangunan depo juga tampak tertutupi terpal biru namun hanya sebagian saja. Sedangkan sampah di luar depo tampak meluber hingga hampir menutupi setengah badan jalan.
Pedagang bunga yang lapaknya persis di samping depo, Wahyu mengeluhkan ulat dan air rembesan sampah atau lindi yang muncul. Ia mengatakan sebenarnya depo sempat kosong beberapa waktu lalu. Namun keadaan itu hanya berlangsung dua bulan saja.
"Habis dari (acara) HUT kota Jogja itu udah kosong. Paling 2 bulan kosongnya setelah itu udah penuh lagi. (Penuhnya) Berkala, kalau yang begini ini sekitar 3-4 bulan ini," ujar Wahyu saat dijumpai wartawan di lapaknya, Selasa (10/9/2024).
Wahyu melanjutkan, sebenarnya ada dua truk pengangkut sampah yang ada di depo datang setiap harinya. Namun, truk sampah tersebut hanya mengangkut sampah dari penggerobak yang datang, sedangkan sampah di depo dibiarkan menumpuk.
"Ini kadang-kadang nggak dikurangi (sampah di depo) yang ada kalau mobil (truk) udah penuh gerobak belum habis ya ditambah malahan, makanya menggunung. Anehnya di depo sini, nggak diangkutin malah yang diangkutin yang gerobak-gerobak itu. Kalau warga kadang-kadang malah nggak boleh buang," paparnya.
Keadaan ini menurut Wahyu menimbulkan banyak masalah. Tidak hanya visual, namun juga bau. Ditambah munculnya ulat-ulat serta air lindi berwarna coklat pekat yang mengalir di depan lapaknya.
"Kalau siang gini ilang (ulat-ulat), biasanya pagi. Kalau pagi ini penuh sampai ujung ke sana. Airnya (lindi) bau sekali ini dari sampah. Hitam-hitam gini ini walaupun dikasih sabun baunya nggak hilang," ujarnya.
Pedagang lain, Buyut menduga sampah-sampah ini bukan berasal dari rumah tangga saja karena ukuran bungkusannya yang besar. Selain itu, truk yang mengangkut sampah penggerobak menurutnya juga bukan truk oranye milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja.
"(Sampah) Itu bisa dari hotel, warung, lesehan itu to," terang Buyut.
"Selama beberapa bulan ini truk DLH ndak ke sini, tahunya truk-truk sewanan itu lho, ngambilin ke sini," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengolahan Persampahan DLH Kota Jogja, Ahmad Haryoko, menerangkan saat ini armada yang dimiliki pihaknya terbatas. Selain itu, daya tampung ketiga Unit Pengelolaan Sampah (UPS) yang disediakan Pemkot Jogja kapasitasnya belum optimal. Ketiganya meliputi Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) Nitikan, Karangmiri, dan Kranon.
"Sekarang sudah jalan (ketiga TPS3R), memang belum optimal. Tapi, perlahan bisa lah," jelas Haryoko saat dikonfirmasi detikJogja melalui sambungan telepon, Selasa (10/9/24).
"(Meski armada terbatas) Yang penting tumpukan kita minimalisir terus, kita upayakan," lanjutnya.
Haryoko menambahkan, masalah sampah di depo Kotabaru ini sudah dalam pemetaan pihaknya. Ia mengatakan dalam waktu dekat tumpukan sampah akan segera dieksekusi.
"Insyaallah besok kita kondisikan, hari ini kita baru menangani di Depo Pengok," pungkasnya.
(cln/aku)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi