Salah satu spesies ular eksotis yang bisa ditemukan di Indonesia adalah ular picung. Memiliki warna indah, detikers mungkin akan memilih mengambil langkah seribu ketika bertemu ular satu ini. Memangnya, efek gigitan ular picung apakah berbahaya?
Dirujuk dari buku Reptilia Tasikmalaya & Sekitarnya oleh Diana Hernawati dan Diki Muhammad Chaidir, ciri khas ular picung adalah warna merah di bagian tengkuknya. Warna merah ini jugalah yang membuatnya disebut picung (dari buah dengan nama dan warna sama).
Lebih lanjut, ular picung aktif pada siang hari di habitatnya. Binatang melata satu ini menghuni hutan basah dataran rendah, sawah, rawa-rawa, padang rumput basah, hingga hutan pegunungan basah. Oleh karena itu, jangan heran jika detikers kebetulan bertemu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya, detikers perlu tahu mengenai efek gigitan ular ini sehingga bisa mengambil tindakan yang tepat jika tidak sengaja bersua. Mari, simak pembahasan ilmiahnya yang telah detikJateng siapkan di bawah ini.
Apa Efek Gigitan Ular Picung?
Menurut penjelasan dari laman Toxinology yang dikelola The University of Adelaide, bisa ular picung bersifat prokoagulan (procoagulants). Bisa tipe ini juga bisa ditemukan dalam ular-ular dari famili Viperidae.
Lalu, apa efeknya untuk manusia? Perlu diketahui sebelumnya, bisa ular picung bisa menyebabkan kemungkinan keracunan parah yang berpotensi mematikan. Namun, tidak diketahui data pasti kematian yang disebabkan ular satu ini.
Adapun beberapa efek bisanya meliputi:
- Nyeri lokal
- Pembengkakan
- Memar
- Pendarahan
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
- Diare
- Pusing
- Pingsan atau kejang
Sesuai namanya, bisa ular picung bisa memicu koagulopati. Apa itu? Dikutip dari Verywell Health, koagulopati (coagulopathy) adalah kelainan pendarahan. Bila pendarahan berlangsung cepat, koagulopati bisa mengakibatkan kerusakan organ dan komplikasi serius.
Beruntungnya, sudah ada penawar bisa ular picung yang bisa segera diaplikasikan. Penawar tersebut bernama anti-yamakagashi antivenom dengan kode SAsJSI01 yang dibuat oleh The Japan Snake Institute. Obat antibisa ular picung ini juga populer dengan nama tiger keelback antivenom.
Namun, penanganan pasien gigitan ular picung perlu perhatian ekstra. Pasalnya, jika sampai ada cedera lebih lanjut, misalnya seperti suntikan, pendarahan berlebihan bisa terjadi. Hal inilah yang menyebabkan ular picung dimasukkan dalam Dangerous Wild Animals Act Tahun 1976.
Akhir kata, efek gigitan ular picung berbahaya bagi manusia sehingga mesti dihindari sebisa mungkin. Tidak mengherankan, LD (Lethal Dose) 50 ular picung adalah 1,29 mg/kg. Angka ini hampir sama dengan kekuatan racun ular welang (Bungarus fasciatus) yang terkenal mematikan!
Fakta-fakta Ular Picung
Selain efek dari racunnya yang berbahaya, detikers yang penasaran bisa membaca sejumlah fakta lain ular picung di bawah ini:
1. Klasifikasi Ilmiah
Diambil dari laman Animalia, klasifikasi ilmiah ular picung atau bisa dikenal sebagai red-necked keelback dalam bahasa Inggris, adalah:
- Kingdom: Animalia
- Filum: Chordata
- Subfilum: Vertebrata
- Kelas: Reptilia
- Ordo: Squamata
- Subordo: Serpentes
- Famili: Colubridae
- Genus: Rhabdophis
- Spesies: Rhabdophis subminiatus
2. Wilayah Persebaran dan Habitat
Ular picung adalah spesies ular native (asli) Asia. Ular ini mendiami Bangladesh, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia Barat, Bhutan, Nepal, India, China, dan Indonesia. Di Indonesia, ular picung terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi.
Ular berbahaya ini adalah reptil semi akuatik. Artinya, mereka dapat ditemukan di wilayah-wilayah dekat air. Aktif pada siang hari, ular picung bisa ditemukan dari wilayah hutan dataran rendah hingga pegunungan setinggi 1.800 meter sebagaimana informasi dari laman Ecology Asia.
3. Ukuran dan Karakteristik
Dirangkum dari laman HKU School of Biological Sciences, ular picung bisa tumbuh hingga 110 sentimeter. Namun, ukuran rata-ratanya berkisar antara 70 hingga 90 cm.
Punggung ular picung berwarna hijau zaitun dengan bercak merah mencolok di leher. Bagian perutnya berwarna abu-abu kehijauan atau kuning kehijauan. Khusus spesimen bayi, kepalanya akan tampak berwarna abu-abu mencolok dan bercak merah.
4. Cara Bertahan
Menurut penjelasan dari laman Thailand Snakes, salah satu sifat menarik ular picung adalah caranya untuk bertahan. Ketika diserang, ular satu ini akan membentangkan leher sehingga tampak sedikit lebih besar.
Lebih menariknya lagi, Kevin Messenger, seorang peneliti mengklaim bahwa ular picung tangkapannya bisa menyemprotkan racun dari belakang lehernya. Hal yang sama juga diketahui dilakukan oleh beberapa spesies ular lain dalam genus Rhabdophis. Namun, diperlukan penelitian lanjutan untuk memastikan kemampuan ini.
5. Status Konservasi
Bagaimana dengan kelangsungan hidup ular picung di alam liar? Apakah ia tergolong terancam punah? Dikutip dari laman IUCN (International Union for Conservation of Nature) Red List, menurut hasil asesmen pada 2019 lalu, ular picung terkategori sebagai LC (Least Concern/tidak mengkhawatirkan).
Demikian pembahasan lengkap mengenai efek gigitan ular picung. Semoga bisa menambah wawasan detikers tentang jenis ular yang menakjubkan ini!
(sto/apu)