Mandi wajib atau mandi besar/junub merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan umat Islam sebelum melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Berikut ini penjelasan hukum mandi wajib sebelum puasa Ramadhan lengkap dengan niat dan tata caranya.
Sebagai informasi, dalam Islam dikenal dua jenis hadas dengan cara penyucian yang berbeda, yakni wudhu dan mandi wajib. Hadas kecil dapat disucikan dengan berwudhu, sedangkan hadas besar wajib disucikan dengan cara mandi wajib atau mandi junub.
Perlu diketahui, mandi wajib berbeda dengan mandi biasa. Sebab, mandi ini memiliki tata cara atau rukun yang harus dipenuhi agar suci dari hadas dan bisa menjalankan ibadah, termasuk puasa Ramadhan, secara sah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hukum Mandi Wajib Sebelum Puasa Ramadhan
Sebelum melaksanakan puasa Ramadhan, umat Islam tidak diharuskan melakukan mandi wajib karena amalan ini hukumnya sunnah. Sebagaimana mandi dalam rangka hendak sholat Jumat, sholat id, sholat gerhana, dan lain-lain.
Seperti yang dijelaskan dalam Kitab Hasyiyah al-Bajuri berikut:
و بقية الأغسال المسنونة مذكورة في المطولات منها الغسل لدخول المدينة الشريفة...ولكل ليلة من رمضان و قيده الأذرعي بمن يحضر الجماعة والمعتمد عدم التقييد بذالك
Artinya, "Dan sisa mandi-mandi yang disunnahkan telah disebutkan dalam kitab-kitab yang panjang pembahasannya. Di antaranya adalah membersihkan badan karena hendak memasuki kota Madinah,... dan setiap malam di bulan Ramadhan. Imam Al-Adzra'i hanya membatasi pada orang yang hendak menghadiri berjamaah, sementara menurut pendapat yang kuat tidak ada pembatasan dalam hal itu."
Meski begitu, mandi wajib diharuskan bagi orang-orang yang berhadas besar ketika hendak melakukan ibadah yang disyaratkan mesti dalam keadaan suci.
Akan tetapi, puasa bukan termasuk ibadah yang disyaratkan demikian. Bahkan seseorang yang memiliki hadas besar karena mimpi basah atau telah berjima boleh berpuasa di siang harinya, meski belum mandi wajib sebelum imsak.
Sebagaimana dijelaskan dalam Kitab al-Mausu'atul Fiqhiyyah berikut:
يَصِحُّ مِنْ الْجُنُبِ أَدَاءُ الصَّوْمِ بِأَنْ يُصْبِحَ صَائِمًا قَبْل أَنْ يَغْتَسِل. فَإِنَّ عَائِشَةَ وَأُمَّ سَلَمَةَ قَالَتَا : نَشْهَدُ عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أِن كَانَ لِيُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ غَيْرِ احْتِلاَمٍ ثُمَّ يَغْتَسِل ثُمَّ يَصُومُ
Artinya, "Orang yang memiliki hadas junub (hadats besar), sah melaksanakan puasa meski ia belum sempat mandi besar sampai pagi puasa. Siti 'Aisyah dan Ummu Salamah pernah berkata, 'Kami melihat Nabi Muhammad saw pagi-pagi masih memiliki hadas junub yang bukan karena mimpi basah, lalu beliau mandi besar dan tetap melaksanakan puasa."
Kondisi yang Mengharuskan Mandi Wajib
Sebagai informasi, mengutip buku Pendidikan Islam Informal, ada 4 kondisi yang mewajibkan seorang muslim untuk melakukan mandi wajib, yakni:
- Ejakulasi atau keluar air mani
- Berhubungan suami-istri
- Wanita usai masa setelah haid
- Berhentinya darah nifas
Dalil tentang Mandi Wajib
Mengutip laman NU Online, mandi wajib merupakan bentuk membersihkan atau menyucikan diri dari hadas wajib dengan cara meratakan seluruh air ke semua bagian tubuh. Mandi wajib ini sifatnya wajib bagi seorang muslim yang berakal sehat.
Dalil pelaksanaan mandi wajib tercantum dalam surat Al Maidah ayat 6:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُۗ مَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ qumtum ilash-shalâti faghsilû wujûhakum wa aidiyakum ilal-marâfiqi wamsaḫû biru'ûsikum wa arjulakum ilal-ka'baîn, wa in kuntum wajiban faththahharû, wa ing kuntum mardlâ au 'alâ safarin au jâ'a aḫadum mingkum minal-ghâ'ithi au lâmastumun-nisâ'a fa lam tajidû mâ'an fa tayammamû sha'îdan thayyiban famsaḫû biwujûhikum wa aidîkum min-h, mâ yurîdullâhu liyaj'ala 'alaikum min ḫarajiw wa lâkiy yurîdu liyuthahhirakum wa liyutimma ni'matahû 'alaikum la'allakum tasykurûn
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan wajib, mandilah.
Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur."
Niat dan Tata Cara Mandi Wajib Puasa Ramadhan
Mengutip buku Fiqh Ibadah dan laman NU Online, berikut bacaan niat dan tata cara mandi wajib yang harus dipahami oleh umat Islam:
- Membaca niat mandi wajib, seperti di bawah ini:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf 'il hadatsil akbari fardhal lillaahi ta'aala
Artinya: "Aku berniat mandi wajib untuk menghilangkan hadas wajib fardhu karena Allah." - Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.
- Mulai membersihkan kotoran-kotoran yang tersembunyi dengan tangan kiri, seperti kemaluan, dubur, bawah ketiak, pusar, dan lain sebagainya.
- Mencuci kedua tangan dengan cara menggosokkan ke sabun atau tanah.
- Berwudhu.
- Menyela pangkal rambut menggunakan jari-jari tangan yang telah dibasuh air hingga menyentuh kulit kepala.
- Siram tubuh dimulai dari bagian kanan sebanyak tiga kali, dilanjutkan sisi bagian kiri.
- Memastikan seluruh lipatan kulit serta bagian yang tersembunyi ikut dibersihkan.
- Setelah semua tubuh disiram air bisa melanjutkan mandi seperti biasa sampai bersih.
- Terakhir, sebelum keluar mandi bisa melakukan wudhu kembali seperti akan melaksanakan sholat.
Doa Setelah Mandi Wajib
Setelah melakukan mandi wajib, dianjurkan untuk membaca doa. Dikutip dari buku Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab, berikut ini bacaan doa setelah mandi wajib:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma-jalni minattawwabina, waj-alni minal-mutathahirrina
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu mensucikan diri."
Demikian penjelasan mengenai hukum mandi wajib sebelum puasa Ramadhan lengkap dengan bacaan niat dan tata caranya.. Semoga bermanfaat, Dab!
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030