Efek Puasa Tanpa Sahur bagi Kesehatan, Apakah Dampaknya Berbahaya?

Efek Puasa Tanpa Sahur bagi Kesehatan, Apakah Dampaknya Berbahaya?

Intan Bintang Pratiwi - detikJogja
Senin, 18 Mar 2024 09:06 WIB
Ilustrasi Dehidrasi
Ilustrasi efek puasa tidak sahur. Foto: Dok. Shutterstock
Jogja -

Ketika akan melaksanakan puasa Ramadhan, kita tidak hanya memerlukan persiapan iman, namun juga harus melakukan persiapan fisik. Salah satu cara mempersiapkannya adalah dengan makan sahur.

Sahur adalah makan yang dilakukan saat dini hari yang bertujuan menyuplai tenaga untuk beraktivitas dan beribadah di siang harinya. Dikutip dari laman NU Online, anjuran makan sahur begitu kuat. Bahkan Rasulullah menganjurkan untuk sahur meskipun hanya dengan seteguk air.

Dalam hadist dijelaskan:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ΩˆΨΉΩ† ΨΉΨ¨Ψ― Ψ§Ω„Ω„Ω‡ Ψ¨Ω† ΨΉΩ…Ψ± رآي Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ†Ω‡Ω…Ψ§ Ω‚Ψ§Ω„ Ω‚Ψ§Ω„ Ψ±Ψ³ΩˆΩ„ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ Ψ΅Ω„Ω‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ و Ψ³Ω„Ω… Ψͺسحروا ΩˆΩ„Ωˆ Ψ¨Ψ¬Ψ±ΨΉΨ© Ω…Ω† Ω…Ψ§Ψ‘ Ψ±ΩˆΨ§Ω‡ Ψ§Ψ¨Ω† Ψ­Ψ¨Ψ§Ω† في Ψ΅Ψ­ΩŠΨ­Ω‡

Artinya: Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: Hendaklah kalian bersahur meskipun hanya seteguk air (HR Ibnu Hibban).

ADVERTISEMENT

Meskipun begitu, tak jarang orang berpuasa melewatkan makan sahur karena lupa, terbatas waktu, atau sengaja tidak menjalankannya. Hal tersebut membuat kebutuhan energi untuk beraktivitas tidak terpenuhi dan dapat memicu berbagai resiko kesehatan seperti dehidrasi, menurunkan daya tahan tubuh, ataupun memicu hipoglikemia.

Efek Puasa tanpa Sahur Bagi Kesehatan

Makan sahur sangat penting bagi orang yang menjalankan ibadah puasa. Tanpa makan sahur, kadar gula darah hanya sanggup bertahan dua sampai tiga jam setelah bangun tidur. Selanjutnya simpanan sumber tenaga mulai menurun drastis sehingga membuat tubuh merasa lemas.

Dengan makan sahur, maka tubuh akan memiliki cadangan glukosa cukup untuk beraktivitas. Berikut penjelasan lengkap terkait dampak puasa tanpa sahur terhadap kesehatan yang dirangkum dari Siloam Hospital.

1. Risiko Dehidrasi

Dehidrasi merupakan kondisi ketika cairan tubuh yang hilang lebih banyak daripada yang dikonsumsi. Dehidrasi membuat tubuh merasa tidak bertenaga, fokus berkurang dan juga penurunan tekanan darah.

Dehidrasi sering kali dianggap rasa haus biasa, padahal jika tidak diatasi dengan baik, dehidrasi dapat berkembang menjadi hipovolemia. Cara untuk mencegah dehidrasi adalah dengan mencukupi konsumsi cairan harian yang berkisar antara 8-12 gelas atau 2 liter per hari.

Meskipun kesempatan untuk minum ketika berpuasa tidak banyak, namun kita dapat mengupayakannya dengan membagi waktu minum untuk sahur dan berbuka.

2. Kebutuhan Energi untuk Tubuh Tidak Tercukupi

Ketika menjalankan ibadah berpuasa, aktivitas makan dan minum akan dibatasi. Maka dari itu, penting untuk tidak melewatkan sahur agar tubuh tidak kekurangan energi yang menyebabkan lemas dan lelah.

Sebaiknya ketika sahur kita mengonsumsi makanan yang tinggi akan karbohidrat kompleks seperti kentang, nasi merah, oatmeal, ataupun ubi jalar. Dianjurkan juga untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan serat seperti sayuran dan buah.

3. Daya Tahan Tubuh Menurun

Saat puasa, sistem kekebalan tubuh berkemungkinan akan menurun karena kurangnya nutrisi pada tubuh. Hal ini membuat tubuh akan terasa lemas dan tidak bersemangat.

Akibatnya, tubuh berkemungkinan berisiko mengalami berbagai macam penyakit saat puasa, seperti nyeri tenggorokan, diare, flu, dan sembelit. Cara menjaga daya tahan tubuh saat puasa adalah dengan memenuhi asupan nutrisi bagi tubuh.

Maka dari itu, penting untuk mengonsumsi menu sahur yang mengandung gizi seimbang seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.

4. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal. Risiko terjadinya kondisi ini dapat meningkat ketika sedang berpuasa, terutama pada orang yang memiliki riwayat diabetes atau masalah kesehatan lain yang berkaitan dengan kadar gula darah.

Maka, penting bagi orang yang berpuasa untuk tidak melewatkan sahur, dengan memakan makanan yang mengandung sumber energi seperti karbohidrat, lemak, dan protein agar glukosa dalam darah tetap terjaga.

5. Risiko Asam Lambung Naik

Asam lambung akan mudah naik jika kita melewatkan makan sahur ataupun berbuka dengan makanan yang tidak tepat. Oleh karena itu, penting untuk memilih makanan yang bisa mencegah asam lambung naik seperti, makanan yang pedas, asam, berlemak seperti gorengan, santan, coklat, minuman bersoda, dan kopi.

Mengonsumsi makanan sehat ketika makan sahur juga turut memperlambat proses pengosongan lambung yang menurunkan risiko asam lambung naik selama berpuasa. Selain itu, dianjurkan juga untuk mengunyah makanan perlahan dan menghindari tidur setelah makan.

6. Menurunkan Massa Otot

Ketika berpuasa maka akan mempengaruhi tubuh dalam berbagai cara, termasuk potensi menurunnya massa otot. Jika puasa dilakukan dalam periode yang lebih lama, maka tubuh akan memulai proses penggunaan cadangan energi, termasuk lemak dan protein dalam tubuh.

Hal ini dapat menyebabkan kehilangan massa otot, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup ketika sahur ataupun berbuka puasa.

7. Keseimbangan Tubuh Terganggu

Menjalankan puasa tanpa mengonsumsi makanan sahur dapat menyebabkan keseimbangan tubuh terganggu. Hal ini disebabkan karena tubuh kekurangan energi yang sehingga menyebabkan tubuh mudah goyah dan lemas. Bila tidak diatasi dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan pusing hingga terjadi vertigo.

Demikianlah tadi efek tidak melaksanakan sahur terhadap kesehatan tubuh. Untuk itu penting untuk bersahur karena tidak hanya dianjurkan oleh Rasulullah, namun juga memiliki dampak yang positif bagi kesehatan.

Artikel ini ditulis oleh Intan Bintang Pratiwi, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(apl/apl)

Hide Ads