Dinkes Gunungkidul Catat 220 Kasus DBD Sejak 2024, 2 di Antaranya Meninggal

Update

Dinkes Gunungkidul Catat 220 Kasus DBD Sejak 2024, 2 di Antaranya Meninggal

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Kamis, 29 Feb 2024 13:46 WIB
Warga melakukan fogging atau pengasapan di Perning, Jatikalen, Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (14/1/2024). Pengasapan yang dilakukan oleh Karang Taruna setempat secara mandiri itu sebagai upaya pencegahan penyebaran wabah demam berdarah dengue DBD saat perubahan iklim yang berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak Januari hingga November 2023 tercatat ada 76.449 kasus DBD dengan 571 kasus kematian. ANTARA FOTO/Muhammad Mada/foc.
Ilustrasi fogging untuk memberantas jentik nyamuk DBD. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Mada)
Gunungkidul - Kasus demam berdarah dengue atau DBD di Kabupaten Gunungkidul mencapai 220 sepanjang tahun 2024. Bahkan dua bocah meninggal dunia usai terjangkit DBD.

"Menginjak bulan kedua tahun 2024, per hari ini kasus DBD di Gunungkidul ada 220 kasus. Dua meninggal dunia," jelas Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty kepada detikJogja melalui pesan singkat, Kamis (29/2/2024).

Dewi menyebutkan, dua korban tersebut masih berusia masing-masing 5 dan 10 tahun. Dua korban tersebut, Dewi mengatakan berasal masing-masing dari Kapanewon Semin dan Wonosari.

"Korban 5 dan 10 tahun masing-masing dari Semin dan Wonosari," sebutnya.

Tren DBD di Gunungkidul pada tahun 2024, Dewi mengungkapkan meningkat dibanding tahun 2023. Di tahun 2023, Dewi mengatakan ada 260 kasus DBD.

"Satu meninggal," ungkapnya.

Sedangkan dari tahun 2021, Dewi mengatakan kasus DBD di Gunungkidul paling tinggi pada tahun 2022 di angka 457. Di tahun 2021, Dewi menerangkan terdapat 189 kasus DBD di bumi Handayani.

"Di tahun 2021 tiga meninggal. Di tahun 2022 tiga meninggal," paparnya.

Dinkes Gunungkidul Gencarkan Gerakan PSN-3 M

Untuk itu, Dewi menerangkan pihaknya menyiagakan pelayanan kesehatan. Ia juga mengingatkan masyarakat agar melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Selain itu, Dewi mengingatkan pula untuk melakukan menutup dan menguras penampungan air serta mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, atau 3M plus.

"Dinkes hanya mengingatkan kembali dengan penyuluhan ke masyarakat lewat puskesmas agar meningkatkan gerakan PSN dengan 3M plus secara serentak," terangnya.

Bagi masyarakat yang mengalami gejala DBD seperti demam tinggi dengan pendarahan seperti bintik merah di kulit, mimisan dan pendarahan lainnya, Dewi meminta masyarakat untuk segera pergi ke pelayanan kesehatan untuk periksa.

"Segera aja periksa," pungkasnya

[Terdapat perubahan judul dan isi di artikel ini pada 29/2/2024 pukul 17.57 WIB karena ada update data dari Dinkes. Terima kasih-red)




(apl/ams)

Hide Ads