Gaya Elit Ekonomi Sulit! Pemuda Kulon Progo Bobol 2 Sekolah demi Modif Motor

Gaya Elit Ekonomi Sulit! Pemuda Kulon Progo Bobol 2 Sekolah demi Modif Motor

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Kamis, 07 Mar 2024 18:15 WIB
Pelaku pencurian di 2 sekolah saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Kulon Progo, Kamis (7/3).
Foto: Pelaku pencurian di 2 sekolah saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Kulon Progo, Kamis (7/3). (Jalu Rahman Dewantara/detikJogja)
Kulon Progo -

Seorang pemuda dicokok polisi gegara mencuri di dua sekolah di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Aksi ini dilakukan karena pelaku butuh uang untuk memenuhi hasratnya dalam memodifikasi sepeda motor.

Aksi ini dilakukan oleh RA (21), warga Kapanewon Lendah, Kulon Progo. Pelaku ditangkap oleh jajaran Polsek Lendah pada Kamis (29/2) lalu.

Kapolsek Lendah, AKP Nunung Tuhono menerangkan kasus ini terungkap setelah pihaknya mendapat laporan pencurian yang menimpa SDN Jatirejo, Lendah. Kasus ini dilaporkan pada Senin (12/2) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada Senin pagi, pelapor yang merupakan penjaga SD datang ke sekolahan untuk bersih-bersih. Kemudian memeriksa kelas dan kantor dulu. Pada saat itu dilihat jendela ruang guru dalam keadaan terbuka dan terdapat bekas congkelan," ucap Nunung dalam jumpa pers di Mapolres Kulon Progo, Kamis (7/3).

"Pelapor bersama guru lain di situ kemudian mengecek bareng-bareng. Nah ternyata didapati, uang tunai yang tersimpan di laci ruang guru sudah hilang sejumlah Rp 3 juta," imbuh Nunung.

ADVERTISEMENT

Mendapati laporan tersebut, petugas Polsek Lendah kemudian melakukan serangkaian penyelidikan. Berdasarkan hasil olah TKP, pemeriksaan sejumlah saksi serta pengecekan CCTV sekolah, terduga pelaku mengerucut pada RA. Pelaku sendiri tinggal dekat dengan sekolah tersebut sehingga dirinya cukup dikenal.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan dan penyelidikan kami di TKP serta keterangan saksi bahwa kejadian itu dilakukan oleh pelaku RA. Sehingga dilakukan penangkapan," ucapnya.

Nunung mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pelaku, terkuak fakta jika yang bersangkutan pernah melakukan aksi serupa di SD lain. Tepatnya di SDN 1 Lendah yang terletak tak jauh dari TKP pertama.

"Dalam pemeriksaan itu pelaku mengaku mencuri di SDN 1 Lendah. Di sana pelaku berhasil membawa 3 unit laptop dan uang sebesar Rp 130 ribu, sehingga total kerugiannya Rp 6 juta," jelasnya.

Nunung mengatakan dalam dua kasus tersebut, pelaku beraksi seorang diri. Modusnya dengan mengendap-endap masuk ke lingkungan sekolah yang tidak dijaga oleh petugas keamanan.

"Pelaku mencari TKP sepi dan penjaga sekolah yang tidak tidur di sekolah," ujarnya.

Dalam kasus ini polisi menyita sejumlah barang bukti antara lain tiga buah laptop, satu kartu memori CCTV, pakaian dan obeng yang digunakan pelaku dalam melancarkan aksinya. Kemudian ada juga barang bukti shockbreaker motor yang merupakan hasil pembelian dari penjualan barang-barang curian tersebut.

"Karena perbuatannya, pelaku akan dikenakan Pasal 363 dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara," ucap Nunung.

Pelaku pencurian di 2 sekolah saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Kulon Progo, Kamis (7/3).Pelaku pencurian di 2 sekolah saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Kulon Progo, Kamis (7/3). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Butuh Duit untuk Modifikasi Motor

Sementara itu pelaku RA yang dihadirkan dalam jumpa pers mengakui perbuatannya. Dia mengaku nekat melakukan aksi tersebut karena butuh uang untuk makan, jajan dan bayar angsuran motor.

"Buat sehari-hari, beli rokok, beli bensin, dan bayar cicilan motor," ucapnya.

Pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta itu juga mengaku jika ide membobol sekolah ini muncul karena sedang butuh biaya untuk modifikasi motornya. Karena itu, pelaku membelanjakan uang haram hasil pencurian buat membeli sebuah shockbreaker yang kini menjadi salah satu barang bukti yang disita polisi.

"Sama mau modifikasi motor juga. Makanya kemarin beli shock dulu. Terus rencananya mau beli knalpot juga," ucapnya.

Pelaku mengatakan barang curian berupa laptop dia jual kepada tukang elektronik. Agar cepat laku, barang itu cuma dijual seharga Rp 500 ribu.

"Saya ngakunya ini laptop punya saudara, terus dijual ke tukang laptop, dan dibeli Rp 500 ribu per laptop," terangnya.

Soal alasan memilih sekolah sebagai sasaran pencurian, pelaku menyebut karena jarak lokasi ke rumahnya tergolong dekat. Sehingga dia hanya perlu jalan kaki untuk sampai ke lokasi sasarannya.

"Ya milih itu karena dekat. Soalnya saat beraksi saya cuma jalan kaki," ujarnya.




(apu/ahy)

Hide Ads